Kamis, 30 April 2009

Menjadi Perawat yang Menyelamatkan Jiwa

MENJADI PERAWAT YANG “MENYELAMATKAN JIWA”

oleh: Rosiana Dewi

Beberapa hari yang lalu saya membaca file pribadi mahasiswa bimbingan akademik saya. Kebanyakan dari mereka menuliskan alasan ingin menjadi perawat adalah karena ingin menolong orang lain, terutama orang yang sedang sakit. Terdengar sangat mulia… Ketika saya magang di sebuah rumah sakit pun ada pasien yang mengatakan dengan menangis haru kepada saya bahwa menjadi perawat adalah pekerjaan mulia. Saya sangat senang mengetahui hal itu. Dulu ketika saya memutuskan untuk mengambil jurusan Ilmu Keperawatan saya juga berpikir demikian, “sungguh betapa mulia seseorang yang mau menolong orang lain dalam keadaan apapun”. Dengan semuanya itu hidup saya tidak akan menjadi sia-sia.

Dulu saya berpikir kalau saya menjadi perawat, atau dokter saya bisa menyelamatkan hidup pasien. Dalam kondisi sekarat, membutuhkan bantuan segera saya harus ada bersama mereka dan saya berpikir saya bisa membantu mereka untuk bertahan hidup. Setelah saya masuk kuliah profesi lalu lulus dan terjun langsung di rumah sakit saya memang merasakan betapa hidup seseorang sangat berarti bagi orang-orang yang ada di dekatnya, karena itu saya harus serius merawat mereka supaya bisa tetap bertahan hidup. Saya dan teman-teman harus berpacu dengan waktu untuk bisa menyelamatkan nyawa seorang pasien.

Seiring berjalannya waktu, entah sejak kapan saya mulai berpikir, jika saya harus sangat serius untuk mempertahankan seseorang untuk tetap bertahan hidup, betapa saya harus lebih serius lagi untuk menyelamatkan jiwa mereka. Ketika mereka sembuh dari sakit, pulih dari kelemahan bahkan hidup mereka dapat berlanjut, mestinya juga jiwa mereka diselamatkan, “hidup” yang sesungguhnya boleh mereka dapatkan. Kalau mereka akhirnya pulih dari sakit dan kembali melanjutkan hidup mereka di dunia namun mereka masih belum percaya pada Juru Selamat, artinya mereka belum “sembuh” karena jiwa mereka belum selamat, masih dalam kondisi “sekarat” dan butuh “bantuan” segera, mereka masih terancam oleh kematian kekal.

Rasul Petrus mengatakan dalam Kis 4:12 “Dan keselamatan tidak ada di dalam siapapun juga selain di dalam Dia, sebab di bawah kolong langit ini tidak ada nama lain yang diberikan kepada manusia yang olehnya kita dapat diselamatkan”. Yesuslah Juru selamat menuju hidup kekal… Hanya dengan memperkenalkan Yesus kepada mereka, kita sudah melakukan “pengobatan” dan usaha “mempertahankan hidup” bagi seseorang yang sedang sakit. Ketika mereka menerima Yesus secara pribadi bukan hanya fisik yang kita obati tetapi jiwa mereka juga kita selamatkan. Dengan demikian mereka benar-benar sembuh dan “pulih” baik fisik maupun jiwa.

Yesus juga pernah menyembuhkan orang sakit (Mat 8:1-17, Luk 5:12-26, 6:6-11, 7:1-10, Luk 8:40-48, Yoh 5:1-18), mencelikkan yang buta (Mat 9:27-31, Mark 8:22-26), membuat yang bisu bicara (Mat 9:32-34), membuat yang tuli bisa mendengar (Mark 7:31-37), mengusir roh jahat (Mat 8:28-34, Mark 5:1-20, Luk 8:26-39), bahkan membangkitkan orang mati (Luk 8:49-56, Yoh 11:1-44). Semua dilakukan bukan hanya membuat mereka bisa memiliki tubuh yang baik, tetapi juga punya iman yang benar kepada Allah. Yesus mengembalikan manusia kepada pemiliknya yaitu Allah. Kita sebagai perawat yang diberikan kuasa untuk mendampingi dan merawat orang sakit sudah semestinya melakukan apa yang Yesus lakukan yaitu mengasihi raga dan juga jiwa manusia, sehingga sungguh-sungguh banyak manusia diselamatkan dan mendapatkan hidup di dunia dan juga di surga.

Parents Day

Terima kasihku untukmu

by Rosiana Dewi

Pertama kali aku membuka mata

Yang aku lihat adalah wajahmu

Pertama kali aku merasakan sentuhan

Yang aku tahu itu jemarimu

Ketika fajar mulai merakah

Aku tahu senyummu yang menyapaku

Betapa senangnya aku

Karena kau selalu ada bersamaku

Memberiku semangat hidup

Memberiku cinta….

Pertama kali aku melangkah

Aku tahu kau yang menuntunku

Pertama kali aku jatuh

Aku tahu kau yang menopangku

Pertama kali aku terluka

Aku tahu kau yang menyembuhkanku

Aku menangis di bahumu

Hingga aku tertidur di pangkuanmu

Saat itu aku tahu hanya kau yang mengerti hatiku

Mama…. Papa….

Terima kasih untuk senyummu

Terima kasih untuk belaianmu

Terima kasih untuk perhatianmu

Terima kasih untuk kasih sayangmu

Happy Parents Day

Mama…. Papa….