Kamis, 31 Maret 2011

keperawatan maternitas (I)

Perspektif keperawatan maternitas
 Isu-isu >> permasalahan
1. Kematian maternal
• Terjadi selama hamil atau selama 42 hari setelah melahirkan
• Penyebab : komplikasi kehamilan, persalinan, nifas, penyakit lain
a. Sepsis puerpuralis
 Infeksi mikroorganisme (utama : streptokokus), terbanyak dibawa oleh dokter, bidan, penolong persalinan, dll
 Obat golongan sulfonamide dan penisilin
 Perhatikan aborsi oleh tenaga bukan ahli
b. Perdarahan
 Antepartum (plasenta previa dan solusio plasenta)
 Postpartum (retensio plasenta, atonia uteri, trauma kelahiran)
 Abortus
 Kehamilan ektopik
c. Gestosis (toksemia gravidarum)
 Preeklamsia – eklamsia
 Hipertensi menahun
 Penyakit ginjal
d. Perlukaan kelahiran
 Semakin berkurang karena semakin modern
e. Trombo-embolisme
 Semakin berkurang karena semakin modern
2. Kematian perinatal
>> jumlah anak-anak yang tidak menunjukkan tanda-tanda hidup waktu dilahirkan,ditambah jml anak-anak yang meninggal dalam minggu pertama.
>> Sebab : prematuritas, masalah plasenta, pengaruh obat, kelainan kromosom, dll

3. Gangguan psikologis
 Stress pada wanita dapat mempengaruhi :
 Sistem fisiologis >> menimbulkan keluhan : sakit perut, nyeri kepala, gangguan seksual, gangguan siklus mens, gatal-gatal, dll.
 Sistem psikologis >> perasaan/mood : murung, mudah marah, tersinggung, sedih, merasa bersalah, merasa berdosa, dll.
 Sistem sosial >> interaksi dengan lingkungan : menyendiri, menarik diri, malas bekerja sama, sulit berkomunikasi, dll.
 Stress pada wanita hamil :
 Mempengaruhi kehamilan dan perinatal serta praktek kesehatan ibu.
 Wanita karir >> berperan ganda : bekerja dan merawat kandungan.
 Depresi pada wanita :
 Wanita lebih mudah stress dan lebih mudah depresi >> kadang kehamilan, kelahiran dan menjadi orang tua menjadi sesuatu yang menakutkan.

Masalah kesehatan jiwa dalam keperawatan maternitas :
1. Post partum blues
Wanita mengalami gangguan mood, berakhir pada hari ke-14 dan puncaknya pada hari ke-5. Ibu merasa down, mudah menangis tanpa alasan yang jelas, ibu merasa kelelahan, konsentrasi rendah, merasa kehilangan, sedih, merasa bermusuhan dengan suami, mudah tersinggung, merasakan kegembiraan yang meluap-luap, mulai keluar dari realita. Insiden 75% dari ibu.
Resiko bunuh diri minimal, efek pada bayi minimal.
Intervensi : diskusikan tentang perasaan, ungkapkan perasaan marah, sabar, berikan support dan pengertian.
2. Severe post partum depresi
Depresi lebih hebat dari postpartum blues, kecemasan, phobi, ketakutan akan sesuatu yang membahayakan bayinya, hipocondriasis, berat badan menurun, insomnia, apatis, banyak kehilangan energi, merasa kehilangan cinta dan harga diri dan merasa bersalah. Meningkat setelah 6 bulan persalinan dan berakhir setelah 1 tahun.
Ada resiko bunuh diri, insiden 1:10, efek pada bayi : bayi menjadi kurang sentuhan, perkembangan minimal dan lambat, mungkin menyyebabkan gangguan tidur dan nutrisi.
Intervensi : hospitalisasi dengan kecemasan dan resiko bunuh diri
3. Borderline depression
 Meningkat setelah 12 bulan persalinan.
 Kehilangan kontak dengan realita
 Ada resiko bunuh diri
 Intervensi : hospitalisasi dengan psikoterapi intensive dan lama
 Efek terhadap bayi : bayi mungkin mengalami penyiksaan atau kekerasan
4. Psikosa postpartum
 Biasanya muncul mulai bulan pertama setelah kelahiran
 Delusi, halusinasi, disorientasi, perasaan ketakutan yang kuat untuk keadaan diri sendiri dan bayi, paranoid, reaksi obsessive yang kuat atau bipolar dari mania menuju depresi
 Kehilangan kontak dengan realita
 Sering dialami oleh ibu yang mengalami keguguran, kematian bayi dalam kandungan atau setelah melahirkan
 Resiko bunuh diri dan bayi
 Insiden : 2%
 Intervensi : hospitalisasi support psikoterapi, terapi obat, ECT jalan terakhir
 Berlanjut dengan ketergantungan obat-obatan
 Efek terhadap bayi sangat berbahaya

Sumber :
1. Mochtar, R. (no date). Sinopsis Obstetri. EGC, Jakarta.
2. PSIK FK UGM. (2001). NSC Maternitas, Materi Kuliah Keperawatan Maternitas,Yogyakarta.
3. Wiknjosastro, H. (1999). Ilmu kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

keperawatan maternitas (I)

Perspektif keperawatan maternitas
 Isu-isu >> permasalahan
1. Kematian maternal
• Terjadi selama hamil atau selama 42 hari setelah melahirkan
• Penyebab : komplikasi kehamilan, persalinan, nifas, penyakit lain
a. Sepsis puerpuralis
 Infeksi mikroorganisme (utama : streptokokus), terbanyak dibawa oleh dokter, bidan, penolong persalinan, dll
 Obat golongan sulfonamide dan penisilin
 Perhatikan aborsi oleh tenaga bukan ahli
b. Perdarahan
 Antepartum (plasenta previa dan solusio plasenta)
 Postpartum (retensio plasenta, atonia uteri, trauma kelahiran)
 Abortus
 Kehamilan ektopik
c. Gestosis (toksemia gravidarum)
 Preeklamsia – eklamsia
 Hipertensi menahun
 Penyakit ginjal
d. Perlukaan kelahiran
 Semakin berkurang karena semakin modern
e. Trombo-embolisme
 Semakin berkurang karena semakin modern
2. Kematian perinatal
>> jumlah anak-anak yang tidak menunjukkan tanda-tanda hidup waktu dilahirkan,ditambah jml anak-anak yang meninggal dalam minggu pertama.
>> Sebab : prematuritas, masalah plasenta, pengaruh obat, kelainan kromosom, dll

3. Gangguan psikologis
 Stress pada wanita dapat mempengaruhi :
 Sistem fisiologis >> menimbulkan keluhan : sakit perut, nyeri kepala, gangguan seksual, gangguan siklus mens, gatal-gatal, dll.
 Sistem psikologis >> perasaan/mood : murung, mudah marah, tersinggung, sedih, merasa bersalah, merasa berdosa, dll.
 Sistem sosial >> interaksi dengan lingkungan : menyendiri, menarik diri, malas bekerja sama, sulit berkomunikasi, dll.
 Stress pada wanita hamil :
 Mempengaruhi kehamilan dan perinatal serta praktek kesehatan ibu.
 Wanita karir >> berperan ganda : bekerja dan merawat kandungan.
 Depresi pada wanita :
 Wanita lebih mudah stress dan lebih mudah depresi >> kadang kehamilan, kelahiran dan menjadi orang tua menjadi sesuatu yang menakutkan.

Masalah kesehatan jiwa dalam keperawatan maternitas :
1. Post partum blues
Wanita mengalami gangguan mood, berakhir pada hari ke-14 dan puncaknya pada hari ke-5. Ibu merasa down, mudah menangis tanpa alasan yang jelas, ibu merasa kelelahan, konsentrasi rendah, merasa kehilangan, sedih, merasa bermusuhan dengan suami, mudah tersinggung, merasakan kegembiraan yang meluap-luap, mulai keluar dari realita. Insiden 75% dari ibu.
Resiko bunuh diri minimal, efek pada bayi minimal.
Intervensi : diskusikan tentang perasaan, ungkapkan perasaan marah, sabar, berikan support dan pengertian.
2. Severe post partum depresi
Depresi lebih hebat dari postpartum blues, kecemasan, phobi, ketakutan akan sesuatu yang membahayakan bayinya, hipocondriasis, berat badan menurun, insomnia, apatis, banyak kehilangan energi, merasa kehilangan cinta dan harga diri dan merasa bersalah. Meningkat setelah 6 bulan persalinan dan berakhir setelah 1 tahun.
Ada resiko bunuh diri, insiden 1:10, efek pada bayi : bayi menjadi kurang sentuhan, perkembangan minimal dan lambat, mungkin menyyebabkan gangguan tidur dan nutrisi.
Intervensi : hospitalisasi dengan kecemasan dan resiko bunuh diri
3. Borderline depression
 Meningkat setelah 12 bulan persalinan.
 Kehilangan kontak dengan realita
 Ada resiko bunuh diri
 Intervensi : hospitalisasi dengan psikoterapi intensive dan lama
 Efek terhadap bayi : bayi mungkin mengalami penyiksaan atau kekerasan
4. Psikosa postpartum
 Biasanya muncul mulai bulan pertama setelah kelahiran
 Delusi, halusinasi, disorientasi, perasaan ketakutan yang kuat untuk keadaan diri sendiri dan bayi, paranoid, reaksi obsessive yang kuat atau bipolar dari mania menuju depresi
 Kehilangan kontak dengan realita
 Sering dialami oleh ibu yang mengalami keguguran, kematian bayi dalam kandungan atau setelah melahirkan
 Resiko bunuh diri dan bayi
 Insiden : 2%
 Intervensi : hospitalisasi support psikoterapi, terapi obat, ECT jalan terakhir
 Berlanjut dengan ketergantungan obat-obatan
 Efek terhadap bayi sangat berbahaya

Sumber :
1. Mochtar, R. (no date). Sinopsis Obstetri. EGC, Jakarta.
2. PSIK FK UGM. (2001). NSC Maternitas, Materi Kuliah Keperawatan Maternitas,Yogyakarta.
3. Wiknjosastro, H. (1999). Ilmu kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

Minggu, 27 Maret 2011

SOP AYAM TOMAT

Satu lagi resep hasil modifikasi yang sudah diuji coba di dapur eksperimen adalah SOP AYAM TOMAT. Resep ini dimodifikasi dari resep yang didapat di bungkus sebuah penyedap masakan “Masako”. Selamat mencoba....
Bahan:
1. Ayam ½ kg potong2 ukuran sedang
2. Tomat ukuran sedang 8 buah
3. Daun bawang 1 batang
4. Bawang putih ukuran sedang 3 siung
5. Merica bubuk ½ sdt
6. Tepung maizena 1 sdt
7. Minyak goreng secukupnya
8. Garam secukupnya
9. Air 1 liter
Cara membuat :
1. Rebus ayam hingga matang dalam 1 liter air
2. Pisahkan ayam dengan air kaldunya
3. Cincang kasar tomat
4. Iris serong daun bawang
5. Tumbuk kasar bawang putih bersama garam
6. Cairkan tepung maizena dalam ½ gelas air
7. Tumis bawang putih yang telah ditumbuk sampai harum
8. Masukkan air kaldu ayam
9. Masukkan tomat yang telah dicincang
10. Masukkan daun bawang
11. Masukkan merica bubuk
12. Setelah mendidih masukkan ayam
13. Tambahkan tepung maizena cair
14. Tunggu hingga kuah mendidih dan sedikit mengental
Hidangkan selagi masih panas. Resep ini untuk 5 porsi. Selamat mencoba....

Rabu, 09 Maret 2011

KEBUTUHAN SEKSUALITAS

PENGERTIAN
 Merupakan kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan 2 individu secara pribadi yg saling menghargai, memperhatikan, dan menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara kedua individu tersebut
 seksualitas meliputi bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunuksikan perasaan tersebut terhadap orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti, sentuhan, ciuman, pelukan, senggama, atau melalui perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, etiket, berpakaian, dan perbendaharaan kata.
 Raharjo (1999) menjelaskan bahwa seksualitas merupakan suatu konsep, kontruksi sosial terhadap nilai, orientasi, dan perilaku yang berkaitan dengan seks.
 kesehatan seksual menurut WHO (1975) sebagai “pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual, dengan cara yang positif, memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi, dan cinta”.
Tinjauan seksual dari beberapa aspek
• Aspek biologis
Pandangan anatomi dan fisiologi sistem reproduksi, kemampuan organ seks dan adanya hormonal serta sistem syaraf yg berfungsi atau berhubungan dgn kebutuhan seksual
• Aspek psikologis
Pandangan terhadap identitas jenis kelamin, sebuah perasaan dari diri sendiri terhadap kesadaran identitasnya serta memandang gambaran seksual
• Aspek sosial budaya
Merupakan pandangan budaya atau keyakinan yg berlaku di masyarakat terhadap kebutuhan seksual serta perilakunya di masyarakat
PERKEMBANGAN SEKSUALITAS
MASA PRANATAL DAN BAYI
 Komponen fisik/biologis : sudah berkembang,
Mampu merespon rangsang, misal : ereksi, pelumas vagina (saat mandi merasakan adanya perasaan senang)
 Komponen psikososial :
 Bayi : fokus kebutuhan rasa aman, nyaman, kesenangan, nutrisi
 Berkembang rasa percaya
 Respon terhadap interaksi figur orang tua
 Mulai belajar jenis kelamin
 Perkembangan psikoseksual (Sigmund Freud) :
Tahap oral
 Umur 0-1 tahun
 Kepuasan dicapai dgn menghisap, menggigit, mengunyah atau bersuara
 Misal : menetek, menghisap jari
 Masalah : menyapih dan makan
Tahap anal
 Terjadi umur 1-3 thn
 Kepuasan terjadi saat pengeluaran feses
 kadang-kadang mencoba memasukan kembali atau menahan feses, sering menjadikan feses sebagai mainan.
 Dapat dilatih kebersihan
MASA KANAK-KANAK
 Dibagi dalam masa todler, prasekolah dan sekolah
 Biologis: struktur anatomi dan fisiologi terus berkembang
 Psikososial : mulai mengidentifikasi dirinya sebagai laki-laki atau perempuan
Belajar perasaan diri melalui interaksi dengan figur orang tua
 Perkembangan psikoseksual :
Tahap oedipal/phalik
 terjadi usia 3-5 thn
 Kepuasan anak terletak pada rangsang otoerotis : meraba, nikmat pada beberapa daerah
 Mengidentifikasi jenis kelamin
 berperan sesuai jenis kelamin
 Menyukai lain jenis (laki-laki dekat dgn ibu, perempuan dekat dgn ayah)
Pada anak laki-laki dekat dengan ibu, bangga terhadap penisnya.
Pada anak perempuan dekat dengan ayah karena ayah suka mengagumi kecantikannya dan senang bermain dengannya.
Tahap laten
 Terjadi pada umur 5-12 thn
 Suka berinteraksi dgn kelompok/sebaya
 Dorongan libido mereda
 Banyak bertanya masalah seksual melalui interaksi dengan orang dewasa, membaca atau berfantasi
 Mulai memasuki masa pubertas
MASA PUBERTAS
 Biologis: terjadi kematangan fisik (pubertas) dan kematangan psikososial (remaja)
 Perubahan fisik :
Laki-laki : TB, BB, perkembangan otot, bulu, ukuran penis
Perempuan : TB, BB, bentuk tubuh, ukuran payudara, menstruasi
 Psikososial : perubahan body image, perhatian besar pada perubahan fungsi tubuh, belajar perilaku pada kondisi sosial baru, konflik emosi (mudah tersinggung, malu, ingin dimengerti)
 Perkembangan Psikoseksual
Tahap genital :
 Terjadi > 12 thn
 Berespon thd sensasi menyenangkan / permainan erotis (fantasi, masturbasi)
MASA DEWASA MUDA DAN PERTENGAHAN UMUR
 Biologis :
o umur 18-30 thn
 kematangan anatomi dan fisiologi, BB, TB dan kondisi tubuh.
 Perkembangan ciri seks sekunder mencapai puncak
o Pertengahan umur : terjadi perubahan hormon
 Wanita: penurunan estrogen, pengecilan payudara, cairan vagina berkurang
 Pria : menurunnya reaksi ereksi, penurunan ukuran penis, penurunan produksi semen
 Psikososial :
 Intim dnegan lawan jenis, menikah, melahirkan, punya anak menyebabkan terjadinya perubahan peran
 Interaksi seksual : kominikasi terbuka tentang seks dengan partner, pengetahuan yg baik tentang diri dan kemampuannya serta tentang partnernya
MASA DEWASA TUA
 Biologis :
 Perempuan : atropi vagina, jaringan payudara, cairan vagina menurun, intensitas orgasme menurun
 Laki-laki : menurunnya produksi sperma, intensitas orgasme menurun, terlambat mencapai ereksi, pembesaran kelenjar prostat
 Psikososial :
Masalah yg mempengaruhi perkembangan seksualitas:
 penyesuaian terhadap perubahan body image
 penyesuaian terhadap perubahan dlm keluarga, status perkawinan, pensiun, perubahan fungsi tubuh, menurunnya mobilitas
Bila pada masa dewasa tua dan lansia seseorang tidak mampu berespon positif terhadap perubahan maka orang tersebut dapat merasakan penurunan harga diri (HDR) dan kemudian menyebabkan isolasi sosial
PERILAKU PERAN JENIS KELAMIN
 Mulai sejak lahir dan berlangsung sepanjang hidup
 Dipengaruhi oleh struktur fisik, perasaan internal tentang laki-laki/perempuan, nilai keluarga, nilai budaya
 Peran laki-laki dewasa (perilaku yg menyertai):
pencari nafkah, ayah, olahragawan, mencintai lawan jenis, bercelana panjang, fisik kuat, ekspresi perasaan terkontrol
 Perempuan diharapkan : ekspresi emosi lembut
ORIENTASI SEKSUAL
 Orientasi seksual merupakan preferensi yang jelas, persisten, dan erotik seseorang untuk jenis kelaminnya atau orang lain. Dengan kata lain orientasi seksual adalah keteratarikan emosional, romantik, seksual, atau rasa sayang yang bertahan lama terhadap orang lain
 Orientasi seksual memiliki rentang dari Homoseksual murni sampai dengan Heteroseksual murni termasuk didalamnya Biseksual
 Homoseksual : mengalami ketertarikan emosional, romantik, seksual, atau rasa sayang pada sejenis
 biseksual : merasa nyaman melakukan hubungan seksual dengan kedua jenis kelamin
VARIASI DALAM EKSPRESI SEKSUAL
 Transeksual adalah orang yang identitas seksual atau jender nya berlawanan dengan sex biologisnya
Seseorang merasa terperangkap dengan tubuhnya yang tidak sesuai dengan perasaan seksualnya (’disforia jender’.)
 Transvetit biasanya adalah pria heteroseksual secara periodik berpakaian seperti wanita untuk pemuasan pikologis dan seksual. Sikap ini bersifat sangat pribadi bahkan bagi orang yang terdekat sekalipun.
KARAKTERISTIK KESEHATAN SEKSUAL
 Mengekspresikan perubahan tubuh secara positif
 Mempunyai pengertian tentang seksualitas
 Keserasian pengertian antara biologic sex, gender identity dan gender behaviour
 Perilaku sesuai dengan konsep diri
 Menyadari perasaan dan seksualnya
 Berespon secara fisik dan mental bagi diri dan partner
 Merasa mampu untuk tetap bahagia dan menghasilkan keturunan
PENYIMPANGAN SEKSUAL
 Transeksualisme :
Bentuk penyimpangan seks ditandai perasaan tdk suka dgn alat kelaminnya, ada keinginan berganti kelamin
 Pedofilia :
Kepuasan seks dgn objek anak-anak di bawah usia pubertas (ditandai dgn fantasi)
Dapat disebabkan skizophrenia, sadisme organik, gangguan kepribadian organik
 Eksibisionisme :
Kepuasan seksual dicapai dgn mempertontonkan alat kelamin di muka umum. Dilakukan mendadak di depan orang yg tidak dikenal namun tidak ada upaya untuk melakukan hubungan seks
 Fetisisme
Kepuasan seksual dicapai dgn menggunakan benda seks seperti sepatu tinggi, pakaian dalam, stoking.
Disfungsi ini dapat terjadi karena eksperimen seksual yg normal dan bedah pergantian kelamin
 Transvestisme
Kepuasan seksual dicapai dgn memakai pakaian lawan jenis dan melakukan peran seks yg berlawanan, misalnya pria senang menggunakan pakaian dalam wanita
 Voyerisme/skopofolia
Kepuasan seksual dicapai dgn melihat alat kelamin org lain atau aktivitas seks yag dilakukan orang lain
 Masokisme
Kepuasan seksual dicapai melalui kekerasan atau disakiti terlebih dahulu secara fisik maupun psikologis
 Sadisme
Kebalikan masokisme, kepuasan seks didapat dgn menyakiti objeknya baik fisik maupun psikologis. Dpt disebabkan karena perkosaan dan pendidikan yg salah
 Homoseksual atau lesbianisme
Penyimpangan seksual ditandai dengan ketertarikan secara fisik maupun emosi kepada sesama jenis. Kepuasan seks didapat dengan berhubungan dgn orang dgn jenis kelamin sama
 Zoofilia
Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan objek binatang
 Sodomi
Kepuasan seks dicapai dgn hubungan melalui anus
 Nekrofilia
Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan objek mayat
 Koprofilia
Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan objek feses
 Urolagnia
Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan objek urine yg diminum
 Oral seks/kunilingus
Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan mulut pada alat kelamin wanita
 Felaksio
Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan mulut pd kelamin laki-laki
 Froterisme/friksionisme
Kepuasan seks dicapai dgn menggosokkan penis pd pantat wanita atau badan yg berpakaian di tempat yg penuh sesak manusia
 Goronto
Kepuasan seks dicapai melalui dgn lansia
 Frottage
Kepuasan seks dicapai dgn cara meraba org yg disenangi tanpa diketahui lawan jenis
 Pornografi
Gambar/tulisan yg dibuat scr khusus utk memberi rangsangan seksual
BENTUK ABNORMALITAS SEKSUAL AKIBAT DORONGAN SEKSUAL ABNORMAL
Prostitusi
 Pola dorongan seks tidak wajar
 Tidak terintegrasi dlm kepribadian
 Relasi bersifat impersonal tanpa ada afeksi
 Emosi berlangsung cepat
 Tidak ada orgasme pada wanita
 Dpt terjadi pada laki-laki maupun wanita
 Pada laki-laki disebabkan karena keinginan mencari variasi dlm seks, iseng dan ingin menyalurkan kebutuhan seks
 Pada wanita dpt disebabkan karena faktor ekonomi, disorganisasi kehidupan keluarga, nafsu seks abnormal
Perzinahan
 Relasi seks laki-laki dan wanita yg bukan pasangan suami-istri
 Pada wanita terjadi bila relasi afeksional atau emosional yg sangat kuat
 Pada pria biasanya karena rasa iseng atau dorongan untuk memuaskan nafsu sesaat
Frigiditas
 Ketidakmampuan wanita mengalami hasrat seksual atau orgasme selama senggama
 Ditandai berkurang atau tidak adanya ketertarikan pd hubungan seks atau tdk mampu menghayati orgasme dlm koitus
 Disebabkan karena kelainan dlm rahim atua vagina, hub yg tdk baik dgn suami, cemas, bersalah, atau takut
Impotensi
 Ketidakmampuan pria utk melakukan relasi seks atau senggama atau ketidakmampuan utk mencapai dan mempertahankan ereksi
 Banyak disebabkan karena faktor psikologis, kecemasan, ketekutan, pengalaman buruk masa lalu, persepsi seks yg salah
Ejakulasi prematur
 Terjadi pembuangan sperma terlalu dini sebelum ada penetrasi dalam vagina atau beberapa detik setelah penetrasi
 Umumnya disebsbkan karena kurangnya rasa percaya diri serta kegagalan dlm membangun hub suami istri
Vaginismus
 Kejang berupa penegangan atau pengerasan yg sangat menyakitkan pd vagina atau kontraksi yg sangat kuat shg penis terjepit
 Dapat terjadi karena kelainan organ dan psikologis (rasa takut)
Dispareunia
 Timbulnya kesulitan dlm melakukan senggama atau rasa sakit saat koitus
 Dapat terjadi saat sperma keluar, atau kurang cairan vagina
Anorgasme
 Kegagalan mencapai klimaks selama bersenggama
 Bersifat psikis
 Ditandai dgn pengeluaran sperma, tanpa ada puncak kepuasan
 Karena faktor psikis atau organik seperti ketidakmampuan penetrasi utk memberi rangsang atau vagina longgar
Kesukaran koitus pertama
 Terjadi kesulitan dlm melakukan koitus pertama
 Dapat karena kurang pengetahuan diantara pasangan, ada ketakutan, rasa cemas dlm berhubungan seks, dll


SIKLUS RESPON SEKSUAL
TAHAP SUKACITA (excitement)
• Tahap awal dlm merespon seks
• Wanita : byk lendir vagina, dinding vagina menebal, sensitivitas klitoris meningkat, putting menegang, ukuran payudara meningkat
• Pria : ereksi penis, penebalan dan elevasi skrotum
TAHAP KESTABILAN (Plateu)
• Wanita : mengalami retraksi di bawah klitoris, byk lendir vagina dan labia mayora, elevasi serviks dan uterus, meningkatnya otot pernafasan
• Laki-laki : meningkatnya ukuran gland penis, tekanan otot pernafasan
TAHAP ORGASME (PUNCAK)
 Wanita :
 Vasocongestion (payudara dan vagina menjadi lebih besar, tubuh hangat atau panas, perubahan warna payudara dan alat kelamin
 Myotonia (kontraksi uterus, rektal, spincter uretra dan otot2 lain yg tdk disengaja) hiperventilasi dan peningkatan nadi
 Pria : relaksasi spinchter kandung kencing, hiperventilasi, meningkatnya denyut nadi, ejakulasi
TAHAP RESOLUSI (PEREDAAN)
 Wanita : relaksasi dinding vagina, perubahan warna labia mayora, pernafasan, nadi, tekanan darah, otot2
 Pria : menurunnya pernafasan, denyut nadi, penis melemas
 Pada tahap resolusi pria mengalami periode refraktori bila dilanjutkan stimulasi menjadi tidak enak
 Pada wanita tidak mengalami periode refraktori sehingga mampu orgasme kembali


Berikut ini adalah tiga contoh impuls seksual wanita

 Contoh 1 orgasme berganda
 contoh 2 gairah yang mencapai level stabil tanpa terus mencapai orgasme
 contoh 3 memperlihatkan beberapa penurunan singkat dalam tahap perangsang diikuti sebuah tahap resolusi yang bahkan lebih cepat
FAKTOR YG MEMPENGARUHI MASALAH SEKSUAL
 Tidak adanya panutan (role model)
 Gangguan struktur dan fungsi tubuh, seperti trauma, obat, kehamilan, abnormalitas anatomi vagina
 Kurang pengetahuan atau informasi yg salah mengenai masalah seksual
 Penganiayaan fisik
 Adanya penyimpangan psikoseksual
 Konflik terhadap nilai
 Kehilangan pasangan karena perpisahan atau kematian
 Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual
 Fisik (kelelahan, medikasi, citra tubuh, kehamilan, dll)
 Hubungan dengan parter (kedekatan, kemesraan)
 Gaya hidup (penggunaan alkohol, pekerjaan, pembagian waktu)
 Harga diri (dipengaruhi oleh perkosaan, inses, penganiayaan fisik/emosi, ketidakadekuatan pendidikan seks, pengaharapan pribadi atau kultural yang tidak realistik.
 Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual (menurut Purnawan, 2004)
FAKTOR INTERNAL
 Perkembangan seksual (fisik, psikologis)
 Pengetahuan mengenaikesehatan reproduksi
 motivasi
FAKTOR EKSTERNAL
 Keluarga
 Pergaulan
 Media masa

(RD; http://www.rosiana-nursing.blogspot.com)

Rabu, 02 Maret 2011

NUTRISI BAGI IBU HAMIL (II)

Selain memperhatikan kandungan gizi dalam makanan, ibu hamil juga harus memperhatikan pemilihan bahan makanan dan cara pengolahannya.
1. Tidak terlalu asin atau pedas
2. Mengandung lemak cukup tinggi
3. Tidak mengandung alkohol
4. Hindari makanan yang mengandung bahan pengawet, zat pewarna dan vetsin
5. Pilih sayuran dan buah-buahan segar
6. Pilih daging dan ikan segar
7. Hindari bahan makanan olahan seperti telur asin, ikan asin atau daging yang diawetkan
8. Cuci bahan makanan sampai bersih sebelum dimasak tapi tetap memperhatikan kandungan gizi di dalamnya
9. Masak makanan sampai matang namun jangan terlalu matang
10. Hindari penggunaan minyak goreng berkali-kali
11. Perrhatikan selalu tanggal kadaluarsa dan komposisi vitamin dan mineral dalam bahan makanan
12. Perhatikan kemasan bahan makanan di dalam kaleng, hindari mengkonsumsi makanan kaleng yang sudah berkarat
13. Simpan peralatan dapur dengan baik untuk menjaga kebersihannya
14. Jangan membiarkan binatang berkeliaran di dapur

Makanlah dengan teratur dan porsi yang cukup, dengan tetap memperhatikan kebutuhan ibu dan juga janin.

Sumber : Christian, M. & Yusron, N. (2006). 1001 Tentang Kehamilan. TriExs Media, Jakarta.

NUTRISI BAGI IBU HAMIL (I)

Kesehatan ibu hamil dan janinnya sangat dipengaruhi oleh nutrisi yang diperolehnya. Nutrisi yang dikonsumsi harus mengandung cukup gizi karena pada wanita hamil kebutuhan gizi tambahan dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim, payudara, pertambahan voume darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin. Untuk semua keperluan tersebut ibu hamil membutuhkan tambahan gizi sekitar 15% lebih banyak dari biasanya. Dari semua makanan yang dikonsumsi ibu hamil 40% akan diserap oleh janin, sementara sisanya 60% digunakan untuk kebutuhan si ibu. Meningkatnya jumlah makaan yang dikonsumsi mengakibatkan peningkatan berat badan ibu. Pada usia kehamilan 9 bulan peningkatan berat badan sekitar 11-13 kg.
Makanan untuk ibu hamil haruslah merupakan makanan dengan menu lengkap dan seimbang, yaitu mengandung unsur-unsur sumer tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung.
• Sumber tenaga
Wanita hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori perhari atau sekitar 15% lebih banyak dari jumlah normal (2800-3000 kalori perhari). Sumber energi ini dapat diperoleh dari makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak. Jenis makanan yang mengandung karbohidrat misalnya beras, kentang, sagu, jagung, terigu, ubi dan sejenisnya. Makanan yang mengandung lemak dapat berupa lemak nabati dan hewani. Makanan yang mengandung lemak nabati diperoleh dari margarin, minyak sayur, minyak sawit, dan sejenisnya, sedangkan lemak hewani dapat diperoleh dari mentega, susu, dan keju.
• Sumber pembangun
Makanan sumber pembangun adalah makanan yang mengandung zat yang diperlukan untuk pembentukan jaringan dan sel-sel baru dalam tubuh ibu, membentuk plasenta, membentuk air ketuban serta menambah unsur-unsur cairan darah, terutama haemoglobin dan plasma darah yang digunakan untuk mengangkut zat-zat asam yang dibutuhkan selama kehamilan. Zat pembangun ini dapat diperoleh dari protein. Kebutuhan protein pada wanita hamil mencapai 80 gr/hari. Dari jumlah tersebut 70% nya digunakan untuk kebutuhan janin.
Makanan sumberprotein bisa dari hewani maupun nabati. Sumber protein hewani bisa ditemukan dalam ikan, udang, kepiting, kerang, daging sapi, daging ayam, telur, susu dan keju. Sumber protein nabati didapat dari kacang-kacangan, tahu dan tempe.
• Sumber pengatur dan pelindung
Makanan dikatakan sebagai sumber pengatur dan pelindung krena dibutuhkan untuk mengatur proses metabolisme dan melindungi tubuh dari serangan penyakit. Untuk melakukan fungsi tersebut makanan harus mengandung berbagai unsur mineral, zat kapur, zat besi, vitamin A, vitamin C, dan asam folat. Makanan yang menjadi sumber pengatur dan pelindung berupa sayuran dan buah-buahan segar.

Berikut ini akan dijelaskan berbagai macam vitamin dan mineral beserta fungsinya dalam tubuh dan sumbernya.
1. Zat kapur
Diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin. Kebutuhan selama hamil bertambah sekitar 400 mg. Sayuran berwarna hijau dan kacang-kacangan merupakan makanan yang mengandung zat kapur, ditemukan juga pada susu dan keju.
2. Fosfor
Penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Sumbernya diperoleh dalamsusu, keju dan daging.
3. Zat besi
Diperlukan untuk pembentukan sel darah merah yang baru. Penambahan sel darah merah sangat diperlukan dalam proses persalinan dan menyusui, selain juga untuk menunjang proses kehamilan. Zat besi banyak ditemukan dalam sayuran hijau, kacang-kacangan, kuning telur, hati, kernag dan ikan.
4. Yodium
Merupakan mineral yang sangat penting untuk mencagah terjadinya cacat mental dan fisik (kerdil). Sumber makanan yang banyak mengandung yodium antara lain minyak ikan, ikan laut, dan garam beryodium.
5. Vitamin A
Diperlukan untuk pertumbuhan sel, jaringan, gigi dan tulang. Dapat diperoleh dengan mengkonsumsi kuning telur, hati, mentega, sayuran hijau, dan buah-buahan berwarna kuning seperti wortel, tomat dan nangka.
6. Vitamin B6
Berguna untuk mendukung pembentukan sel darah merah, kesehatan gigi dan gusi. Vitamin B6 terdapat dalam makanan seperti gandum, jagung, hati dan daging.
7. Vitamin B12
Merupakan salah satu vitamin yang berguna untuk mendukung pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringan syaraf. Banyak terdapat dalam telur, daging, hati, keju, ikan laut dan kerang.
8. Vitamin C
Diperlukan untuk membentuk jaringan ikat dann pembuluh darah. Vitamin C banyak terdapat dalam sayuran hijau dan buah seperti jeruk, tomat, melon, pepaya, dll.
9. Vitamin D
Berfungsi untuk membantu penyerapan zat kapur dan fosfor dalam proses mineralisasi tulang dan gigi yang banyak terdapat dalam ikan laut, susu dan margarin.
10. Vitamin K
Dibutuhkan untuk mencagah terjadinya perdarahan yaitu dengan mendukung proses pembekuan darah supaya bisa terjadi secara normal. Makanan yang banyak mengandung vitamin K adalah ikan laut, hati dan sayuran hijau.
11. Asam folat
Berguna untuk mendukung pertumbuhan dan pembentukan sel darah merah, serta produksi inti sel. Sumber makanan yang mengandung asam folat adalah hati, daging, ikan, dan sayuran berwarna hijau.

Sumber : Christian, M. & Yusron, N. (2006). 1001 Tentang Kehamilan. TriExs Media, Jakarta.

Selasa, 01 Maret 2011

Soto Cakalang

Sebenarnya ini sih Cuma modifikasi aja dari soto-soto yang lain, kalau biasanya soto dipadukan dengan daging ayam ato sapi maka saya mencoba untuk memadukan soto dengan daging ikan cakalang. Setelah dicoba di dapur eksperimen (setiap sabtu saya menyempatkan diri untuk mencoba resep baru atau memodifikasi resep yang sudah ada) ternyata hasilnya lumayan.... selamat mencoba...

Bahan-bahan :
1. 1 keping bihun
2. 2 ekor ikan cakalang
3. 5 lembar kol
4. 100 gr kacang tanah
5. Kecap manis
6. 3 siung Bawang merah (ukuran sedang)
7. 3 siung bawang putih (ukuran sedang)
8. 1 ruas jari jahe
9. 1 ruas jari kunyit
10. 1 batang serai
11. 2 lembar daun jeruk
12. 1 lembar daun bawang
13. 1 buah jeruk nipis
14. Garam secukupnya
15. Merica bubuk 1 sdt
16. Air secukupnya

Cara membuat :
1. Rendam bihun dalam air panas, setelah lembek tiriskan
2. Cuci kol kemudian iris tipis
3. Cuci ikan cakalang kemudian lumuri dengan air jeruk nipis dan garamkemudian digoreng
4. Iris tipis bawang merah kemudian digoreng
5. Cuci kacang tanah kemudian digoreng
6. Iris serong daun bawang
7. Haluskan bawang putih, jahe, kunyit dan garam
8. Goreng bumbu dengan sedikit minyak sampai harum
9. Masukkan serai, daun jeruk dan daun bawang
10. Masukkan air kurang lebih 1 liter
11. Setelah air panas masukkan merica bubuk dan tunggu sampai air mendidih

Cara penyajian :
1. Ambil secukupnya bihun lalu tempatkan dalam piring saji
2. Ambil kol secukupnya
3. Siram dengan kuah yang masih panas
4. Taburi kacang tanah dan bawang goreng
5. Taburi dengan daging ikan cakalang yang telah disuwir
6. Tambahkan kecap manis

Resep ini bisa untuk 3 – 4 orang. Kalau suka pedes boleh juga disiapkan sambelnya, dan biasanya ada krupuk juga sebagai pelengkap... hmmm....yummmyyy.... (RD) http://rosiana-nuka.blogspot.com/

Seks...??? Hmmm.....

Seks...denger judulnya aja udah ngeri... sebenarnya karena beberapa kali menjadi tempat curhat dari beberapa teman mengenai masalah ini jadi saya terdorong untuk menulis tema ini. Pada saat teman menceritakan permasalahannya mengenai seks bebas, respon pertama yang keluar adalah kaget. Bukannya sok naif atau bagaimana tapi terus terang bagi saya seks adalah hal yang sangat pribadi sehingga tidak perlu diceritakan kepada orang lain. Namun setelah mendengar dengan fokus ternyata memang teman ini begitu tersiksa karena terikat seks bebas dan ingin segera keluar dari jerat yang tampaknya begitu nikmat ini.

Ternyata seks bebas sudah menjadi perbincangan yang cukup hangat bagi kaum muda sekarang... Ada yang enjoy dengan kebiasaan buruknya itu namun banyak juga yang merasa bersalah, tersiksa, terjerat dan bahkan merasa tidak berharga. Rupanya cukup banyak dampak dari seks bebas. Dan latar belakang kenapa mereka melakukannya ternyata juga bervariasi, ada yang karena sakit hati dikhianati pasangan sebelumnya, ada yang beralasan karena cinta, ada yang melakukannya karena hubungan dengan pacar tidak direstui orang tua, dan banyak macam alasan lainnya.

Sebenarnya apa itu seks? Saya pernah mengikuti sebuah seminar bagi anak muda mengenai Love, Seks and Dating di sebuah gereja. Dalam makalahnya disebutkan bahwa seks merupakan keinginan seorang laki-laki atau seorang perempuan akan lawan jenisnya (Jusuf BS, 1995). Seks adalah ikatan batiniah pria dan wanita dalam persetubuhan. Seks adalah naluri alamiah manusia yang ada sejak ia dilahirkan. Seks memliki nilai tinggi bagi setiap manusia. Tuhan menciptakan naluri seks supaya manusia menikmatinya hanya dalam hubungan pernikahan. Di luar pernikahan seks adalah dosa dan membawa kepada kehancuran. Seks akan dipuaskan dan hanya dapat dipuaskan dengan benar dan dengan tidak menjadi dosa (tanpa kepahitan dan kerusakan hidup) yaitu dalam pernikahan yang suci. Peranan utama seks bagi manusia adalah lambang persekutuan. Yaitu persekutuan dalam perkawinan, suatu hubungan seumur hidup yang diikat oleh janji-janji dan yang berdasarkan kasih, kepercayaan dan kesetiaan, dan tujuan bersama (Jack, 2000).

Itulah seks yang sebenarnya. Bukan dosa sepanjang dilakukan sesuai dengan aturan dan mengikuti norma-norma agama. Bagaimana dengan seks yang dilakukan diluar pernikahan? Sudah pasti apapun alasannya tidak dibenarkan karena selain melanggar norma, seks diluar pernikahan menimbulkan dampak yang luar biasa dahsyat dan hampir seluruhnya dampak buruk. Beberapa dampak yang mungkin terjadi :
 Penularan penyakit kelamin, seperti: AIDS, Sepilis, dll.
 Menurunnya derajat nilai seks yang semestinya melayani pasangan dalam pernikahan, namun hanya untuk kesenangan pribadi saja sehingga penghargaan terhadap seksualitas kurang.
 Kehamilan yang tidak diinginkan, sehingga terjadi tindakan aborsi (menggugurkan kandungan). Di Amerika 9% dari kelahiran dalam satu tahun (360.000) dilahirkan oleh remaja yang belum menikah (Jackson, 2005). Data tentang aborsi di Indonesia menunjukkan peningkatan

TAHUN 1997 1.000.000 Janin/taun --
Tahun 1998 1.750.000 Janin/tahun Naik 75%
April 2000 2.300.000 Janin/tahun Naik 31%
Mei 200 2.600.000 Janin/tahun Naik 13%
Oktober 2002 3.000.000 Janin/tahun Naik 15%
Sumber: www.aborsi.net

 Gangguan psikologis antara lain: Merasa bersalah, Takut, Merasa tidak berarti, dll.
Meskipun seks diluar pernikahan dilakukan secara aman, misalnya dengan pelindung atau alat kontrasepsi akan tetap muncul dampak buruk yaitu masalah psikologis. Merasa tidak berarti, merasa takut, bersalah, tidak berharga sering kali muncul dari pasangan yang melakukannya. Yang paling parah adalah ketidakpercayaan kepada pasangannya. Meskipun kemudian mereka menikah, hal buruk yang mungkin muncul setelah mereka menikah adalah rasa tidak percaya. Satu pihak bisa saja merasa curiga kepada pasangannya jangan-jangan si pasangan ini juga melakukan seks dengan orang lain di luar sepengetahuan dia. Hal ini yang sangat berbahaya bagi pasangan yang sudah menikah namun sudah melakukan seks sebelum menikah. Seksualitas yang semestinya sakral dan pribadi dinilai begitu rendah karena telah dilakukan diluar pernikahan dengan alasan kesenangan dan cinta.

Bagaimana cara mengkontrol godaan seks? Ini dia...
 Hindari pergaulan bebas yang menjurus kepada godaan seksual (pergi ke tempat pelacuran, pesta seks, pacaran kelewat batas, dll)
 Lakukan pekerjaan, kegiatan dan olahraga teratur guna menyalurkan energi dan menghilangkan pikiran-pikiran buruk mengenai seksualitas
 Hindari tontonan atau gambar yang menjurus ke arah porno dan dapat merangsang nafsu seksual.
 Memupuk kerohanian anda dengan memahami kebenaran firman Tuhan.

Hmm...lalu bagaimana dengan teman-teman yang sudah terlanjur terikat seks bebas? Segeralah keluar dari kubangan itu dengan cara:
 Mengaku dosa di hadapan Tuhan, bertobat dan hidup baru dalam iman.
Jujurlah kepada Tuhan dan kepada diri sendiri untuk dosa-dosa yang telah dilakukan, tundukkan diri di hadapan Tuhan dan bertobatlah, miliki hidup baru di dalam iman kepada Tuhan.
 Waspadai kelemahan tersebut dan hindari tindakan yang menjurus kepada hal-hal seksual.
Besar kemungkinan manusia untuk jatuh dalam dosa yang sama karena itu waspadalah dengan kelemahan terebut. Hindari tindakan atau hal-hal yang menjurus kepada seksualitas
 Tingkatkan kehidupan rohani supaya godaan seksual tidak menguasai.
Bergaullah dengan anak-anak Tuhan supaya juga kehidupan rohani bisa bertumbuh sehingga seluruh tindakan, pikiran dan hidup kita tidak dikuasai oleh godaan termasuk seksualitas
 Bersihkan pemikiran dari bayangan tentang seksual.
Pikiran negatif apapun bentuknya bila dibiarkan dapat menjadi perusak yang luar biasa, karena itu pikirkan hal-hal positif dan membangun supaya semakin hari kita diperbaharui dan semakin bersih dari godaan seksualitas.

Semoga tulisan ini bermanfaat... Terimakasih untuk suami tercinta yang sudah mau membagikan makalahnya untuk melengkapi tulisan ini. (RD)http://rosiana-nuka.blogspot.com