Minggu, 27 Februari 2011

7 Pilar Kesatuan Gereja Dalam Kitab Efesus

“Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan melalui semua dan di dalam semua.” (Efesus 4:3-6)
1. Satu Tubuh.
Arti “satu Tubuh” adalah menunjuk kepada Gereja yang adalah tubuh Kristus, dan orang-orang percaya adalah anggota-anggota dari Tubuh itu. Jadi orang yang menerima Yesus sebagai Juruselamat dan telah lahir baru ia adalah anggota tubuh Kristus, secara universal dan personal. Bukan anggota denominasi suatu gereja. Istilah Tubuh Kristus tidak ditemukan dalam kitab-kitab lain kecuali dalam tulisan Paulus. Hampir dapat dibilang tidak ada Tubuh Kristus (kecuali dalam pikiran Allah) setidaknya sampai Kristus datang ke dunia. Dalam Alkitab, di luar surat Paulus tidak ditemukan gereja menyandang julukan tersebut (Baker, 619).
2. Satu Roh.
Setiap orang yang percaya kepada Kristus memiliki Roh yang sama. Sebab tidak ada seorangpun yang dapat berkata Yesus adalah Tuhan selain Roh Kudus yang ada pada orang tersebut. Sebab kita yang percaya diberi minum dari satu Roh (1 Korintus 12:3,13). Dan Roh inilah yang melahirbarukan orang percaya. Jadi jika seseorang berkata percaya kepada Yesus, maka ia memiliki Roh yang sama dengan kita yang Percaya juga kepada Kristus.
3. Satu Pengharapan.
Gereja Tubuh Kristus pada masa ini memiliki pengharapan yang unik, yakni pengangkatan oleh Tuhan ke surga sebelum masa Tribulasi (kesusahan besar). Pengharapan tentang kehidupan kekal di surga inilah yang perlu untuk dipersatukan. Kita tidak sedang membicarakan tentang pengharapan di bumi ini. Pengharapan akan hidup di bumi ini sangatlah berbeda satu dengan lainnya, namun pengharapan hidup kekal haruslah sama atau satu. Periksalah diri anda apakah anda memiliki pengharapan keselamatan secara pasti ke surga.
4. Satu Tuhan.
Semua orang bisa berkata “Tuhan, Tuhan, Tuhan.” namun Tuhan apa yang dimaksud? Jangan hanya berseru Tuhan,Tuhan,Tuhan, tapi anda tidak mengenal siapa Tuhan anda. Orang percaya memiliki konsep Tuhan yang sama, bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Tuhan inilah yang memperkenalkan diriNya dalam pribadi Yesus Kristus yang telah menyerahkan hidupNya untuk menyelamatkan manusia yang berdosa.
5. Satu Iman.
Potensi iman sudah ada sejak anda lahir, dan tidak semua iman itu menuntun anda kepada kepastian masuk surga di akhirat. Namun iman kepada Kristulah yang memberi kepastian masuk surga kepada anda. Kesatuan inilah yang dimiinta oleh Paulus supaya dijaga. Jika iman anda belum sesuai pada patokan ini, anda belum dapat dikatakan sebagai anggota Gereja Tubuh Kristus. Kecuali percaya dan berpaling dengan iman kepada Kristus.
6. Satu Baptisan.
Paling tidak ada 12 baptisan dalam Alkitab (akan dibahas khusus), namun hanya satu baptisan yang menyelamatkan. Karena kitab Efesus ini adalah tulisan Paulus, maka pemahaman tentang baptisan tidak dapat dipisahkan dari teologi Paulus tentang bptisan. Tentulah dalam kitab ini Paulus sedang berbicara tentang baptisan Roh, yang bukan dilakukan oleh manusia. Sesuai dengan Roma 6:3, bahwa orang percaya dibaptis ke dalam kematian Kristus untuk menjadi satu Tubuh dengan Kristus. Baptisan model apapun yang anda alami selama ini tidak menyelamatkan anda ke surga, kecuali anda mengalami baptisan Roh yang menjadikan anda “ciptaan baru”.
7. Satu Allah.
Pengetahuan yang benar tentang Allah di antara orang percaya harus satu, yakni memahami Allah sebagai “Bapa dari semua” dan “di atas semua”. Bapa dari semua berarti Allah merupakan sumber sagala yang ada. Dialah yang menciptakan alam semesta ini dari tidak ada menjadi ada. Dia atas semua berarti Allah memiliki derajat atau kedudukan tertinggi dari apapun. Kedudukan tinggi ini menjadikan Dia layak menerima hormat dan sembah dari manusia.
Hendaklah kesatuah Roh terpelihara sempurna di antara orang percaya.
Tuhan Yesus memberkati.
(bahan dari tulisan “YB”; red.)

Kamis, 24 Februari 2011

Kiat Keperawatan (Nursing Arts)

Nursing arts (kiat keperawatan) :
1. Nursing is caring
Memberikan asuhan keperawatan tanpa membeda-bedakan klien
2. Nursing is sharing
Selalu melakukan diskusi dengan perawat lain, anggotatim kesehatan maupun klien
3. Nursing is laughing
Senyum merupakan salah satu kiat untuk memberikan rasa nyaman kepada klien
4. Nursing is crying
Menerima respon emosional baik dari klien maupun perawat lain sebagai suatu hal yang biasa disaat senang ataupun duka
5. Nursing is touching
Menggunakan sentuhan untuk menciptakan rasa nyaman
6. Nursing is helping
Asuhan keperawatan dilakukan untuk menolong klien dengan sepenuhnya memahami kondisinya
7. Nursing is believing in others
Meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan untuk meningkatkan status kesehatannya
8. Nursing is trusting
Menjaga kepercayaan orang lain/klien dengan menjaga mutu asuhan keperawatan
9. Nursing is believing in self
Meyakini bahwa dirinya memiliki pengetahuan dan mampu menolong orang lain dalam memelihara kesehatannya
10. Nursing is learning
Selalu belajar dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan profesional
11. Nursing is respecting
Memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan kepada orang lain/klien dengan menjaga kepercayaan dan rahasia klien
12. Nursing is listening
Mau menjadi pendengar yang baik saat klien mengeluh
13. Nursing is doing
Melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif berdasarkan pengetahuannya
14. Nursing is feeling
Dapat menerima, merasakan dan memahami perasaan duka, senang, frustasi, dan rasa puas klien
15. Nursing is accepting
Dapat menerima diri sendiri sebelum dapat menerima orang lain
(Gaffar, 1999)

Minggu, 20 Februari 2011

Dasar-Dasar Keperawatan

DASAR KEPERAWATAN

Rosiana Dewi

1. Pengertian Keperawatan
a. Pengertian keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yamg meripakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diadsarkan pada ilmu dan kiat keperawatan , berbentuk pelayanan bio- psiko- sosial- spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada indifidu, keluarga dan mesyarakan, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
b. Pengertian perawat
• UU RI No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki diperoleh melalui pendidikan keperawatan.
• Kepmenkes no 1239 tahun 2001 dan Rancangan Undang-Undang Keperawatan
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Tyalor C Lillis C Lemone (1989)
Perawat adalah seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dengan melindungi seseorang karena sakit, luka dan proses penuaan.
• ICN (international council of nursing) tahun 1965
Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang memenuhi syarat serta berwenang di negeri bersangkutan untuk memberikan pelayanan keperawatan yan bertanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit dan pelayanan penderita sakit.

2. Falsafah keperawatan
Falsafah keperawatan merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan.
Esensi falsafah keperawatan :
a. Memandang bahwa pasien sebagai manusia yang utuh (Holistik) yang harus dipenuhi segala kebutuhannya baik kebutuhan biologis, psikologis, spiritual dan sosial yang diberikan secara komperhensif dan tidak bisa dilakukan secara sepihak / sebagian dari kebutuhan.
b. Bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan harus secara langsung dengan memperhatikan aspek kemanusiaan (humanistic)
c. Setiap orang berhak mendapatkan perawatan tanpa memandang perbedaan suku, kepercayaan, status sosial, agama, dan ekonomi. (universal)
d. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan, mengingat perawat pekerja dalam ruang lingkup tim kesehatan bukan sendiri-sendiri.
e. Pasien adalah mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan, bukan seorang penerima jasa yang pasif.

3. Peran, fungsi dan tugas perawat
a. Peran perawat
Menurut pendapat Doheny (1982) ada beberapa elemen peran perawat professional antara lain : care giver, client advocate, conselor, educator, collaborator, coordinator change agent, consultant dan interpersonal proses.

Pemberi asuhan keperawatan ( care giver )
a. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai yang komplek.
b. Dalam memberikan pelayanan / asuhan keperawatan, perawat memperhatikan individu sebagai makhluk yang holistic dan unik.
c. Peran utamanya adalah memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang meliputi intervensi / tindakan keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan, dan menjalankan tindakan medis sesuai dengan pendelegasian yang diberikan
Client Advocate (Pembela Klien)
a. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (informed consent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.
b. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140). Hak-Hak Klien antara lain :
1. Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya
2. Hak atas informasi tentang penyakitnya
3. Hak atas privacy
4. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
5. Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :
1. Hak atas informasi yang benar
2. Hak untuk bekerja sesuai standart
3. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
4. Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
5. Hak atas rahasia pribadi
6. Hak atas balas jasa
Conselor
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.
Peran perawat :
1. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.
2. Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
3. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
4. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan
Educator
Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana seseorang guru membantu murid untuk belajar. Belajar adalah sebuah proses interaktif antara guru dengan satu atau banyak pelajar dimana pembelajaran obyek khusus atau keinginan untuk merubah perilaku adalah tujuannya. (Redman, 1998 : 8 ). Inti dari perubahan perilaku selalu didapat dari pengetahuan baru atau ketrampilan secara teknis.
collaborator
a. peran perawat di sini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi, dan lain- lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diiperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
b. Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan demi memenuhi kebutuhhan kesehatan klien.
change agent
Sebagai pembaharu, perawat mengadakan inovasi dalam cara berpikir, bersikap, bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan klien / keluarga agar menjadi sehat.
Elemen ini mencakup perenccanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dalam berhubungan dengan klien dan cara memberikan perawatan kepada klien.
b. Fungsi perawat
Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya : fungsi independent, fungsi dependen, dan fungsi intterdependen.
1. fungsi independent
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis ( pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktifitas dan lain- lain ), pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta dan mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2. fungsi dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. fungsi interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang menderita penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam memberikan tindakan pengobatan bekerja sama dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat yang telah diberikan.

4. Sejarah perkembangan keperawatan
a. Sejarah perkembangan keperawatan di dunia
• Zaman pubakala ( primitive culture)
Orang-orang pada zaman dahulu hidup dalam keadaan primitive. Namun demikian mereka sudah mampu sedikit pengetahuan dan kecakapan dalam merawat atau mengobati. Pekerjaan "merawat" dikerjakan berdasarkan naluri (instink) naluri binatang "mother instinct" (naluri keibuan) yang merupakan suatu naluri dalam yang bersendi pada pemeliharaan jenis (melindungi anak, merawat orang lemah)
Perawatan dan pengobatan secara praktis telah dilakukan oleh orang-orang primitive, misalnya
 Merawat dan mengobati luka-luka
 Menurunkan panas dengan memberikan air minum yang banyak atau perawatannya dengan menggunakan air (kompres)
 Membuka absoes dengan menggunakan batu-batu tajam
 Menhentikan pendarahan dengan menggunakan batu-batu panas
 Pemakaian tumbuh-tumbuhan sebagai pengobatan penyakit
• Zaman keagamaan
Dimana orang yang sakit disebabkan oleh kutukan/dosa dari Tuhan. Tempat-tempat ibadah menjadi tempat alternative untuk menyembuhkan orang sakit dengan pendeta/pemimpin sebagai tabib dan perawat sebagai budaknya.
• Zaman masehi
Dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani. Dimana saat itu banyak terbentuk diakones yaitu suatu bentuk organisasi wanita yang bertujuan untuk mengunjungi orang sakit sedangkan bagi yang laki-laki bertugas memberikan perawatan dan penguburan bagi yang meninggal. Pada pemerintahan Lord Constantine didirikan tempat Hospes yaitu tempat untuk menampung orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan. Pada saat itu didirikan rumah sakit di Roma yaitu Monastic Hospital.
• Zaman abad 16
Pada masa ini stuktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama ke kekuasaan, yaitu perang, eksplorasi kekayaan, dan semangat colonial. Gereja dan tempat-tempat ibadah ditutup, padahal gereja dan tempat-tempat ibadah ini dugunakan orde-orde agama untuk merawat orang sakit. Sebagai dampak negatifnya tenaga perawat berkurang. Untuk memenuhi kurangnya perawat, bekas wanita tuna susila yang sudah bertobat bekerja sebagai perawat .dampak positifnya pada masa ini adalah banyak wanita-wanita dari orde-orde secara sukarela menjadi perawat untuk menolong korban-korban dari perang salib. Hingga pada akhirnya muncullah tokoh Florence Nightingale (1820-1910) dengan mendirikan sekolah perawat.
b. Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia
Seperti halnya perkembangan keperawatan di dunia, di Indonesia pada awalnya pelayanan perawatan masih didasarkan pada naluri, kemudian berkembang menjadi aliran animisme, dan orang bijak beragama.
1) Penjaga orang sakit (POS/zieken oppasser)
Sejak masuknya Vereenigge oost Indische Compagine di Indonesia mulai didirikan rumah sakit, Binnen Hospital adalah RS pertama yang didirikan tahun 1799, tenaga kesehatan yang melayani adalah para dokter bedah, tenaga perawat diambil dari putra pertiwi. Pekerjaan perawat pada saat itu bukan pekerjaan dermawan atau intelektual, melainkan pekerjaan yang hanya pantas dilakukan oleh prajurit yang bertugas pada kompeni. Tugas perawat pada saat itu adalah memasak dan membersihkan bagsal (domestik work), mengontol pasien, menjaga pasien agar tidak lari/pasien gangguan kejiwaan.
2) Model keperawatan Vokasional (abad 19)
Berkembangnya pendidikan keperawatan non formal, pendidikan diberikan melalui pelatihan-pelatihan model vokasional dan dipadukan dengan latihan kerja.
3) Model keperawatan kuratif (1920)
Pelayanan pengobatan menyeluruh bagi masyarakat dilakukan oleh perawat seperti imunisasi/vaksinasi, dan pengobatan penyakit seksual.
4) Keperawatan semi professional
Tuntutan kebutuhan akan pelayanan kesehatan (keperawatan) yang bermutu oleh masyarakat, menjadikan tenaga keperawatan dipacu untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan. Pendidikan-pendidikan dasar keperawatan dengan sistem magang selama 4 tahun bagi lulusan sekolah dasar mulai bermunculan.
5) Keperawatan preventif
Pemerintahan belana menganggap perlunya hygiene dan sanitasi serta penyuluhan dalam upaya pencegahan dan pengendalian wabah, pemerintah juga menyadari bahwa tindakan kuratif hanya berdampak minimal bagi masyarakat dan hanya ditujukan bagi mereka yang sakit. Pada tahun 1937 didirikan sekolah mantri higene di Purwokerto, pendidikan ini terfokus pada pelayanan kesehatan lingkungan dan bukan merupakan pengobatan.
6) Menuju keperawatan professional
sejak Indonesia merdeka (1945) perkembangan keperawatan mulai nyata dengan berdirinya sekolah pengatur rawat (SPR) dan sekolah bidan di RS besar yang bertujuan untuk menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pendidikan itu diberuntukan bagi mereka lulusan SLTP ditambah pendidikan selama 3 tahun, disamping itu juga didirikan sekolah bagi guru perawat dan bidan untuk menjadi guru di SPR. Perkembangan keperawatan semakin nyata dengan didirikannya organisasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia tahun 1974.
7) Keperawatan professional
Melalui lokakarya nasional keprawatan dengan kerjasama antara Depdikbud RI, Depkes RI dan DPP PPNI, ditetapkan definisi, tugas, fungsi dan kompetensi tenaga perawat professional di Indonesia. Diilhami dari hasil lokakarya itu maka didirikanlah akademi keperawatan, kemudian disusul pendirian PSIK FK-UI (1985) dan kemudian didirikan pula program paska sarjana (1999).

5. Paradigma keperawatan (manusia, kesehatan, keperawatan, lingkungan)
a. Masterman (1970)
Paradigma keperawatan merupakan pandangan fundamental tentang persoalan dalam cabang ilmu pengetahuan yaitu keperawatan
b. Gaffar (1997)
Paradigma keperawatan adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan.
Paradigma keperawatan berfungsi untuk :
a. Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktek dan organisasi profesi
b. membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia keperawatan dan membantu perawat memahami fenomena yang terjadi di sekitarnya
Paradigma keperawatan meliputi 4 komponen :
a. MANUSIA
1) Konsep manusia
Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain.
Konsep tentang manusia ada bermacam-macam. Konsep seseorang tentang “manusia” dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut:
a. Filsafat hidup individu atau bangsa
Sebagai contoh: seorang komunis tentu mempunyai konsep yang dipengarui oleh falsafah negaranya berasakan komunis dan tidak meyakini adanya Tuhan. Hal ini tentu saja berbeda dengan bangsa Indonesia.
b. Pengalaman hidup seseorang
Seseorang yang beinteraksi dengan baik maka ia akan menganggap manusia adalah makluk yang baik sebaliknya manusia yang tidak menyenangkan saat berinteraksi dengan orang lain dapat mengatakan bahwa manusi adalah makluk yang kejam.
c. Pengetahuan ma nusia tentang dsirinya
Sangat terbatas, salah satunya karean manusia cenderung memikirkan hal-hal diluar dirinya ( misalnya: alam semesta, harta, lingkungan, dll )
Walaupun konsep tentang manusia masih beragam dan belum tercapai persamaan persepsi, profesi keperawatan mempunyai konsep tentang manusia yang memandang dan meyakini manusia sebagai:
2) Manusia sebagai makhluk unik
bahwa manusia mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda satu sama lain.
3) Manusia sebagai sistem
Manusia terdiri dari komponen subsistem yang membentuk satu sistem. Sistem tersebut meliputi :
• Sistem terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan baik lingkungan fisik,psikologis,social maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
Memandang manusia sebagi sistem terbuka yang dinamis yang memerlukan berbagai masukan dari sub sistem maupun sub prasistem
Tujuan utama manusia sebagi sistem terbuka:
1. Tetap bertahan dan berusaha untuk mencapai kebahagiaan lahir atau batin.
2. Dapat memelihara atau menempatkan dirinya dalam situasi apapun agar tetep sehat.
3. Derajat kesehatan manusia ditentukan oleh kemampuannya beradaptasi kepada segala pengaruh, baik yang berasal dari dalam dan luar.
• Sistem adaptik, manusia akan mereson terhadap perubahan yang ada dilingkungannya yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaptive. Apabila kemampuan merespon lingkungan tersebut baik, maka perilaku manusia akan menunjukkan perilaku adaptif, akan tetapi jika kemampuan dalam respon lingkungan kurang maka perilaku manusia akan menunjukkan perilaku maladaptive.
• Sistem personal,interpersonal dan sosial, manusia memiliki persepsi,pola kepribadian dan tumbuh kembang yang tidak sama, juga memiliki kemampuan interaksi, peran dan komunikasi yang berbeda, serta memiliki kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat khususnya dalam pengambilan keputusan dan otoritas dalam masalah atau tugas kesehatan.
4) Manusia sebagai makhluk holistik
a) Manusia sebagai makhluk bio.
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Terdiri dari sekumpulan organ tubuh yang semuanya mempunyai fungsi yang teritegrasi.
b. Diturunkan atau berkembangbiak melalui jalan pembuahan sperma dari laki-laki dan ovum dari wanita.
c. Untuk mempertahan kan kelangsunagn hidup manusia mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi.
b) Manusia sebagai makhluk psiko
Sebagai makhluk psiko, manusia mempunyai sifat-sifat yang tidak dimiliki makhluk lain. Manusia mempunyai kemampuan berfikir, kesadaran pribadi, dan kepuasan dinamis. Adapun struktur kepribadian manusia yang dikemukakan oleh freud sebagai perikut:
a. ID adalah bagaian dari kepribadian yang paling dasar
b. Ego merupakan hasil dari pengembangan ID lebih lanjut
c. Super ego merupakan pengembangan ID dalam tingkatan yang lebih tinggi dari pada itu
ID,EGO, dan SUPER EGO sebaiknya jangan dilihat dari tiga aspek yang terpisah namun diartikan sebagai nama dari proses psikis yang tunduk pada sistem prinsip
c) Manusia sebagai makluk sosial
Manusia adalah makhluk sosial yang tidajk bisa lepas dari orang lain dan selalu berinteraksi dengan mereka. (Aristoteles)
d) Manusia sebagai makhluk spiritual
Mempunyai hubunagn dengan kekuatan diluar dirinya, hubungan dengan Tuhannya, dan mempunyai keyakinan dalam hidupnya
Sebagai sasaran asuhan keperawatan, lingkup klien dalam asuhan keperawatan, yaitu individu, keluarga, dan masyarakat.
a. Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluaraga yang unik, sebagai kesatuan utuh dari aspek bio-psiko-sosio-spiritual dalam hal ini perawat berperan memenuhi kebutuhan dasar individu karena
1) Kelemahan fisik dan mental
2) Keterbatasan pengetahuan
3) Kurang kemauan menuju kemandirian
b. Keluarga sebagai klien
Sebagai klien yang bersifat keluarga diartikan sebagai sekelompok individu atau kumpulan dari individu yang saling berhubungan dan berinteraksi satu dengan yang lain dalam lingkungan sendiri atau masyarakat, sehingga dalam memberikan perawatan selalu memandang aspek keluarga karena melalui keluarga ini akan dapat diketahui faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan agar tujuan perawatan dalam rangka membantu meningkatkan kemampuan keluarga untuk mampu menyelesaikan masalah kesehatan secara mandiri dapat terpenuhi.
c. Masyarakat sebagai klien
Sebagai klien yang bersifat masyarakat,diartikan bahwa melalui masyarakat kemampuan individu dapat mudah dipengaruhi dengan adanya fasilitas pelayanan kesehatan,pendidikan,tempat rekreasi,transportasi,komunikasi dan sosial,juga dengan adanya keyakinan yang kuat dari masyarakat sehingga pandangan masyarakat sangat diperlukan dalam proses perubahan untuk pemenuhan kebutuhan dasar.
Kebutuhan Dasar Manusia (KDM)
Menurut Abraham Maslow

Kebutuhan aktualisasi diri
kebutuhan harga diri
kebutuhan cinta dan di cintai
kebutuhan keselamatan dan keamanan

kebutuhan fisiologi

• kebutuhan fisiologis
merupakan kebutuhan primer yang menjadi syarat dasar bagi kelangsungan hidup manusia guna memelihara homeostasis tubuh
• kebutuhan keselamatan dan keamanan
kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap ancaman keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagi ancaman mekanis, kimiawi, termal, dan bakteriologis.
• Kebutuhan cinta dan dicintai
Kebutuhan dasar yang menggambarkan emosi seseorang kebutuhan ini merupakan suatu dorongan saat seseorang berkeinginan menjalin hubungan yang efektif atau hubungan emosional dengan orang lain.
• Kebutuhan harga diri
Penghargaan terhadap diri sering merujuk pada penghormatan diri, pengakuan diri. Untuk mencapai penghargaan diri, seseorang harus menghargai apa yang telah dilakukannya, dan apa yang akan dilakukannya serta meyakinni dirinya benar-benar dibutuhkan dan berguana.
• Kebutuhan aktualisasi diri
Kemampuan seseorang untuk mengatur diri dan otonominya sendiri serta bebas dari tekanan luar.
Merurut abraham maslow, ada beberapa karkteris yang menujukkan seseorang menujukan aktualisasi diri.
1. Mampu melihat realitas secara efisien
Kapasitas ini memungkinkan seseorang untuk mengenali kebohongan kecurangn dan kepalsuan oarang lain.
2. Peneriamaan terhadap diri sendiri dan orang lain apa adanya.
Individu yang telah mencapai aktualisasi diri akan mampu menerima orang lain dan diri sendiri apa adanya.
3. Spntanitas, kesederhanaan, dan kewajaran
individu yang mengaktualisasi dirinya dengan benar akan memanifestasikannya di segala tindakan perilaku dan gagasan yang ia tunjukan spontan, wajar, dan tidak dibuat-buat
4. Terpusat pada persoalan
Bagi individu yang telah mencapai aktualisai diri, seluruh perilaku, pikiran, dan gagasanya tidak lagi ditujukan pada dirinya melainkan untuk kebaikan dan kepentingan umat manusia
5. Memisahkan diri
Pada umumnya, individu yang telah mencapai aktualisasi diri cenderung memisahkan diri dari lingkungan.
6. Otonomi: kemndirian terhadap budaya dan lingkungan.
Individu yang telah mencapai aktualisasi diri tidak akan menggantungkan dirinya pada lingkungan.
7. Kesegaran dan apreseasi yang berkelanjutan
Pada individi yang mampu mengaktualisasikan dirinya, ini merupakan manivestasi rasa syukur atas potensi yang dimiliki.
8. Kesadaran sosial
Pada orang yang mampu mengaktualisasi dirinya, jiwanya cenderung diliputi perasaan simpati, iba, kasih sayang dan ingin membantu orang lain walupun orang lain berperilaku jahat pada dirinya.
9. Hubungan interpersonal
Orang yang mampu mengaktualisasikan diri cenderung memiliki hubungan yang baik dengan orang lain meskipun ia tidak cocok dengan perilaku masyarakat disekitarnya
10. Demokratis
Sifat ini dimanifestasikan dengan perilaku yang tidak membedakan orang lain berdasar golongan etnis, agama, suku, ras, status sosial, ekonomi, partai dan lain-lain
11. Rasa humor yang bermakna dan etis
Rasa humor yang dimiliki individu yang mampu mengaktualisasikan dirinya berbeda dengan rasa humor kebanyakan orang.
12. Kreatifitas
Diwujudkan dalam Kampuan individu melakukan inovasi sepontan asli dan tidak dibatasi lingkungan ataupun orang lain
13. Kemandirian
Individu yyang telah mencapi aktualisasi diri akan mampu mempertahankan kemandirian dan keputusan yang ia ambil dan tidak akan terpengaruh oleh berbagai guncangan.
14. Pengalaman puncak
Individu yang mampu mengaktualisasiakan dirinya akan terbebas dari sekat-sekat seperti: suku, bahas, agama, ketakutan, keraguan dll. Konsekuensinya ia akan merasa bersyukur pada Tuhan, Orang tua, oarang lain, alam semesta, dan segala sesuatu yang membuatnya memperoleh keberuntungn tersebut
b. LINGKUNGAN
Lingkungan adalah factor eksternal yang berpengaruh terhadap perkemabngan manusia yang mencakup antara lain lingkunagan social, status ekonomi, dan keseahatan sosia. Focus lingkungan yaitu lingkungan fisik, fisikologi, social, budaya, dan spiritual. Lingkungan diiibagi dua yaitu:
1. Lingkungan Dalam, terdiri dari
a. Lingungan fisik (physical environment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara factor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapn ia berada di dalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas,tinggi penempatan te3mpat tidur harus memberikan keleluasaan untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup,jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
b. Lingkungan psikologi (Psychologi environment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negative dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari,makanan yang menarik dan aktifitas manual dapat merangsang semua factor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh,komunikasi jangan di lakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang di lakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan di lingkungan pasien dan kurang baik bila di lakukan di luar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk,menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu membicarakan kondisi-kondisi lingkungan di mana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
c. Lingkungan social (social environment)
Obsevasi dari lingkungan social terutama hubungan yang spesifik,kumpulan data-data yang spesifik di hubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukan pasien pada umumnya.seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan social dugaannya selalu di bicarakan dalam hubungan individu pasien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi ada juga keseluruh komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.
2. Lingkungan luar (kultur, adat, struktur masyarakat, status social,udara,suara,pendidikan, pekerjaan dan sosil ekonomi budaya).
c. KEPERAWATAN
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk layanan biologi,psikologi,social,spiritual dan cultural secara konfrensif ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan dituntut untuk lebih meningkatkan profesionalisme sehingga dapat mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang semaik pesat, dengan mengembangkan potensi yang telah dimiliki untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang semakin tinggi.
Menurut American Nurse Association (ANA) keperawtaan meliputi diagnosis dan perlakuan pada respon manusia terhadap masalah kesehatan baik yang sifatnya aktual maupun potensial. Sedangkan menurut ICN (international council of nursing) rumusan dalam keperawatan dibuat berdasarkan keputusan terhadap fenomena yang terjadi dan merupakan fokus intervensi.
Asuhan keperawatan di berikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,keterbatasan pengetahuan, serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
Sebagai suatu profesi,keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.
• pertama keperawatan menganut pandangan yang holistic terhadap manusia yaitu keutuhan manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual dan cultural.
• Kedua,kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistic dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia.
• Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak di bedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik,agama, aliran politik dan status ekonomi social.
• Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan.
• Kelima, bahwa keperawatan menganggap klien serta patner aktif dalam arti perawat selalu bekerja sama dengan klien dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. KESEHATAN
Sehat menurut WHO adalah keadaan utuh secara fisik, jasmani, mental,dan social dan bukan hanya satu keadaan yang bebas penyakit cacat dan kelemahan.
Menurut UU NO 23/1992 sehat adalah keadaan sejahtera badan (jasmani), jiwa (rohani),dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis.
Kesehatan merupakan suatu keadaan atau kondisis kesehatan sserang dalam batas rentang seht-sakit yang bersifat dinamis dan di pengaruhi oleh :
 Perkembangan
Bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh factor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, mengingat proses perkembangan itu dimulai dari usia bayi sampai usia lanjut yang memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda. Respons dan pemahaman itulah yang dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang. Apabila seseorang merespon dengan baik terhadap perubahan kesehatannya,maka akan memiliki kesehatan yang baik sehingga,mencapai kegiatan yang optimal,demikian sebaliknya apabila seseorang yang merespon dengan tidak baik terhadap perubahan status kesehatan yang kurang.
 Sosial dan Kultural
Sosial dan cultural dapat juga mempengaruhi proses perubahan status kesehatan seseorang karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan.
 Pengalaman Masa Lalu
Dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan. Hal ini dapat diketahui juika ada pengalaman kesehatan yang tidak di ingginkan atau pengalaman kesehatan yang buruk sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutnya.
 Harapan seseorang tentang dirinya
Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan status jkesehatan ke arah yang optimal. Harapan dapat menghasilkan status kesehatan ke tingkat yang lebih baik secara fisik maupun psikologis,karena melalui harapan akan timbul motivasi bergaya hidup sehat dan selalu menghindari hal-hal yang dapat mempengaruhi status kesehatan dirinya.
 Keturunan
Keturunan memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang terhadap status kesehatan seseorang mengingat potensi perubahan status kesehatan telah di miliki melalui factor genetik, walaupun tidak terlalu besar tetapi akan mempengaruhi respon terhadap berbagai penyakit.
 Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik seperti sanitasi lingkungan, kebersihan diri, tempat pembuangan air limbah atau kotoran serta rumah yang kurang memenuhi persyaratan kesehatan sehingga dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat yang dapat merubah status kesehatan.
 Pelayanan
Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat layanan atau system pelayanan yang dapat mempengaruhi status kesehatan. Di jumpai apabila tempat pelayanan kesehatan terlalu jauh atau kualitas dalam memberikan pelayanann kurang baik, maka dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku hidup sehat.
Factor-faktor yg mempengaruhi status kesehatan antara lain:
1. Politik yang mencakup keamanan, penekanan ,dan penindasan.
2. Perilaku manusia mencakup kebutuhan, kebiasaan, dan adat istiadat.
3. Keturunan mencakup genetic,kecacatan,etnis, factor resiko, dan ras.
4. Pelayanan kesehatan yang meliputi upaya promotif, preventif dan rehabilitative.
5. Lingkungan yang meliputi tanah,udara dan air.
6. Social dan ekonomi meliputi pendididkan dan pekerjaan.
Sakit menurut Zaidin Ali adalah suatu keadaan yang mengganggu keseimbangan status kesehatan biologis(jasmani),psikologi (mental),social dan spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh,produktifitas dan kemandirian individu baik secara keseluruhan maupun sebagian.
Menurut kozie, kesakitan adalah perasaan tidak nyaman pada seseorang akibat penyakit sehingga mendorongnya untuk mencari bantuan.
Factor-faktor yang dapat meningkatkan angka kesakitan adalah;
1. Keturunan misal orang yang mempunyai riwayat keluarga pengidap diabetes melitus, mempunyai resiko tinggi terkena diabetes pula.
2. Usia
3. Kelahiran cacat atau kelainan kontenital resikonya meningtkat pada wanita yang melahirkan diatas usia 35 tahun
4. Fisiologis
5. Kehamilan meningkatkan resiko tinggi terkena penyakit pada ibu dan janin. Obesitas meningkatkan resiko penyakit jantung.
6. Gaya hidup
7. Merokok meningkatkan resiko kanker paru
8. Lingkungan
Rentang sehat sakit digunakan mengukur tingkat kesehatan .tingkat sehat seseorang berada pada skala bersifat dinamis individualistis dan tergantung pada fektor-faktor yang mempengaruhi kesehatan.

6. Model konsep dan teori keperawatan
Florence Nightingale
Keperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling baik untuk beraktifitas yaitu lingkungan yang sehat dan udara yang bersih Florence ini merupakan satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan yaitu dengan mengidentifikasikan peran perwat dalam menemukan kebutuhan dasar klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang sakit yang di kenal teori lingkungan.
Konsep nightingale menempatkan lingkungan sebagai focus asuhan keperawatan dan perhatian dimana perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit merupakan upaya awal untuk memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran.
Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan pengobatan tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara lampo, kenyamanan, lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi. (Nightingale 1860 : Fores 1986) melalui observasi dan pengumpulan data Nightingale menghubungkan atas status kesehatna klien dengan factor lingkungan dan sebagai hasil yang menimbulkan perbaikan kondisi higienis dan sanitasi selama perang cimcan.
Tores mencatat bahwa nightingale memberikan konsep dan penawaran yang dapat divalidasi dan digunakan untuk menjalankan praktek keperawatan. Nightingale dalam teori diskripsinya memberikan cara berpikir tentang keperawatan dan kerangka rujukan yang berfokus pada klien da lingkungannya surat nightingale dalam tulisan tangannya menuntun perawat untuk bekerja atas nama klien. Prinsip mencakup bidang pelayanan penelitian dan pendidikan hal paling penting adalah konsep dan prinsip yang membentuk dan melengkapi praktik keperawatan. Nightingale berpikir dan menggunakan proses keperawatan. Ia mencatat bahwa observasi (pengkajian) bukan demi berbagai imformasi atau fakta yang mencurigakan tetapi demi penyelamatan hidup dan meningkatkan kesehatan dan kenyamanan.
Virginia Henderson
Keperawatan manurut Henderson adalah suatu fungsi yang unik dari perawat untuk menolong klien yang sakit atau sehat dalam memberikan pelayanan kesehatan dnegan meningkatkan kemampuan, kekuatan, pengetahuan dan kemandirian pasien secara rasional sehingga pasien dapat sembuh atau meninggal dengan tenang.
Definisi ini merupakan awal terpisahnya ilmu keperawatan dan medik dasar. Dari devinisi diatas adalah asumsi tentang individu yaitu :
a. Individu perlu untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis dan emosional
b. Individu memerlukan bantuan untuk memperoleh kesehatan dan kemandirian atau meninggal dengan damai
c. Individu memerlukan kekuatan yang diperlukan keinginan atau pengetahuan untuk mencapai atau mempertahankan kesehatan Henderson berpendapat peranan perawat membantu individu sehat sakit dengan satu cara penambah atau pelengkap (suplemen tary atau emplementary) perawat sebagai patner penolong pasien dan kalau perlu sebagai pengganti bagi pasien.
Fokus perawat adalah menolong pasien dan keluarga untuk memperoleh kebebasan dalam memenuhi kebutuhan yang sering disebut 14 kebutuhan dasar Henderson yaitu :
1. Bernafas secara normal
2. Makan dan minum cukup
3. Eliminasi
4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki
5. Istirahat dan tidur
6. Memilih cara berpakaian; berpakaian dan melepas pakaian.
7. Mempertahankan temperature tubuh dan rentang normal
8. Menjaga tubuh tetap rapi dan bersih
9. Menghindari bahaya dari lingkungan
10. Berkomunikasi dengan orang lain
11. Beribadah menurut keyakinan
12. Bekerja yang menjanjikan prestasi
13. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
14. Belajar menggali atau memuaskan rasa keingintahuan yang mengacu pada perkembnagan dan kesehatan normal.
Sister Calista Roy
Perawatan adalah membantu seseorang untuk beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan fisiologi, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi selama sehat dan sakit.
Roy menggambarkan konsep keperawatan dengan metode adaptasi dalam keperawatan
1. Individu adalah maluk biospsikososial sebagai satu kesatuan utuh. Seorang dikatakan sehat jika mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biologis fisiologis dan social.
2. Terdapat 3 tingkatan/komponen adaptasi pada manusia yang dikemukakan oleh roy
a. Fokal simulasi yaitu : Simulus yang langsung beradaptasi dengan seseorang dan akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seseorang individu.
b. Kontekstual stimulus merupakan stimulasi yang dialami seseorang baik stimulus internal ataupun eksternal. Yang dapat mempengaruhi kemudia dilakukan obserpasi diukur secara subjektif.
c. Residual stimulus merupakan stimulus lain yang merupakan cirri tambahan yang ada atau sesuai dengan lingkungan yag sukar dilakukan observasi
3. System adaptasi memiliki 4 mode adaptasi yaitu :
o Pemulihan kebutuhan spiosiolois di antaranya oksigrasi, nutrisi, eleminasi, aktifasi, dan istirahat, indera, cairan elektrolit dan fungsi neorologis dan endokrin
o Pengembangan konsep diri positif yang artinya bagaimana seseorang mengenal interaksi sosial tentang bagaimana berhubungan dengan orang lain.
o Penampilan peran sosial merupakan proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang lain
o Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan
4. Posisi individu pada rentang sehat sakit terus berubah, berhubungan dengan keefktiffan koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan beradaptasi
Roy berpendapat ada dua metode koping yaitu :
- Regulator memproses imput secara sistematis melalui jalur saraf, kimia dan endokrin
- Memproses imput melalui cara kognitif seperti persepsi, proses impormasi, belajar keputusan dan emosi.
Betty Newmen
Konsep yang dikemukakan oleh Betty Newman adalah konsep “Health care system” yaitu model konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dnegan sasaran pelayana adalah komunitas. Serta Betty Newman mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari konsep holistic dan pendekatan system terbuka.
Garis pertahanan diri pada kominitas tersebut meliputi garis pertahanakn fleksibel yaitu kesediaan dana pelayanan kesehatan, iklim dan pekerjaan dan lain-lain. Garis pertahanan normal yang meliputi ketersediaan pelayanan adanya perlindungan status nutrisi secara umum, tingkat pendapatan rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan dan garis pertahanan resisten yang meliputi adanya pelayanan kesehatan tingkat pendidikan masyarakat, transportasi tempat rekreasi dan cakupan dari imunisasi di daerah yang ada. Intervensi keperawatan diarahkan pada garis pertahanan dengan penggunaan pencegahan primer, sekunder dan terisier. Model ini bertujuan agar terjadi stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis sehingga bettu newman menggambarkan peran perawat dapat bersifat menyeluruh dan saling ketergantungan (interdependensi).
- Pencegahan primernya meliputi tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi adanya stresson mencegah terjadinya reaksi tubuh karena adanya stress
- Sekunder meliputi tindakan keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit atau reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor.
- Pencegahan tersier meliputi pengobatan rutin dan teratur serta pencegahan kerusakan lebih lanjut atau komplikasi suatu penyakit.
Prinsip dari pencegahan tersier adalah untuk memberikan penguatan pertahanan tubuh terhadap stressor melalui pendidikan kesehatan dan untuk membantu dalam pencegahan terjadinya masalah yang sama.
Menurut Newman sebagai system terbuka manusia berinteraksi, beradaptasi dengan dan disesuaikan dengan lingkungan yang digambarkan sebagai stressor. Lingkungan internal terdiri dari segala Sesutu yang mempengaruhi (interpersonal) yang berasal dari dalam diri klien, lingkungan eksternal segala sesuatu yang berasal dari luar diri klien.
Keperawatan disini, menurut Newman suatu profesi yang unik dengan memperhatikan seluruh factor yang mempengaruhi respon individu terhadap penyebab stress, tekanan intra, inter, dan ekstra personal.
Konsep keperawatan ini juga memiliki dasar pemikiran yang terkait dnegan kompaknya paradigma yaitu memandang manusia sebagai suatu system terbuka yang selalu mencari keseimbangan dan merupakan suatu kesatuan dari variable yang utuh di antaranya fisiologis, psikologis, sosio cultural dan spiritual juga memandang pelayanan keperawatan akan dipengaruhi lingkungan sekitar klien serta memandang sehat sebagai kondisi terbebasnya dari gngguan pemenuhan kebutuhan dan merupakan keseimbangan yang dinamis dari menghindari stress.
Secara umumnya konsep keperawatan ini berfokus pada respon terhadap stressor dan factor-faktor yang mempengaruhi proses adaptasi pada pasien dengan menggunakan pendekatan system terbuka (mariner. Toney 1994).
Keperawatan sebagai ilmu pengetahuan melalui proses analisa dan tindakan yang berhubhungan untuk merawat klien yang sakit atau yang kurang sehat
Konsep keperawatan itu sendiri merupakan model dalam keperawatan yang menguraikan bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya dnegan cara mempertahankan perilaku secara adaftif serta mampu mengubah perilaku yang mal adaptif, metode yang digunakan adalah therapetin, scientik, knowledge dalam memberikan pelayanan yang esensial untuk meningkatkan dan mempengaruhi derajat
Dorothea Orem
Keperawatan menekankan usaha untuk membantu klien melakukan perawatan diri sendiri. Orem (1971)
Tujuan Keperawatan: Untuk merawat dan membantu klien mencapai perawatan diri secara total. Kerangka Kerja Praktik: Teori ini merupakan teori kurangnya perawatan diri sendiri. Asuhan keperawatan menjadi penting ketika klien tidak mampu memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, perkembangan, dan sosial (Orem , 1985)
Orem mengklasifikasikan self care dalam 3 syarat
• Syarat universal : Fisiologi dan fisikososial termasuk kebutuhan udara, air, matahari, eleminasi, aktipitas, istirahat, sosial, dan pencegahan bahaya.
• Syarat pengembangan ; untuk meningkatkan proses perkembangan dalam siklus hidup
• Penyimpangan kesehatan berhubungan dengan kerusakan atau penyimpangan cara, struktur normal dan integritas yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk melaksanakan self care.
Usaha keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat ketergantungan antara kebutuhan pasien dan kemampuan pasien.
Ada tiga tingkat dalam keperawatan mandiri :
• Perawat memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan keperawatan dilakukan karena tingkat ketergantungan pasien yang tinggi (System pengganti kesenluruhan)
• Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam tindak keperawatan (system pengganti sebagian)
• Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat
Hildegard Peplau
Proses Keperawatan adalah sebuah proses interpersonal dan terapeutic. Tujuan dari keperawatan yaitu untuk mendidik klien dan keluarga serta untuk membantu klien mencapai kematangan, perkembangan kepribadian. Peplau (1952)
Tujuan Keperawatan: Untuk mengembangkan interaksi antara perawat dan klien Kerangka Kerja Praktik: Keperawatan adalah proses yang penting, terapeutik, dan interpersonal (1952) Keperawatan berpartisipasi dalam menyusun struktur sistem asuhan kesehatan untuk memfasilitasi kondisi yang alami dari kecenderungan manusia untuk mengembangkan hubungan interpersonal (Marriner-Torney, 1994)
Dorothy E. Johnson
Keperawatan berfokus pada bagaimana klien beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress aktual dan potensial dapat mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuan dari keperawatan adalah menurunkan stress sehingga klien dapat bergerak lebih mudah melewati masa penyembuhannya.
Joseph Hin
Suatu tujuan untuk mendapatkan keadaan yang sehat atau lebih sehat dengan melihat kebutuhan yang diaktifkan dengan keadaan sehat dan sakit.
Imogene King
Tujuan dari keperawatan adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu klien dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan. King (1971)
Tujuan Keperawatan: Untuk memanfaatkan komunikasi dalam membantu klien mencapai kembali adaptasi secara positif terhadap lingkungan. Kerangka Kerja Praktik: Proses keperawatan didefinisikan sebagai proses interpersonal yang dinamis antara perawat, klien dan sistem pelayanan kesehatan
Martha Rogers
Ilmu Keperawatan bertujuan untuk memberikan inti dari pengetahuan abstrak atau untuk mengembangkan penelitian ilmiah dan analisis logis dan kemampuan menerapkannya dalam praktek keperawatan. Keperawatan merupakan tentang humanistik. Rogers (1970)
Tujuan Keperawatan: Untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistik keperawatan (Rogers, 1979). Kerangka Kerja Praktik: “Manusia utuh” meliputi proses sepanjang hidup. Klien secara terus menerus berubah dan menyelaraskan dengan lingkungannya
Watson
Keperawatan adalah uasaha untuk memperhatikan peningkatan dan mengembalikan kesehatan serta pencegahan terjadinya penyakit, selain itu perawat juga memberikan kenyamanan dan perhatian serta empati pada klien dan keluarganya.
Orlando (1961)
Tujuan Keperawatan: Untuk berespons terhadap perilaku klien dalam memenuhi kebutuhan klien dengan segera. Untuk berinteraksi dengan klien untuk memenuhi kebutuhan klien secepat mungkin dengan mengidentifikasi perilaku klien, reaksi perawat, dan tindakan keperawatan yang dilakukan (Tores, 1986; Chinn dan Jacobs, 1995). Kerangka Kerja Praktik: Tiga elemen seperti perilaku klien, reaksi perawat, dan tindakan perawat membentuk situasi keperawatan (Orlando, 1961)
Hall (1962)
Tujuan Keperawatan: Untuk memberikan asuhan dan kenyamanan bagi klien selama proses penyakit (Torres, 1986). Kerangka Kerja Praktik: Seorang klien dibentuk oleh bagian-bagian berikut yang saling tumpang-tindih, yaitu: manusia (inti), status patologis, dan pengobatan (penyembuhan) dan tubuh (perawatan). Perawat sebagai pemberi perawatan (Mariner-Torney, 1994; Chinn dan Jacobs, 1995)
Wiedenbach (1964)
Tujuan Keperawatan: Untuk membantu individual dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi tekanan atau kebutuhan yang dihasil dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu (Torres, 1986). Kerangka Kerja Praktik: Praktik keperawatan berhubungan dengan individu yang memerlukan bantuan karena stimulasi perilaku. Keperawatan klinik memiliki komponen seperti filosofi, tujuan, praktik, dan seni (Chinn dan Jacobs, 1995)
Levine (1966)
Tujuan Keperawatan: Untuk melakukan konversi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki klien secara optimal Kerangka Kerja Praktik: Model adaptasi manusia ini sebagai bagian dari satu kesatuan yang utuh didasari oleh “empat prinsip konservasi keperawatan” (Levine, 1973)
Johnson (1968)
Tujuan Keperawatan: Untuk mengurangi stress sehingga klien dapat bergerak lebih mudah melewati proses penyembuhan. Kerangka Kerja Praktik: Kerangka dari kebutuhan dasar ini berfokus pada tujuh kategori perilaku. Tujuan individu adalah untuk mencapai keseimbangan perilaku dan kondisi yang stabil melalui penyelarasan dan adaptasi terhadap tekanan tertentu (Johnson, 1980; Torres, 1986)
Travelbee (1971)
Tujuan Keperawatan: Untuk membantu individu atau keluarga untuk mencegah atau mengembangkan koping terhadap penyakit yang dideritanya, mendapatkan kembali kesehatannya, menemukan arti dari penyakit atau mempertahankan status kesehatan maksimalnya (Marriner-Torney, 1994). Kerangka Kerja Praktik: Proses interpersonal
Abdellah (1960)
Tujuan Keperawatan: Untuk memberikan kepada individu, keluarga, dan masyarakat. Untuk menjadi perawat yang baik dan berpengertian, juga mempunyai kemampuan intelegensia yang tinggi, kompeten dan memiliki keterampilan yang baik dalam memberikan pelayanan keperawatan (Marriner-Torney, 1994) Kerangka Kerja Praktik: Teori ini melingkupi 21 masalah keperawatan Abdellah (Abdellah et al 1960)

7. konsep sehat sakit
Konsep ini memandang bahwa keperawatan itu adalah bentuk pelayanana yang diberikan pada manusia dalam rentang sehat-sakit
Konsep sehat-sakit digambarkan sebagai berikut :
Rentang sehat rentang sakit


Sejahtera – sehat sekali—sehat normal—setengah sakit—sakit—sakit kronis—mati

Rentang sehat
Diawali dari status kesehatan sehat normal,sehat sekali dan sejahtera. Sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi,social dan spiritual. Batasan sehat di artikan bahwa suatu keadaan yang se mpurna baik secara fisik,mental dan social serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO,1947)
Karakteristik sehat adalah :
• Memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
• Memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan, baik secara internal maupun eksternal.
• Memiliki hidup yang kreatif dan produktif
Factor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan :
• Factor lingkungan
Yang dimaksud lingkungan di sini segala sesuatu yang mempunyai hubungan langsung dengan kita, misalnya keadaan tempat,iklim,orang dsb.
• Factor social budaya
a. Tingkah laku kebiasaan,adat istiadat
b. Kepercayaan,pandangan hidup,nilai-nilai
c. Social-ekonomi taraf hidup dan penghasilan Demografi,kepadatan penduduk.
d. Pendidikan
• Fasilitas kesehatan
a. Lokasi, tempat pelayanan dekat atau dapat dijangkau diketahui oleh masyarakat atau tidak.
b. Usaha informasi dan motifiasi
c. Program: apakah meliputi semua kebutuhan masyarakat atau tidak
d. Tenaga yang melakksanakan pelayanan apakah mencukupi baik kualitas maupun kronititas.
• Keturunan
 Genetic
 Struktur tubuh
Keempat factor diatas dapat menunjang ataupun menghambat kesehatan,sehingga dapat memudahkan atau menyulitkan timbulnya sehat sakit.
Factor yang paling besar pengaruhnya terhadap status kesehatan adalah factor lingkungan dan social budaya jika dibandingkan dengan factor keturunan dan fasilitas kesehatan oleh karena itu pelayanan kesehatan,khususnya pelayanan perawatan harus berorientasi kepada masyarakat secara menyeluruh.
Rentang sakit
Rentang sakit merupakan rangkaian dalam konsep sehat – sakit. Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit, sakit kronis dan kematian. Sakit pada dasarnya merupakan keadaan terganggunya seseorang dalam proses tumbuh kembang fungsi tubuh secara keseluruhan atau sebagian , serta terganggunya proses penyesuaian diri manusia, sakit juga bisa dikatakan sebagai gangguan dalam fungsi yang normal dimana indifidu sebagai totalitas dari keadaan organism sebagai system biologis dan adaptasi social (Parsons,1972). Sakit diketahui dari adanya suatu gejala yang dirasakan serta tergangguya kemampuan individu untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari. Berdasarkan pengertian sakit,muncul istilah penyakit. Pandangan medis, penyakit digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi tubuh mengakibatkan berkurangnya kapasitas tubuh sehingga responnya dapat berupa sakit.
Hubungan sehat-sakit




Tahapan proses sakit
1. Tahap gejala
Tahapan awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala yang dapat meliputi gejala fisik seperti rasa nyeri,panas,dll.
2. Tahap asumsi terhadap sakit
Seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang dialaminya dan akan merasakan keragu-raguan pada kelainan atau gangguan yang dirasakan pada tubuhnya. Dalam kondisi ini seseorang mendapat peran selama sakit dengan tujuan memperoleh kesehatan, peran tersebut menurut Parsons meliputi :
• Klien tidak memegang tanggung jawab untuk kondisi selama sakit
• Klien dibebaskan dari tugas dan fungsi sosial
• Klien diharuskan untuk berusaha memperoleh kondisi sehat secepat mungkin
• Klien dan keluarga mencari bantuan orang yang kompeten.
3. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
Seseorang telah mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta nasihat dari profesi kesehatan (dokter,perawat dll).
4. Tahap ketergantungan
Seseorang dianggap mengalami suatu penyakit yang tentunya akan mendapatkan bantuan pengobatan sehingga kondisi seseorang sudah mulai ketergantungan dalam pengobatan akan tetapi tidak semua orang mempunyai tingkat ketergantungan yang sama melainkan berbeda berdasarkan tingkat kebutuhan dan tingkat penyakitnya.
5. Tahap penyembuhan
Tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk beradaptasi,dimana seseorang akan melakukan proses belajar yang melepaskan perannya selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit serta adanya persiapan untuk berfungsi dalam kehidupan social.
Dampak sakit
1. Terjadi perubahan peran pada keluarga
2. Terjadinya gangguan psikologis
3. Terjadi masalah keuangan
4. Kesepian akibat perpisahan
5. Terjadinya perubahan kebiasaan social
6. Terganggunya privasi seseorang
7. Otonomi
8. Terjadinya perubahan gaya hidup