Rabu, 15 Juli 2009

Ilmu Pengetahuan dan Teknologi Bagi Manusia

oleh : Rosiana Dewi
Akper Bethesda Yogyakarta

Pendahuluan
Perkembangan zaman dapat dikatakan sangat begitu pesat. Semua sektor kehidupan mengalami perkembangan, semuanya itu menuju ke pembaharuan. Ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi hal yang paling berperan dalam perkembangan kehidupan manusia.
Dahulu orang mengenal alat komunikasi jarak jauh hanya sebatas kentongan dan surat. Sekarang orang dari belahan dunia manapun sudah bisa dijangkau menggunakan telepon, bahkan telepon nir kabel, telepon seluler yang praktis, mungil dan bisa dibawa ke mana saja. Fasilitas di dalamnya pun tidak hanya sekedar untuk bicara tapi juga mengirim pesan singkat, bahkan dilengkapi pula dengan media hiburan bagi penggunanya, ada kamera digital sampai 5 MP, games, internet, dll
Dahulu orang bepergian jalan kaki, memakai kuda, keledai, onta, dan kesulitan bila harus bepergian jarak jauh apalagi menyeberangi lautan luas. Sekarang semua orang bisa menggunakan sepeda motor, mobil, kapal laut, pesawat, bahkan sekarang manusia bisa berjalan-jalan dan berekreasi ke bulan. Sungguh ajaib dan luar biasa….
Dunia kesehatan juga mengalami banyak kemajuan pesat. Mulai dari ditemukannya antibiotic, vaksin, obat-obatan, peralatan medis yang canggih, operasi-operasi besar seperti tranplantasi jantung, bahkan berganti kelamin bisa dilakukan di masa sekarang. Mengubah kondisi pribadi manusia pun bisa dilakukan melalui rekayasa genetika. Semuanya tercipta dari satu pemikiran manusia yang cemerlang.
Dampak iptek bagi kehidupan
Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, sebenarnya seperti 2 sisi mata uang. Di satu sisi dapat menjadi negatif dan di sisi lain positif. Sisi negatif menonjol apabila manusia yang telah menguasai iptek menggunakannya untuk merusak kehidupan manusia. Kejadian 1:27 Mengatakan bahwa manusia diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Manusia diciptakan paling sempurna di antara makhluk yang lain. Manusia diberikan kuasa untuk mengelola alam dan isinya (Kej 1:29), bukan untuk merusaknya. Kalau kemudian manusia menggunakan iptek untuk berganti kelamin, berganti pribadi melalui rekayasa genetika, mencari kepuasan untuk memenuhi hawa nafus, artinya manusia telah merusak gambar dan rupa Allah.
Meskipun demikian iptek bisa menjadi alat bagi manusia menuju kehidupan yang lebih baik. Komputer memudahkan manusia untuk melakukan pekerjaan dan mengembangkan kreativitas. Ponsel membuat manusia bisa berinteraksi dengan banyak orang di segala tempat. Pesawat bisa mengantarkan manusia menuju tempat yang jauh. Bahkan melalui internet manusia bisa menggali ilmu dan wawasan serta keterampilan.
Lalu Bagaimanakah orang Kristen bersikap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi? Apakah menerima atau menolak perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi?
Ada yang menolak dan tidak sedikit yang menerima teknologi. Penolakan terjadi karena beranggapan hidup sederhana merupakan pola hidup yang paling cocok untuk manusia, sedangkan bagi yang pro terhadap teknologi mengganggap teknologi mengambil peranan penting dalam hidup serta bagi masa depan manusia. Lebih jauh terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi dewasa ini, iptek dapat menjadi suatu ‘agama’ bila kita tidak menyadari konsep iptek yang sebenarnya dan peranannya dalam hidup manusia (dapat menentukan baik/ buruknya hidup manusia).
Sejarah Perkembangan ilmu pengetahuan dari zaman ke zaman
1. Zaman gereja mula-mula
Pada masa ini belum ada persoalan mengenai iman dan akal budi/ ilmu pengetahuan. Seiring perkembangannya, muncul golongan Gnostik, Montanus, Marcion, mereka merupakan golongan yang memberikan jawaban atas pertanyaan-pertanyaan mengenai pasal-pasal iman, dan hal itu hanya sebatas pengajaran. Otoritas Alkitab belum dipermasalahkan pada masa ini.
2. Zaman sholastik
Mulanya universitas (di Eropa) memiliki hubungan dengan gereja maupun teologi, namun akhirnya lepas dari gereja dan teologi. Sejak masa itu terjadi masalah antara iman dan akal budi. Sebagai contoh kita melihat pendapat tokoh yang ada pada saat itu, seperti Anselmus (1033-1109) uskup besar Canterburry, berpendapat Credo ut Inteligam artinya aku percaya maka aku mengerti. Pandangan yang bertolak belakang dengan perkataannya diutarakan oleh Petrus Abelardus (1079-1142) yaitu aku mengerti agar aku percaya. Dari kedua pandangan tersebut sudah dapat kita ketahui telah adanya perbedaan pandangan yang sangat mendasar sekali dalam lingkungan Kristen sekali pun.
Thomas Aquinas (1225-1274) menggabunkan teologi Agustinus dengan fisafat Aristoteles, hal ini mengakibatkan teologia Wahyu menjadi teologia alamiah (naturalis), yang beranggapan bahwa manusia mampu memikirkan hikmah ilahi hanya pemikiran itu belum sempurna dan memerlukan rahmat Allah.
Pandangan dari zaman ini akhirnya ditinggalkan, karena orang menganggap ini hanyalah sebuah permainan pikiran yang didalamnya terdapat berbagai macam pandangan oleh para tokoh. Kurang bermanfaat bagi hubungan antara iman dan keKristenan dengan akal budi dan pengetahuan.
3. Zaman renaissance
Manusia sudah mengembangkan pikirannya secara bebas, terutama pemikiran dan penyelidikan mengenai alam semesta. Nicholas Copernicus (1473-1543) berhasil mengeser teori geocentrisnya Plotomeus,dengan mengeluarkan teori heliocentis, hal ini pun dapat menjadi penggoyah kepercayaan orang terhadap gereja dan otoritas Alkitab sendiri pun dipertanyakan. Pada masa ini juga terjadi reformasi gereja, yang dicetuskan oleh Martin Luther dan John Calvin.
4. Zaman rasionalisme
Pada zaman ini ratio menjadi tolak ukur secara mutlak atas kehidupan manusia. Secara terbuka terlihat perseteruan antara iman dan akal budi. Zaman ini juga dikenal sebagai zaman kenbangkitan Ilmu Pengetahuan Alam.
Beberapa tokoh yang ada pada zaman ini, G.W. Leibniz (1646-1716) penemu infinitisimal Calculus bersama dengan Isaac Newton (1642-1727), Blaise Pascal (1523-1662) seorang ahli matematika,menyadari bahwa kebenaran kristen lebih dalam daripada argumen-argumen logika manusia. Auguste Comte (1798-1857) membagi perkembangan teologis manusia dalam tiga tahapan yaitu teologis, metafisis, dan scientific, dimana agama dianggap sesuatu yang sudah lalu.
Pandangan Alkitab terhadap ilmu pengetahuan
• Sumber iptek adalah Allah
Alkitab mengatakan “Baiklah orang bijak mendengar dan menambah ilmu dan baiklah orang yang berpengertian memperoleh bahan pertimbangan (Amsal 1:5). Dari ayat ini kita bisa lihat bahwa Allah sebenarnya menghendaki kita manusia untuk terus mengembangkan diri, menambah ilmu dan pengertian. Hal ini berarti bahwa kita tidak perlu menjauhi iptek tapi justru terus mengembangkannya menjadi lebih baik lagi.
• Iptek bagi kemuliaan Allah
Keluaran 35:30-36:1 mencatat bahwa Allah menunjuk orang-orang yang telah dipilihnya untuk membuat segala keperluan untuk membangun bait Allah. Kemudian Allah memperlengkapi mereka dengan segala keahlian, pengertian dan pengetahuan dalam segala pekerjaan untuk membuat segala rancangan tentang bait Allah. Allah memberikan Rohnya untuk membuat mereka mampu menyelesaikan pembangunan bait Allah seperti yang difirmankan-Nya (ayat 31).
Melalui ayat ini kita tahu bahwa sumber segala pengetahuan dan keahlian adalah Allah. Dan semua itu dipakai untuk melakukan kehendak-Nya (Kel 36:1).
Kejadian 11 :1-9 tentang pembangunan menara Babel menunjukkan betapa manusia begitu sombong dengan kemampuan yang dimiliki. Mereka menggunakan ilmu pengetahuan yang dimiliki untuk mencari nama, membangun kota dengan menara sampai ke langit supaya Tuhan tidak menyerakkan manusia ke seluruh bumi (ayat 4). Hal ini melawan kehendak Tuhan yang mengatakan bahwa manusia harus bertambah banyak memenuhi bumi (Kej 1:28). Karena itu Allah kemudian murka kepada manusia dan mengacaubalaukan bahasa dan menyerakkan manusia ke seluruh bumi sehingga pembangunan kota itu berhenti.
Sikap terhadap iptek
Amsal 1:7 memberikan dasar bagi kita bagaimana harus bersikap terhadap perkembangan iptek. Takut Tuhan merupakan dasar pengertian yang benar tentang ilmu pengetahuan dan hikmat dari Tuhan merupakan pegangan supaya kita tidak jatuh dalam pencobaan karena iptek.
Sering kali iblis memakai iptek untuk memperdaya kita melalui tipu muslihatnya. Internet, ponsel, televise, mobil, bahkan apapun bisa membuat kita jatuh dalam pencobaan. Apapun bentuk pencobaannya, sadar atau tidak sadar iptek sering kali membuat kita terlena.
Efesus 6 : 10-17 membekali kita untuk berperang melawan tipu muslihat iblis.
a. Perisai iman dan ketopong keselamatan
Dengan keyakinan iman bahwa kita telah ditebus dari dosa dan diselamatkan maka kita telah menjadi milik Kristus seutuhnya. Iman kita menjadi perisai yang melindungi kita sehingga si jahat tidak akan dapat mengambil kita dari pada-Nya. Ketika kita berada dalam posisi sulit dalam pencobaan, kita tahu dan yakin Tuhan akan menyelamatkan kita karena kita adalah milik-Nya.
b. Pedang Roh
 Firman Allah
Firman Allah menjadi pelita saat berjalan dalam dunia yang semakin gelap (119:105). Membaca firman Tuhan setiap hari membuat kita semakin mengerti kehendak Tuhan. Firman Tuhan yang tertanam dalam hati menjadi senjata bagi kita untuk melawan godaan-godaan dari si jahat. Bahkan orang yang merenungkan firman Tuhan siang dan malam akan bertumbuh dan berbuah seperti pohon yang ditanam di tepi aliran air (Mzm 1: 1-3). Orang yang sungguh-sungguh merenungkan dan melakukan firman Tuhan bukan hanya menjaga dirinya dari dosa tapi juga menjadi saluran berkat bagi orang lain.
 Berdoa
Berdoa merupakan cara berkomunikasi secara pribadi dengan Tuhan. Dengan berdoa kita mengundang campur tangan Tuhan dalam kehidupan kita. Doa seperti peperangan roh, Roh Tuhan bekerja melawan si jahat, sementara kita diberi kekuatan untuk tetap bertahan dalam pencobaan dengan tetap memiliki damai sejahtera dari Tuhan.
Akhirnya “ kenakanlah sluruh perlengkapan senjata Allah, supaya kamu dapat bertahan melawan tipu muslihat iblis” (Efesus 6:11).
REFERENSI
1.Halim, Sandy, 2004, Iman Kristen dan Ilmu Pengetahuan,Teknologi, Seni, Univertitas Tarumanegara
2.Iman dan Iptek, 2009, http://gkimciumbuleuit.org