Minggu, 15 Maret 2009

ANAK-ANAK PUN BISA DIPAKAI TUHAN

Sebagian besar orang tua menganggap masa anak-anak merupakan masa yang sulit atau mengundang masalah. Banyak orang tua merasa kesulitan menghadapi perilaku anak-anak yang sering kali bandel, keras kepala, suka melawan dan marah tanpa alasan. Pada malam hari mereka sering kali marah dan menangis karena mimpi buruk sementara siang hari mereka merengek-rengek minta dibelikan mainan seperti punya teman-temannya.

Para ahli psikologi anak menyebut masa anak-anak merupakan masa menjelajah. Mengapa demikian?? Karena anak-anak seringkali mencoba mencari tahu tentang lingkungan di sekitarnya dan ingin merasakan bagaimana rasanya menjadi bagian di dalamnya. Hal ini dapat ditunjukkan dengan seringnya mereka bertanya tentang apa saja kepada orang tua atau orang yang lebih dewasa. Yang paling menonjol dari anak-anak adalah meniru pembicaraan dan tindakan orang lain. Karena itu kita harus berhati-hati saat berperilaku dan berkata-kata di depan anak-anak.

Anak-anak juga mulai membangun pengertian tentang benar dan salah. Pengertian tentang benar dan salah masih terbatas pada situasi di dalam rumah dan semakin anak bertambah usia pengertian benar dan salah harus diperluas ketika anak berhubungan dengan orang lain di luar rumah seperti teman bermain, sekolah dan tetangga. Yang lebih penting lagi adalah anak-anak harus bisa meletakkan dasar-dasar dalam hati nurani sebagai petunjuk apakah perilakunya benar atau salah. Dasar dalam hati nurani ini akan dibawa anak sampai dia dewasa nanti. Tugas para orang tua dan pelayan anak sebagai orang dewasa terdekat dalam kehidupan anak adalah menanamkan dasar-dasar tersebut dalam hati anak-anak.

Memperkenalkan Tuhan sejak dini kepada anak merupakan hal yang paling pokok supaya anak dapat menanamkan nilai-nilai dasar yang baik sebagai bekal dalam kehidupannya. Menurut ahli psikologi perkembangan, anak-anak telah memiliki minat terhadap agama. Anak-anak menerima ajaran agama dengan menafsirkan apa yang dilihat dan didengarnya sesuai dengan apa yang sudah diketahui. Berdoa juga bisa menjadi saat yang menyenangkan bagi anak karena sebagian besar anak memandang Tuhan adalah seseorang hebat yang dapat melakukan apa saja.

Dengan dasar-dasar ini sebenarnya kita memiliki banyak kesempatan untuk membawa anak-anak kepada Tuhan. Membawa anak-anak untuk semakin mengenal Tuhan bukan hal yang mudah tetapi membutuhkan ketulusan, kesetiaan dan komitmen yang tinggi. Hal-hal di bawah ini merupakan patokan bagi kita dalam melayani anak-anak.

1. Memenangkan anak kepada Kristus

Bila anak-anak dimenangkan kepada Kristus maka dia mempersembahkan seluruh hidupnya untuk mengasihi dan melayani Kristus. Orang dewasa seringkali berpikir bahwa pelayanan lebih penting ditujukan kepada orang dewasa saja sementara pelayanan kepada anak dianggap hal yang sepele. Pelayanan anak sama pentingnya dengan pelayanan kepada orang dewasa.

2. Memperhatikan hak dan perasaan anak

Ketika bertemu anak di jalan tersenyum dan menyapa mereka dengan hangat. Anak merasa senang dan dekat jika kita menunjukkan sikap hangat sehingga mereka merasa diterima dan diperhatikan.

3. Memperhatikan anak-anak saat kunjungan ke rumahnya

Saat berkunjung bukan hanya berbincang dengan orang tuanya tapi juga dengan anak.

4. Sabar dengan tingkah laku anak

Sabar berarti tidak berharap banyak kepada anak seperti kepada orang dewasa, misalnya harus duduk diam dan tidak main-main. Menjadi marah dan tidak sabar bisa berarti kita berharap terlalu banyak kepada anak.

5. Kehidupan kita tidak menjadi batu sandungan bagi anak

Anak-anak meniru kehidupan orang dewasa di sekitarnya. Karena itu perilaku orang tua dan pelayan anak harus menjadi teladan bagi mereka.

6. Tidak mempermalukan atau menggoda anak

Orang dewasa tidak perlu mengeluarkan kata-kata yang membangkitkan amarah anak atau melemahkan semangat anak.

7. Mendengarkan anak

Mendengarkan berarti meluangkan waktu untuk menjawab pertanyaan anak dan memberikan pujian dan semangat bagi mereka.

8. Suka bergaul dengan anak-anak

Bergaul dengan anak berarti menikmati saat-saat bersama mereka, masuk dalam kesenangan, kehidupan dan persahabatan dengan mereka.

Anak-anak yang dilayani dengan baik akan menghasilkan generasi yang luar biasa. Tuhan bisa memakai siapa saja bahkan anak-anak. Samuel menjadi pelayan Tuhan sejak masih anak-anak (1 Sam 1:28, 2:18). Yoas menjadi raja di usia 7 tahun dan melakukan apa yang benar di mata Allah (2 Raj 12:1-3). Yohanes pembaptis penuh roh kudus sejak kecil (Luk 1:15). Yesus penuh hikmat sejak masih anak-anak (Luk 2:41-52), Timotius mengenal kitab suci sejak kecil ( 2 Tim 3:15).

Diperlukan Hana untuk mengarahkan Samuel (1 Sam 1:9-28), diperlukan Imam Yoyada untuk mengajar Yoas (2 Raja-Raja 11:21- 12:1, 2), diperlukan Yusuf dan Maria untuk melahirkan Yesus (Mat 1:18-25), diperlukan Eunike untuk memunculkan Timotius (2 Tim. 1:5) dan Zakharia serta Elizabeth bagi Yohanes pembabtis (Luk 1:5-25).

Samuel, Yoas, Yohanes Pembabtis, Timotius, dan Yesus tidak turun dari langit. Mereka dipersiapkan. Diperlukan orang tua dan pelayan anak yang memiliki komitmen yang kuat untuk melayani anak-anak. Anak-anak harus mengenal siapa Tuhan dan Juruselamatnya, bahkan dipenuhi dengan roh kudus. Mari kita melayani anak-anak dengan sungguh-sungguh supaya mereka menjadi generasi yang dimenangkan bahkan dipakai Tuhan luar biasa.

REFERENSI

1. Hurlock, 1998, Psikologi Perkembangan, Jakarta: Erlangga.

2. Bina Anak, No 418, 4 Februari 2009, Anak pun bisa dipakai Tuhan, www.pepaksabda.org.

3. Bina Anak, edisi 65, 27 Februari 2002, Komitmen Kesetiaan Guru Melayani Anak-anak, www.pepaksabda.org.