Minggu, 15 Mei 2011

POWER DALAM KEPERAWATAN

Power berasal dari bahasa latin “ Potere” yang berarti be able. Secara sederhana power diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan.
Perawat kadang-kadang memperlihatkan power ketika ada sesuatu yang immoral, menyimpang atau kontradiksi dengan hakikat Caring dalam keperawatan. Ketika memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarganya, tujuan perawat adalah memberikan informasi yang dibutuhkan dan untuk mengubah perilaku supaya tercapai peningkatan kesehatan yang optimal. Hal ini adalah salah satu praktek power dalam keperawatan. Perawat secara teratur mempengaruhi pasien dalam upayanya meningkatkan status kesehatan merupaka elemen yang penting dalam praktek keperawatan. Mengubah perilaku teman sekerja dengan memberitahukan/menginstruksikan kebijakan baru yang diimplementasikan dalam unit keperawatan merupakan contoh lain bagaimana perawat mempraktekkan power.

TIPE POWER
1. Coercive power
Berdasarkan pada rasa takut, paksaan dan kemampuan untuk menghukum.
Orang tua tampak memiliki kekuatan karena kemampuannya untuk memberi hukuman terhadap perilaku yang tidak baik.
2. Reward power
Berdasarkan pada kemampuan untuk memberikan hadiah atau penghargaan.
Orang tua tampak memiliki kekuatan juga karena memiliki kemampuan untuk memberikan hadiah atau penghargaan terhadap perilaku yang baik.
3. Expert power
Dihasilkan dari ilmu pengetahuan dan kemampuan seseorang yang dimiliki lebih dari yang lain. Seorang professor dianggap ahli/expert dalam kelas dan menjadi seorang yang penuh kuasa/powerful.
4. Legitimate power
Kekuatan yang dimiliki karena kedudukan/status seseorang yang dimiliki dalam suatu organisasi.
Presiden Amerika dipandang dunia sebagai orang yang penuh kekuatan karena hasil pemilihan umum.
5. Referent power
Power yang terjadi karena pengikut-pengikut memiliki hasrat untuk mengikuti seseorang yang dianggapnya memiliki kekuatan.
Remaja berpakaian seperti artis favorit mereka karena ingin meniru segala aspek perilaku idolanya.
6. Information power
Dibentuk dari informasi yang dimiliki seseorang, informasi tersebut dibutuhkan oleh orang lain.
Seorang siswa yang dengan mudah menyelesaikan ulangan matematika akan dicari teman-temannya untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah.
7. Connection power
Dibentuk karena adanya hubungan dengan orang-orang yang dianggap punya kekuatan.
Ada orang-orang yang pergi ke pertemuan politik supaya dapat dilihat sebagai orang yang memiliki kekuatan secara politik.
Perawat menggunakan semua tipe tersebut dalam praktek klinik maupun manajerial. Perawat yang mengajarkan kepada orang tua tentang perawatan bayi yang baru lahir menggunakan expert dan information power melalui informasi yang dibagikan kepada orang tua tersebut. Perawat juga mempraktekkan legitimate power karena mereka adalah perawat yang terdaftar dan karena itu mendapat status yang sesuai oleh masyarakat. Perawat yang baru lulus berada dalam status yang “belum sepenuhnya dipercaya” sampai dia sukses menunjukkan kompetensinya dalam praktek klinik. Mereka mungkin melihat coercive dan reward power dari manajer keperawatan sehubungan dengan evaluasi keberlangsungan pekerjaannya.
Pendidik keperawatan dan pembimbing klinik menjadi role model bagi mahasiswa keperawatan. Pendidik dan pembimbing klinik memperaktekkan referent power karena mahasiswa meniru perilaku mereka. Contoh conection power terjadi dalam banyak hal dalm perkumpulan social di tempat kerja. Seseorang dengan status tinggi (missal direktur) dalam suatu organisasi mungkin diajak bicara oleh manajer yang akan meningkatkan hierarki organisasi.
Tipe-tipe tersebut menggambarkan potensi kekuatan. Memiliki status tinggi dalam organisasi dapat memberikan ketenaran, tapi power tergantung pada kemampuan untuk menggabungkan tujuan dengan posisi tersebut. Ketika kita mendengar bahwa “pengetahuan adalah kekuatan”, power diperoleh dari apa yang kita lakukan dengan pengetahuan tersebut. Berbagi pengetahuan dapat memperluas kekuatan seseorang dan “menguasai” orang lain dengan cara memberikan informasi atau keahlian tersebut yang mereka butuhkan dalam suatu situasi.

Referensi:
1. Kozier, B. (1997). Fundamental of Nursing : Concept, Process & Practice (5th edition). California: Addison Wesley Publishing Co.
2. Schutzenhofer, K.K. Leading and Managing in Nursing, Mosby Yearbook