Minggu, 15 Mei 2011

POWER DALAM KEPERAWATAN

Power berasal dari bahasa latin “ Potere” yang berarti be able. Secara sederhana power diartikan sebagai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain dalam usaha untuk mencapai suatu tujuan.
Perawat kadang-kadang memperlihatkan power ketika ada sesuatu yang immoral, menyimpang atau kontradiksi dengan hakikat Caring dalam keperawatan. Ketika memberikan pendidikan kesehatan kepada pasien dan keluarganya, tujuan perawat adalah memberikan informasi yang dibutuhkan dan untuk mengubah perilaku supaya tercapai peningkatan kesehatan yang optimal. Hal ini adalah salah satu praktek power dalam keperawatan. Perawat secara teratur mempengaruhi pasien dalam upayanya meningkatkan status kesehatan merupaka elemen yang penting dalam praktek keperawatan. Mengubah perilaku teman sekerja dengan memberitahukan/menginstruksikan kebijakan baru yang diimplementasikan dalam unit keperawatan merupakan contoh lain bagaimana perawat mempraktekkan power.

TIPE POWER
1. Coercive power
Berdasarkan pada rasa takut, paksaan dan kemampuan untuk menghukum.
Orang tua tampak memiliki kekuatan karena kemampuannya untuk memberi hukuman terhadap perilaku yang tidak baik.
2. Reward power
Berdasarkan pada kemampuan untuk memberikan hadiah atau penghargaan.
Orang tua tampak memiliki kekuatan juga karena memiliki kemampuan untuk memberikan hadiah atau penghargaan terhadap perilaku yang baik.
3. Expert power
Dihasilkan dari ilmu pengetahuan dan kemampuan seseorang yang dimiliki lebih dari yang lain. Seorang professor dianggap ahli/expert dalam kelas dan menjadi seorang yang penuh kuasa/powerful.
4. Legitimate power
Kekuatan yang dimiliki karena kedudukan/status seseorang yang dimiliki dalam suatu organisasi.
Presiden Amerika dipandang dunia sebagai orang yang penuh kekuatan karena hasil pemilihan umum.
5. Referent power
Power yang terjadi karena pengikut-pengikut memiliki hasrat untuk mengikuti seseorang yang dianggapnya memiliki kekuatan.
Remaja berpakaian seperti artis favorit mereka karena ingin meniru segala aspek perilaku idolanya.
6. Information power
Dibentuk dari informasi yang dimiliki seseorang, informasi tersebut dibutuhkan oleh orang lain.
Seorang siswa yang dengan mudah menyelesaikan ulangan matematika akan dicari teman-temannya untuk membantu mengerjakan pekerjaan rumah.
7. Connection power
Dibentuk karena adanya hubungan dengan orang-orang yang dianggap punya kekuatan.
Ada orang-orang yang pergi ke pertemuan politik supaya dapat dilihat sebagai orang yang memiliki kekuatan secara politik.
Perawat menggunakan semua tipe tersebut dalam praktek klinik maupun manajerial. Perawat yang mengajarkan kepada orang tua tentang perawatan bayi yang baru lahir menggunakan expert dan information power melalui informasi yang dibagikan kepada orang tua tersebut. Perawat juga mempraktekkan legitimate power karena mereka adalah perawat yang terdaftar dan karena itu mendapat status yang sesuai oleh masyarakat. Perawat yang baru lulus berada dalam status yang “belum sepenuhnya dipercaya” sampai dia sukses menunjukkan kompetensinya dalam praktek klinik. Mereka mungkin melihat coercive dan reward power dari manajer keperawatan sehubungan dengan evaluasi keberlangsungan pekerjaannya.
Pendidik keperawatan dan pembimbing klinik menjadi role model bagi mahasiswa keperawatan. Pendidik dan pembimbing klinik memperaktekkan referent power karena mahasiswa meniru perilaku mereka. Contoh conection power terjadi dalam banyak hal dalm perkumpulan social di tempat kerja. Seseorang dengan status tinggi (missal direktur) dalam suatu organisasi mungkin diajak bicara oleh manajer yang akan meningkatkan hierarki organisasi.
Tipe-tipe tersebut menggambarkan potensi kekuatan. Memiliki status tinggi dalam organisasi dapat memberikan ketenaran, tapi power tergantung pada kemampuan untuk menggabungkan tujuan dengan posisi tersebut. Ketika kita mendengar bahwa “pengetahuan adalah kekuatan”, power diperoleh dari apa yang kita lakukan dengan pengetahuan tersebut. Berbagi pengetahuan dapat memperluas kekuatan seseorang dan “menguasai” orang lain dengan cara memberikan informasi atau keahlian tersebut yang mereka butuhkan dalam suatu situasi.

Referensi:
1. Kozier, B. (1997). Fundamental of Nursing : Concept, Process & Practice (5th edition). California: Addison Wesley Publishing Co.
2. Schutzenhofer, K.K. Leading and Managing in Nursing, Mosby Yearbook

Kamis, 28 April 2011

LIFE IS SO SHORT

Beberapa waktu yang lalu saya bersama beberapa pengurus gereja berkunjung ke sebuah rumah sakit untuk membesuk seorang jemaat yang sedang sakit. Selesai membesuk kami sempat bertemu dan berbincang dengan beberapa orang pasien di kamar lain. Salah satu kamar berisi pasien-pasien lanjut usia, di depan kamar tersebut ada sebuah kamar yang berisi pasien-pasien yang lebih muda. Kami sempatkan untuk mengobrol sebentar.
Sampai di rumah ingatan kembali melayang pada beberapa tahun yang lalu saat saya masih menjadi mahasiswa praktek di sebuah rumah sakit milik pemerintah. Saya ingat ketika itu saya bertemu dengan seorang ibu yang dirawat di rumah sakit karena tumor otak. Saya tahu bagaimana prognosisnya pada waktu itu namun saya masih yakin Tuhan akan tolong pasien tersebut.
Pada saat baru masuk ke bangsal beliau masih bisa mengobrol meski kadang tidak nyambung. Namun kondisinya mengharuskannya untuk tetap tiduran dan saya membantu menyuapi makan dan minum, begitu pula bila ingin berganti pakaian dan merapikan tempat tidur. Hampir setiap hari saya bertemu dengan pasien itu, karena itu saya tahu pasti bagaimana perkembangannya, bukan membaik namun memburuk. Setelah sekitar 2 minggu pasien tersebut tidak sadar, di hidungnya terpasang nasogastric tube untuk memasukkan makanan ke dalam lambung, di tangannya tampak terpasang infus, dan di samping tempat tidurnya tergantung urine bag yang tersambung dengan DC catheter. Pada awalnya selang di hidungnya bersih, namun beberapa hari kemudian berwarna hitam, lalu kadang si ibu muntah berwarna hitam dan akhirnya kemudian beliau menghembuskan nafasnya yang terakhir.
Sungguh bagi saya 2 minggu itu terasa sangat singkat. Pertama kali bertemu dengan pasien tersebut saya masih bisa mengobrol dengannya, beliau juga masih bisa makan, minum, sungguh tak disangka setelah 2 minggu akhirnya beliau “menyerah”.
Hal ini membuat saya ingat akan Mazmur 90:3-6.
Engkau mengembalikan manusia kepada debu, dan berkata :”Kembalilah, hai anak-anak manusia!”
Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, apabila berlalu, atau seperti suatu giliran jaga di waktu malam.
Engkau menghanyutkan manusia; mereka seperti mimpi, seperti rumput yang bertumbuh, di waktu pagi berkembang dan bertumbuh, di waktu petang lisut dan layu.

Hidup manusia begitu singkat, seperti rumput yang tumbuh di pagi hari lalu layu di sore harinya, dan sebagian dipenuhi dengan kesengsaraan dan penderitaan. Betapa tidak berharganya hidup manusia.
Lalu untuk apa manusia hidup bila hanya seperti hembusan nafas saja lalu mati ? pertanyaan ini berdiam begitu lama di dalam pikiran, sampai kemudian saya menemukannya. Tuhan memiliki rencana yang indah untuk setiap kehidupan manusia. Dan sebagai ciptaan yang menjadi milik-Nya sudah seharusnya manusia menyerahkan diri sepenuhnya untuk dipakai dalam setiap rancangan yang telah dibuat-Nya.
Sayangnya manusia terlalu angkuh dan sombong untuk mengikuti kehendak-Nya. Hidup yang hanya satu kali saja diisi dengan hal-hal yang menyenangkan menurut manusia itu dan mungkin saja kesenangan itu tidak disukai oleh-Nya. Keadaan dunia ini membawa saya untuk berpikir justru lebih sederhana. Hidup begitu singkat dan kita tidak tahu kapan ajal akan menjemput, mungkin hari ini, atau nanti malam, atau besok, entah kapan, namun hidup yang singkat ini begitu penting karena menentukan kemanakah kita akan pergi setelah ajal menjemput nanti. Saya tidak ingin menjadi manusia yang paling bodoh karena menyia-nyiakan hidup dengan mengabaikan kehidupan setelah kematian.
Karena itu janganlan bertindak bodoh, tetapi tetaplah terus berusaha untuk mencari dan mengerti kehendak Tuhan. Pergunakanlah waktu yang ada karena hari-hari ini adalah jahat. Perhatikanlah bagaimana kamu hidup. (Efesus 5 : 15-17).
Ayat ini terngiang-ngiang di telinga saya.
Saya tahu bahwa Yesus adalah satu-satunya jalan keselamatan (Yoh 3: 16; 14:6). Karena itu saya percaya saya tidak salah langkah. Saya tidak akan ragu dengan kehidupan setelah kematian karena DIA menyediakan tempat bagi saya di kehidupan nanti.
Mempergunakan kesempatan dalam hidup untuk berbuat baik bukan berarti mengumpulkan upah untuk “membeli” tiket ke surga. Sebagai orang yang percaya kepada Kristus Yesus perbuatan baik adalah persembahan kepada Allah. (Ibrani 13: 16). Upah yang kita dapatkan akan kita bawa sebagai persembahan bagi kemuliaan nama-Nya.

Kamis, 31 Maret 2011

keperawatan maternitas (I)

Perspektif keperawatan maternitas
 Isu-isu >> permasalahan
1. Kematian maternal
• Terjadi selama hamil atau selama 42 hari setelah melahirkan
• Penyebab : komplikasi kehamilan, persalinan, nifas, penyakit lain
a. Sepsis puerpuralis
 Infeksi mikroorganisme (utama : streptokokus), terbanyak dibawa oleh dokter, bidan, penolong persalinan, dll
 Obat golongan sulfonamide dan penisilin
 Perhatikan aborsi oleh tenaga bukan ahli
b. Perdarahan
 Antepartum (plasenta previa dan solusio plasenta)
 Postpartum (retensio plasenta, atonia uteri, trauma kelahiran)
 Abortus
 Kehamilan ektopik
c. Gestosis (toksemia gravidarum)
 Preeklamsia – eklamsia
 Hipertensi menahun
 Penyakit ginjal
d. Perlukaan kelahiran
 Semakin berkurang karena semakin modern
e. Trombo-embolisme
 Semakin berkurang karena semakin modern
2. Kematian perinatal
>> jumlah anak-anak yang tidak menunjukkan tanda-tanda hidup waktu dilahirkan,ditambah jml anak-anak yang meninggal dalam minggu pertama.
>> Sebab : prematuritas, masalah plasenta, pengaruh obat, kelainan kromosom, dll

3. Gangguan psikologis
 Stress pada wanita dapat mempengaruhi :
 Sistem fisiologis >> menimbulkan keluhan : sakit perut, nyeri kepala, gangguan seksual, gangguan siklus mens, gatal-gatal, dll.
 Sistem psikologis >> perasaan/mood : murung, mudah marah, tersinggung, sedih, merasa bersalah, merasa berdosa, dll.
 Sistem sosial >> interaksi dengan lingkungan : menyendiri, menarik diri, malas bekerja sama, sulit berkomunikasi, dll.
 Stress pada wanita hamil :
 Mempengaruhi kehamilan dan perinatal serta praktek kesehatan ibu.
 Wanita karir >> berperan ganda : bekerja dan merawat kandungan.
 Depresi pada wanita :
 Wanita lebih mudah stress dan lebih mudah depresi >> kadang kehamilan, kelahiran dan menjadi orang tua menjadi sesuatu yang menakutkan.

Masalah kesehatan jiwa dalam keperawatan maternitas :
1. Post partum blues
Wanita mengalami gangguan mood, berakhir pada hari ke-14 dan puncaknya pada hari ke-5. Ibu merasa down, mudah menangis tanpa alasan yang jelas, ibu merasa kelelahan, konsentrasi rendah, merasa kehilangan, sedih, merasa bermusuhan dengan suami, mudah tersinggung, merasakan kegembiraan yang meluap-luap, mulai keluar dari realita. Insiden 75% dari ibu.
Resiko bunuh diri minimal, efek pada bayi minimal.
Intervensi : diskusikan tentang perasaan, ungkapkan perasaan marah, sabar, berikan support dan pengertian.
2. Severe post partum depresi
Depresi lebih hebat dari postpartum blues, kecemasan, phobi, ketakutan akan sesuatu yang membahayakan bayinya, hipocondriasis, berat badan menurun, insomnia, apatis, banyak kehilangan energi, merasa kehilangan cinta dan harga diri dan merasa bersalah. Meningkat setelah 6 bulan persalinan dan berakhir setelah 1 tahun.
Ada resiko bunuh diri, insiden 1:10, efek pada bayi : bayi menjadi kurang sentuhan, perkembangan minimal dan lambat, mungkin menyyebabkan gangguan tidur dan nutrisi.
Intervensi : hospitalisasi dengan kecemasan dan resiko bunuh diri
3. Borderline depression
 Meningkat setelah 12 bulan persalinan.
 Kehilangan kontak dengan realita
 Ada resiko bunuh diri
 Intervensi : hospitalisasi dengan psikoterapi intensive dan lama
 Efek terhadap bayi : bayi mungkin mengalami penyiksaan atau kekerasan
4. Psikosa postpartum
 Biasanya muncul mulai bulan pertama setelah kelahiran
 Delusi, halusinasi, disorientasi, perasaan ketakutan yang kuat untuk keadaan diri sendiri dan bayi, paranoid, reaksi obsessive yang kuat atau bipolar dari mania menuju depresi
 Kehilangan kontak dengan realita
 Sering dialami oleh ibu yang mengalami keguguran, kematian bayi dalam kandungan atau setelah melahirkan
 Resiko bunuh diri dan bayi
 Insiden : 2%
 Intervensi : hospitalisasi support psikoterapi, terapi obat, ECT jalan terakhir
 Berlanjut dengan ketergantungan obat-obatan
 Efek terhadap bayi sangat berbahaya

Sumber :
1. Mochtar, R. (no date). Sinopsis Obstetri. EGC, Jakarta.
2. PSIK FK UGM. (2001). NSC Maternitas, Materi Kuliah Keperawatan Maternitas,Yogyakarta.
3. Wiknjosastro, H. (1999). Ilmu kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

keperawatan maternitas (I)

Perspektif keperawatan maternitas
 Isu-isu >> permasalahan
1. Kematian maternal
• Terjadi selama hamil atau selama 42 hari setelah melahirkan
• Penyebab : komplikasi kehamilan, persalinan, nifas, penyakit lain
a. Sepsis puerpuralis
 Infeksi mikroorganisme (utama : streptokokus), terbanyak dibawa oleh dokter, bidan, penolong persalinan, dll
 Obat golongan sulfonamide dan penisilin
 Perhatikan aborsi oleh tenaga bukan ahli
b. Perdarahan
 Antepartum (plasenta previa dan solusio plasenta)
 Postpartum (retensio plasenta, atonia uteri, trauma kelahiran)
 Abortus
 Kehamilan ektopik
c. Gestosis (toksemia gravidarum)
 Preeklamsia – eklamsia
 Hipertensi menahun
 Penyakit ginjal
d. Perlukaan kelahiran
 Semakin berkurang karena semakin modern
e. Trombo-embolisme
 Semakin berkurang karena semakin modern
2. Kematian perinatal
>> jumlah anak-anak yang tidak menunjukkan tanda-tanda hidup waktu dilahirkan,ditambah jml anak-anak yang meninggal dalam minggu pertama.
>> Sebab : prematuritas, masalah plasenta, pengaruh obat, kelainan kromosom, dll

3. Gangguan psikologis
 Stress pada wanita dapat mempengaruhi :
 Sistem fisiologis >> menimbulkan keluhan : sakit perut, nyeri kepala, gangguan seksual, gangguan siklus mens, gatal-gatal, dll.
 Sistem psikologis >> perasaan/mood : murung, mudah marah, tersinggung, sedih, merasa bersalah, merasa berdosa, dll.
 Sistem sosial >> interaksi dengan lingkungan : menyendiri, menarik diri, malas bekerja sama, sulit berkomunikasi, dll.
 Stress pada wanita hamil :
 Mempengaruhi kehamilan dan perinatal serta praktek kesehatan ibu.
 Wanita karir >> berperan ganda : bekerja dan merawat kandungan.
 Depresi pada wanita :
 Wanita lebih mudah stress dan lebih mudah depresi >> kadang kehamilan, kelahiran dan menjadi orang tua menjadi sesuatu yang menakutkan.

Masalah kesehatan jiwa dalam keperawatan maternitas :
1. Post partum blues
Wanita mengalami gangguan mood, berakhir pada hari ke-14 dan puncaknya pada hari ke-5. Ibu merasa down, mudah menangis tanpa alasan yang jelas, ibu merasa kelelahan, konsentrasi rendah, merasa kehilangan, sedih, merasa bermusuhan dengan suami, mudah tersinggung, merasakan kegembiraan yang meluap-luap, mulai keluar dari realita. Insiden 75% dari ibu.
Resiko bunuh diri minimal, efek pada bayi minimal.
Intervensi : diskusikan tentang perasaan, ungkapkan perasaan marah, sabar, berikan support dan pengertian.
2. Severe post partum depresi
Depresi lebih hebat dari postpartum blues, kecemasan, phobi, ketakutan akan sesuatu yang membahayakan bayinya, hipocondriasis, berat badan menurun, insomnia, apatis, banyak kehilangan energi, merasa kehilangan cinta dan harga diri dan merasa bersalah. Meningkat setelah 6 bulan persalinan dan berakhir setelah 1 tahun.
Ada resiko bunuh diri, insiden 1:10, efek pada bayi : bayi menjadi kurang sentuhan, perkembangan minimal dan lambat, mungkin menyyebabkan gangguan tidur dan nutrisi.
Intervensi : hospitalisasi dengan kecemasan dan resiko bunuh diri
3. Borderline depression
 Meningkat setelah 12 bulan persalinan.
 Kehilangan kontak dengan realita
 Ada resiko bunuh diri
 Intervensi : hospitalisasi dengan psikoterapi intensive dan lama
 Efek terhadap bayi : bayi mungkin mengalami penyiksaan atau kekerasan
4. Psikosa postpartum
 Biasanya muncul mulai bulan pertama setelah kelahiran
 Delusi, halusinasi, disorientasi, perasaan ketakutan yang kuat untuk keadaan diri sendiri dan bayi, paranoid, reaksi obsessive yang kuat atau bipolar dari mania menuju depresi
 Kehilangan kontak dengan realita
 Sering dialami oleh ibu yang mengalami keguguran, kematian bayi dalam kandungan atau setelah melahirkan
 Resiko bunuh diri dan bayi
 Insiden : 2%
 Intervensi : hospitalisasi support psikoterapi, terapi obat, ECT jalan terakhir
 Berlanjut dengan ketergantungan obat-obatan
 Efek terhadap bayi sangat berbahaya

Sumber :
1. Mochtar, R. (no date). Sinopsis Obstetri. EGC, Jakarta.
2. PSIK FK UGM. (2001). NSC Maternitas, Materi Kuliah Keperawatan Maternitas,Yogyakarta.
3. Wiknjosastro, H. (1999). Ilmu kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

Minggu, 27 Maret 2011

SOP AYAM TOMAT

Satu lagi resep hasil modifikasi yang sudah diuji coba di dapur eksperimen adalah SOP AYAM TOMAT. Resep ini dimodifikasi dari resep yang didapat di bungkus sebuah penyedap masakan “Masako”. Selamat mencoba....
Bahan:
1. Ayam ½ kg potong2 ukuran sedang
2. Tomat ukuran sedang 8 buah
3. Daun bawang 1 batang
4. Bawang putih ukuran sedang 3 siung
5. Merica bubuk ½ sdt
6. Tepung maizena 1 sdt
7. Minyak goreng secukupnya
8. Garam secukupnya
9. Air 1 liter
Cara membuat :
1. Rebus ayam hingga matang dalam 1 liter air
2. Pisahkan ayam dengan air kaldunya
3. Cincang kasar tomat
4. Iris serong daun bawang
5. Tumbuk kasar bawang putih bersama garam
6. Cairkan tepung maizena dalam ½ gelas air
7. Tumis bawang putih yang telah ditumbuk sampai harum
8. Masukkan air kaldu ayam
9. Masukkan tomat yang telah dicincang
10. Masukkan daun bawang
11. Masukkan merica bubuk
12. Setelah mendidih masukkan ayam
13. Tambahkan tepung maizena cair
14. Tunggu hingga kuah mendidih dan sedikit mengental
Hidangkan selagi masih panas. Resep ini untuk 5 porsi. Selamat mencoba....

Rabu, 09 Maret 2011

KEBUTUHAN SEKSUALITAS

PENGERTIAN
 Merupakan kebutuhan dasar manusia berupa ekspresi perasaan 2 individu secara pribadi yg saling menghargai, memperhatikan, dan menyayangi sehingga terjadi sebuah hubungan timbal balik antara kedua individu tersebut
 seksualitas meliputi bagaimana seseorang merasa tentang diri mereka dan bagaimana mereka mengkomunuksikan perasaan tersebut terhadap orang lain melalui tindakan yang dilakukannya seperti, sentuhan, ciuman, pelukan, senggama, atau melalui perilaku yang lebih halus seperti isyarat gerak tubuh, etiket, berpakaian, dan perbendaharaan kata.
 Raharjo (1999) menjelaskan bahwa seksualitas merupakan suatu konsep, kontruksi sosial terhadap nilai, orientasi, dan perilaku yang berkaitan dengan seks.
 kesehatan seksual menurut WHO (1975) sebagai “pengintegrasian aspek somatik, emosional, intelektual, dengan cara yang positif, memperkaya dan meningkatkan kepribadian, komunikasi, dan cinta”.
Tinjauan seksual dari beberapa aspek
• Aspek biologis
Pandangan anatomi dan fisiologi sistem reproduksi, kemampuan organ seks dan adanya hormonal serta sistem syaraf yg berfungsi atau berhubungan dgn kebutuhan seksual
• Aspek psikologis
Pandangan terhadap identitas jenis kelamin, sebuah perasaan dari diri sendiri terhadap kesadaran identitasnya serta memandang gambaran seksual
• Aspek sosial budaya
Merupakan pandangan budaya atau keyakinan yg berlaku di masyarakat terhadap kebutuhan seksual serta perilakunya di masyarakat
PERKEMBANGAN SEKSUALITAS
MASA PRANATAL DAN BAYI
 Komponen fisik/biologis : sudah berkembang,
Mampu merespon rangsang, misal : ereksi, pelumas vagina (saat mandi merasakan adanya perasaan senang)
 Komponen psikososial :
 Bayi : fokus kebutuhan rasa aman, nyaman, kesenangan, nutrisi
 Berkembang rasa percaya
 Respon terhadap interaksi figur orang tua
 Mulai belajar jenis kelamin
 Perkembangan psikoseksual (Sigmund Freud) :
Tahap oral
 Umur 0-1 tahun
 Kepuasan dicapai dgn menghisap, menggigit, mengunyah atau bersuara
 Misal : menetek, menghisap jari
 Masalah : menyapih dan makan
Tahap anal
 Terjadi umur 1-3 thn
 Kepuasan terjadi saat pengeluaran feses
 kadang-kadang mencoba memasukan kembali atau menahan feses, sering menjadikan feses sebagai mainan.
 Dapat dilatih kebersihan
MASA KANAK-KANAK
 Dibagi dalam masa todler, prasekolah dan sekolah
 Biologis: struktur anatomi dan fisiologi terus berkembang
 Psikososial : mulai mengidentifikasi dirinya sebagai laki-laki atau perempuan
Belajar perasaan diri melalui interaksi dengan figur orang tua
 Perkembangan psikoseksual :
Tahap oedipal/phalik
 terjadi usia 3-5 thn
 Kepuasan anak terletak pada rangsang otoerotis : meraba, nikmat pada beberapa daerah
 Mengidentifikasi jenis kelamin
 berperan sesuai jenis kelamin
 Menyukai lain jenis (laki-laki dekat dgn ibu, perempuan dekat dgn ayah)
Pada anak laki-laki dekat dengan ibu, bangga terhadap penisnya.
Pada anak perempuan dekat dengan ayah karena ayah suka mengagumi kecantikannya dan senang bermain dengannya.
Tahap laten
 Terjadi pada umur 5-12 thn
 Suka berinteraksi dgn kelompok/sebaya
 Dorongan libido mereda
 Banyak bertanya masalah seksual melalui interaksi dengan orang dewasa, membaca atau berfantasi
 Mulai memasuki masa pubertas
MASA PUBERTAS
 Biologis: terjadi kematangan fisik (pubertas) dan kematangan psikososial (remaja)
 Perubahan fisik :
Laki-laki : TB, BB, perkembangan otot, bulu, ukuran penis
Perempuan : TB, BB, bentuk tubuh, ukuran payudara, menstruasi
 Psikososial : perubahan body image, perhatian besar pada perubahan fungsi tubuh, belajar perilaku pada kondisi sosial baru, konflik emosi (mudah tersinggung, malu, ingin dimengerti)
 Perkembangan Psikoseksual
Tahap genital :
 Terjadi > 12 thn
 Berespon thd sensasi menyenangkan / permainan erotis (fantasi, masturbasi)
MASA DEWASA MUDA DAN PERTENGAHAN UMUR
 Biologis :
o umur 18-30 thn
 kematangan anatomi dan fisiologi, BB, TB dan kondisi tubuh.
 Perkembangan ciri seks sekunder mencapai puncak
o Pertengahan umur : terjadi perubahan hormon
 Wanita: penurunan estrogen, pengecilan payudara, cairan vagina berkurang
 Pria : menurunnya reaksi ereksi, penurunan ukuran penis, penurunan produksi semen
 Psikososial :
 Intim dnegan lawan jenis, menikah, melahirkan, punya anak menyebabkan terjadinya perubahan peran
 Interaksi seksual : kominikasi terbuka tentang seks dengan partner, pengetahuan yg baik tentang diri dan kemampuannya serta tentang partnernya
MASA DEWASA TUA
 Biologis :
 Perempuan : atropi vagina, jaringan payudara, cairan vagina menurun, intensitas orgasme menurun
 Laki-laki : menurunnya produksi sperma, intensitas orgasme menurun, terlambat mencapai ereksi, pembesaran kelenjar prostat
 Psikososial :
Masalah yg mempengaruhi perkembangan seksualitas:
 penyesuaian terhadap perubahan body image
 penyesuaian terhadap perubahan dlm keluarga, status perkawinan, pensiun, perubahan fungsi tubuh, menurunnya mobilitas
Bila pada masa dewasa tua dan lansia seseorang tidak mampu berespon positif terhadap perubahan maka orang tersebut dapat merasakan penurunan harga diri (HDR) dan kemudian menyebabkan isolasi sosial
PERILAKU PERAN JENIS KELAMIN
 Mulai sejak lahir dan berlangsung sepanjang hidup
 Dipengaruhi oleh struktur fisik, perasaan internal tentang laki-laki/perempuan, nilai keluarga, nilai budaya
 Peran laki-laki dewasa (perilaku yg menyertai):
pencari nafkah, ayah, olahragawan, mencintai lawan jenis, bercelana panjang, fisik kuat, ekspresi perasaan terkontrol
 Perempuan diharapkan : ekspresi emosi lembut
ORIENTASI SEKSUAL
 Orientasi seksual merupakan preferensi yang jelas, persisten, dan erotik seseorang untuk jenis kelaminnya atau orang lain. Dengan kata lain orientasi seksual adalah keteratarikan emosional, romantik, seksual, atau rasa sayang yang bertahan lama terhadap orang lain
 Orientasi seksual memiliki rentang dari Homoseksual murni sampai dengan Heteroseksual murni termasuk didalamnya Biseksual
 Homoseksual : mengalami ketertarikan emosional, romantik, seksual, atau rasa sayang pada sejenis
 biseksual : merasa nyaman melakukan hubungan seksual dengan kedua jenis kelamin
VARIASI DALAM EKSPRESI SEKSUAL
 Transeksual adalah orang yang identitas seksual atau jender nya berlawanan dengan sex biologisnya
Seseorang merasa terperangkap dengan tubuhnya yang tidak sesuai dengan perasaan seksualnya (’disforia jender’.)
 Transvetit biasanya adalah pria heteroseksual secara periodik berpakaian seperti wanita untuk pemuasan pikologis dan seksual. Sikap ini bersifat sangat pribadi bahkan bagi orang yang terdekat sekalipun.
KARAKTERISTIK KESEHATAN SEKSUAL
 Mengekspresikan perubahan tubuh secara positif
 Mempunyai pengertian tentang seksualitas
 Keserasian pengertian antara biologic sex, gender identity dan gender behaviour
 Perilaku sesuai dengan konsep diri
 Menyadari perasaan dan seksualnya
 Berespon secara fisik dan mental bagi diri dan partner
 Merasa mampu untuk tetap bahagia dan menghasilkan keturunan
PENYIMPANGAN SEKSUAL
 Transeksualisme :
Bentuk penyimpangan seks ditandai perasaan tdk suka dgn alat kelaminnya, ada keinginan berganti kelamin
 Pedofilia :
Kepuasan seks dgn objek anak-anak di bawah usia pubertas (ditandai dgn fantasi)
Dapat disebabkan skizophrenia, sadisme organik, gangguan kepribadian organik
 Eksibisionisme :
Kepuasan seksual dicapai dgn mempertontonkan alat kelamin di muka umum. Dilakukan mendadak di depan orang yg tidak dikenal namun tidak ada upaya untuk melakukan hubungan seks
 Fetisisme
Kepuasan seksual dicapai dgn menggunakan benda seks seperti sepatu tinggi, pakaian dalam, stoking.
Disfungsi ini dapat terjadi karena eksperimen seksual yg normal dan bedah pergantian kelamin
 Transvestisme
Kepuasan seksual dicapai dgn memakai pakaian lawan jenis dan melakukan peran seks yg berlawanan, misalnya pria senang menggunakan pakaian dalam wanita
 Voyerisme/skopofolia
Kepuasan seksual dicapai dgn melihat alat kelamin org lain atau aktivitas seks yag dilakukan orang lain
 Masokisme
Kepuasan seksual dicapai melalui kekerasan atau disakiti terlebih dahulu secara fisik maupun psikologis
 Sadisme
Kebalikan masokisme, kepuasan seks didapat dgn menyakiti objeknya baik fisik maupun psikologis. Dpt disebabkan karena perkosaan dan pendidikan yg salah
 Homoseksual atau lesbianisme
Penyimpangan seksual ditandai dengan ketertarikan secara fisik maupun emosi kepada sesama jenis. Kepuasan seks didapat dengan berhubungan dgn orang dgn jenis kelamin sama
 Zoofilia
Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan objek binatang
 Sodomi
Kepuasan seks dicapai dgn hubungan melalui anus
 Nekrofilia
Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan objek mayat
 Koprofilia
Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan objek feses
 Urolagnia
Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan objek urine yg diminum
 Oral seks/kunilingus
Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan mulut pada alat kelamin wanita
 Felaksio
Kepuasan seks dicapai dgn menggunakan mulut pd kelamin laki-laki
 Froterisme/friksionisme
Kepuasan seks dicapai dgn menggosokkan penis pd pantat wanita atau badan yg berpakaian di tempat yg penuh sesak manusia
 Goronto
Kepuasan seks dicapai melalui dgn lansia
 Frottage
Kepuasan seks dicapai dgn cara meraba org yg disenangi tanpa diketahui lawan jenis
 Pornografi
Gambar/tulisan yg dibuat scr khusus utk memberi rangsangan seksual
BENTUK ABNORMALITAS SEKSUAL AKIBAT DORONGAN SEKSUAL ABNORMAL
Prostitusi
 Pola dorongan seks tidak wajar
 Tidak terintegrasi dlm kepribadian
 Relasi bersifat impersonal tanpa ada afeksi
 Emosi berlangsung cepat
 Tidak ada orgasme pada wanita
 Dpt terjadi pada laki-laki maupun wanita
 Pada laki-laki disebabkan karena keinginan mencari variasi dlm seks, iseng dan ingin menyalurkan kebutuhan seks
 Pada wanita dpt disebabkan karena faktor ekonomi, disorganisasi kehidupan keluarga, nafsu seks abnormal
Perzinahan
 Relasi seks laki-laki dan wanita yg bukan pasangan suami-istri
 Pada wanita terjadi bila relasi afeksional atau emosional yg sangat kuat
 Pada pria biasanya karena rasa iseng atau dorongan untuk memuaskan nafsu sesaat
Frigiditas
 Ketidakmampuan wanita mengalami hasrat seksual atau orgasme selama senggama
 Ditandai berkurang atau tidak adanya ketertarikan pd hubungan seks atau tdk mampu menghayati orgasme dlm koitus
 Disebabkan karena kelainan dlm rahim atua vagina, hub yg tdk baik dgn suami, cemas, bersalah, atau takut
Impotensi
 Ketidakmampuan pria utk melakukan relasi seks atau senggama atau ketidakmampuan utk mencapai dan mempertahankan ereksi
 Banyak disebabkan karena faktor psikologis, kecemasan, ketekutan, pengalaman buruk masa lalu, persepsi seks yg salah
Ejakulasi prematur
 Terjadi pembuangan sperma terlalu dini sebelum ada penetrasi dalam vagina atau beberapa detik setelah penetrasi
 Umumnya disebsbkan karena kurangnya rasa percaya diri serta kegagalan dlm membangun hub suami istri
Vaginismus
 Kejang berupa penegangan atau pengerasan yg sangat menyakitkan pd vagina atau kontraksi yg sangat kuat shg penis terjepit
 Dapat terjadi karena kelainan organ dan psikologis (rasa takut)
Dispareunia
 Timbulnya kesulitan dlm melakukan senggama atau rasa sakit saat koitus
 Dapat terjadi saat sperma keluar, atau kurang cairan vagina
Anorgasme
 Kegagalan mencapai klimaks selama bersenggama
 Bersifat psikis
 Ditandai dgn pengeluaran sperma, tanpa ada puncak kepuasan
 Karena faktor psikis atau organik seperti ketidakmampuan penetrasi utk memberi rangsang atau vagina longgar
Kesukaran koitus pertama
 Terjadi kesulitan dlm melakukan koitus pertama
 Dapat karena kurang pengetahuan diantara pasangan, ada ketakutan, rasa cemas dlm berhubungan seks, dll


SIKLUS RESPON SEKSUAL
TAHAP SUKACITA (excitement)
• Tahap awal dlm merespon seks
• Wanita : byk lendir vagina, dinding vagina menebal, sensitivitas klitoris meningkat, putting menegang, ukuran payudara meningkat
• Pria : ereksi penis, penebalan dan elevasi skrotum
TAHAP KESTABILAN (Plateu)
• Wanita : mengalami retraksi di bawah klitoris, byk lendir vagina dan labia mayora, elevasi serviks dan uterus, meningkatnya otot pernafasan
• Laki-laki : meningkatnya ukuran gland penis, tekanan otot pernafasan
TAHAP ORGASME (PUNCAK)
 Wanita :
 Vasocongestion (payudara dan vagina menjadi lebih besar, tubuh hangat atau panas, perubahan warna payudara dan alat kelamin
 Myotonia (kontraksi uterus, rektal, spincter uretra dan otot2 lain yg tdk disengaja) hiperventilasi dan peningkatan nadi
 Pria : relaksasi spinchter kandung kencing, hiperventilasi, meningkatnya denyut nadi, ejakulasi
TAHAP RESOLUSI (PEREDAAN)
 Wanita : relaksasi dinding vagina, perubahan warna labia mayora, pernafasan, nadi, tekanan darah, otot2
 Pria : menurunnya pernafasan, denyut nadi, penis melemas
 Pada tahap resolusi pria mengalami periode refraktori bila dilanjutkan stimulasi menjadi tidak enak
 Pada wanita tidak mengalami periode refraktori sehingga mampu orgasme kembali


Berikut ini adalah tiga contoh impuls seksual wanita

 Contoh 1 orgasme berganda
 contoh 2 gairah yang mencapai level stabil tanpa terus mencapai orgasme
 contoh 3 memperlihatkan beberapa penurunan singkat dalam tahap perangsang diikuti sebuah tahap resolusi yang bahkan lebih cepat
FAKTOR YG MEMPENGARUHI MASALAH SEKSUAL
 Tidak adanya panutan (role model)
 Gangguan struktur dan fungsi tubuh, seperti trauma, obat, kehamilan, abnormalitas anatomi vagina
 Kurang pengetahuan atau informasi yg salah mengenai masalah seksual
 Penganiayaan fisik
 Adanya penyimpangan psikoseksual
 Konflik terhadap nilai
 Kehilangan pasangan karena perpisahan atau kematian
 Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual
 Fisik (kelelahan, medikasi, citra tubuh, kehamilan, dll)
 Hubungan dengan parter (kedekatan, kemesraan)
 Gaya hidup (penggunaan alkohol, pekerjaan, pembagian waktu)
 Harga diri (dipengaruhi oleh perkosaan, inses, penganiayaan fisik/emosi, ketidakadekuatan pendidikan seks, pengaharapan pribadi atau kultural yang tidak realistik.
 Faktor yang mempengaruhi perilaku seksual (menurut Purnawan, 2004)
FAKTOR INTERNAL
 Perkembangan seksual (fisik, psikologis)
 Pengetahuan mengenaikesehatan reproduksi
 motivasi
FAKTOR EKSTERNAL
 Keluarga
 Pergaulan
 Media masa

(RD; http://www.rosiana-nursing.blogspot.com)

Rabu, 02 Maret 2011

NUTRISI BAGI IBU HAMIL (II)

Selain memperhatikan kandungan gizi dalam makanan, ibu hamil juga harus memperhatikan pemilihan bahan makanan dan cara pengolahannya.
1. Tidak terlalu asin atau pedas
2. Mengandung lemak cukup tinggi
3. Tidak mengandung alkohol
4. Hindari makanan yang mengandung bahan pengawet, zat pewarna dan vetsin
5. Pilih sayuran dan buah-buahan segar
6. Pilih daging dan ikan segar
7. Hindari bahan makanan olahan seperti telur asin, ikan asin atau daging yang diawetkan
8. Cuci bahan makanan sampai bersih sebelum dimasak tapi tetap memperhatikan kandungan gizi di dalamnya
9. Masak makanan sampai matang namun jangan terlalu matang
10. Hindari penggunaan minyak goreng berkali-kali
11. Perrhatikan selalu tanggal kadaluarsa dan komposisi vitamin dan mineral dalam bahan makanan
12. Perhatikan kemasan bahan makanan di dalam kaleng, hindari mengkonsumsi makanan kaleng yang sudah berkarat
13. Simpan peralatan dapur dengan baik untuk menjaga kebersihannya
14. Jangan membiarkan binatang berkeliaran di dapur

Makanlah dengan teratur dan porsi yang cukup, dengan tetap memperhatikan kebutuhan ibu dan juga janin.

Sumber : Christian, M. & Yusron, N. (2006). 1001 Tentang Kehamilan. TriExs Media, Jakarta.

NUTRISI BAGI IBU HAMIL (I)

Kesehatan ibu hamil dan janinnya sangat dipengaruhi oleh nutrisi yang diperolehnya. Nutrisi yang dikonsumsi harus mengandung cukup gizi karena pada wanita hamil kebutuhan gizi tambahan dibutuhkan untuk pertumbuhan rahim, payudara, pertambahan voume darah, plasenta, air ketuban dan pertumbuhan janin. Untuk semua keperluan tersebut ibu hamil membutuhkan tambahan gizi sekitar 15% lebih banyak dari biasanya. Dari semua makanan yang dikonsumsi ibu hamil 40% akan diserap oleh janin, sementara sisanya 60% digunakan untuk kebutuhan si ibu. Meningkatnya jumlah makaan yang dikonsumsi mengakibatkan peningkatan berat badan ibu. Pada usia kehamilan 9 bulan peningkatan berat badan sekitar 11-13 kg.
Makanan untuk ibu hamil haruslah merupakan makanan dengan menu lengkap dan seimbang, yaitu mengandung unsur-unsur sumer tenaga, pembangun, pengatur dan pelindung.
• Sumber tenaga
Wanita hamil membutuhkan tambahan energi sebesar 300 kalori perhari atau sekitar 15% lebih banyak dari jumlah normal (2800-3000 kalori perhari). Sumber energi ini dapat diperoleh dari makanan yang mengandung karbohidrat dan lemak. Jenis makanan yang mengandung karbohidrat misalnya beras, kentang, sagu, jagung, terigu, ubi dan sejenisnya. Makanan yang mengandung lemak dapat berupa lemak nabati dan hewani. Makanan yang mengandung lemak nabati diperoleh dari margarin, minyak sayur, minyak sawit, dan sejenisnya, sedangkan lemak hewani dapat diperoleh dari mentega, susu, dan keju.
• Sumber pembangun
Makanan sumber pembangun adalah makanan yang mengandung zat yang diperlukan untuk pembentukan jaringan dan sel-sel baru dalam tubuh ibu, membentuk plasenta, membentuk air ketuban serta menambah unsur-unsur cairan darah, terutama haemoglobin dan plasma darah yang digunakan untuk mengangkut zat-zat asam yang dibutuhkan selama kehamilan. Zat pembangun ini dapat diperoleh dari protein. Kebutuhan protein pada wanita hamil mencapai 80 gr/hari. Dari jumlah tersebut 70% nya digunakan untuk kebutuhan janin.
Makanan sumberprotein bisa dari hewani maupun nabati. Sumber protein hewani bisa ditemukan dalam ikan, udang, kepiting, kerang, daging sapi, daging ayam, telur, susu dan keju. Sumber protein nabati didapat dari kacang-kacangan, tahu dan tempe.
• Sumber pengatur dan pelindung
Makanan dikatakan sebagai sumber pengatur dan pelindung krena dibutuhkan untuk mengatur proses metabolisme dan melindungi tubuh dari serangan penyakit. Untuk melakukan fungsi tersebut makanan harus mengandung berbagai unsur mineral, zat kapur, zat besi, vitamin A, vitamin C, dan asam folat. Makanan yang menjadi sumber pengatur dan pelindung berupa sayuran dan buah-buahan segar.

Berikut ini akan dijelaskan berbagai macam vitamin dan mineral beserta fungsinya dalam tubuh dan sumbernya.
1. Zat kapur
Diperlukan untuk pertumbuhan tulang dan gigi janin. Kebutuhan selama hamil bertambah sekitar 400 mg. Sayuran berwarna hijau dan kacang-kacangan merupakan makanan yang mengandung zat kapur, ditemukan juga pada susu dan keju.
2. Fosfor
Penting untuk pertumbuhan tulang dan gigi. Sumbernya diperoleh dalamsusu, keju dan daging.
3. Zat besi
Diperlukan untuk pembentukan sel darah merah yang baru. Penambahan sel darah merah sangat diperlukan dalam proses persalinan dan menyusui, selain juga untuk menunjang proses kehamilan. Zat besi banyak ditemukan dalam sayuran hijau, kacang-kacangan, kuning telur, hati, kernag dan ikan.
4. Yodium
Merupakan mineral yang sangat penting untuk mencagah terjadinya cacat mental dan fisik (kerdil). Sumber makanan yang banyak mengandung yodium antara lain minyak ikan, ikan laut, dan garam beryodium.
5. Vitamin A
Diperlukan untuk pertumbuhan sel, jaringan, gigi dan tulang. Dapat diperoleh dengan mengkonsumsi kuning telur, hati, mentega, sayuran hijau, dan buah-buahan berwarna kuning seperti wortel, tomat dan nangka.
6. Vitamin B6
Berguna untuk mendukung pembentukan sel darah merah, kesehatan gigi dan gusi. Vitamin B6 terdapat dalam makanan seperti gandum, jagung, hati dan daging.
7. Vitamin B12
Merupakan salah satu vitamin yang berguna untuk mendukung pembentukan sel darah merah dan kesehatan jaringan syaraf. Banyak terdapat dalam telur, daging, hati, keju, ikan laut dan kerang.
8. Vitamin C
Diperlukan untuk membentuk jaringan ikat dann pembuluh darah. Vitamin C banyak terdapat dalam sayuran hijau dan buah seperti jeruk, tomat, melon, pepaya, dll.
9. Vitamin D
Berfungsi untuk membantu penyerapan zat kapur dan fosfor dalam proses mineralisasi tulang dan gigi yang banyak terdapat dalam ikan laut, susu dan margarin.
10. Vitamin K
Dibutuhkan untuk mencagah terjadinya perdarahan yaitu dengan mendukung proses pembekuan darah supaya bisa terjadi secara normal. Makanan yang banyak mengandung vitamin K adalah ikan laut, hati dan sayuran hijau.
11. Asam folat
Berguna untuk mendukung pertumbuhan dan pembentukan sel darah merah, serta produksi inti sel. Sumber makanan yang mengandung asam folat adalah hati, daging, ikan, dan sayuran berwarna hijau.

Sumber : Christian, M. & Yusron, N. (2006). 1001 Tentang Kehamilan. TriExs Media, Jakarta.

Selasa, 01 Maret 2011

Soto Cakalang

Sebenarnya ini sih Cuma modifikasi aja dari soto-soto yang lain, kalau biasanya soto dipadukan dengan daging ayam ato sapi maka saya mencoba untuk memadukan soto dengan daging ikan cakalang. Setelah dicoba di dapur eksperimen (setiap sabtu saya menyempatkan diri untuk mencoba resep baru atau memodifikasi resep yang sudah ada) ternyata hasilnya lumayan.... selamat mencoba...

Bahan-bahan :
1. 1 keping bihun
2. 2 ekor ikan cakalang
3. 5 lembar kol
4. 100 gr kacang tanah
5. Kecap manis
6. 3 siung Bawang merah (ukuran sedang)
7. 3 siung bawang putih (ukuran sedang)
8. 1 ruas jari jahe
9. 1 ruas jari kunyit
10. 1 batang serai
11. 2 lembar daun jeruk
12. 1 lembar daun bawang
13. 1 buah jeruk nipis
14. Garam secukupnya
15. Merica bubuk 1 sdt
16. Air secukupnya

Cara membuat :
1. Rendam bihun dalam air panas, setelah lembek tiriskan
2. Cuci kol kemudian iris tipis
3. Cuci ikan cakalang kemudian lumuri dengan air jeruk nipis dan garamkemudian digoreng
4. Iris tipis bawang merah kemudian digoreng
5. Cuci kacang tanah kemudian digoreng
6. Iris serong daun bawang
7. Haluskan bawang putih, jahe, kunyit dan garam
8. Goreng bumbu dengan sedikit minyak sampai harum
9. Masukkan serai, daun jeruk dan daun bawang
10. Masukkan air kurang lebih 1 liter
11. Setelah air panas masukkan merica bubuk dan tunggu sampai air mendidih

Cara penyajian :
1. Ambil secukupnya bihun lalu tempatkan dalam piring saji
2. Ambil kol secukupnya
3. Siram dengan kuah yang masih panas
4. Taburi kacang tanah dan bawang goreng
5. Taburi dengan daging ikan cakalang yang telah disuwir
6. Tambahkan kecap manis

Resep ini bisa untuk 3 – 4 orang. Kalau suka pedes boleh juga disiapkan sambelnya, dan biasanya ada krupuk juga sebagai pelengkap... hmmm....yummmyyy.... (RD) http://rosiana-nuka.blogspot.com/

Seks...??? Hmmm.....

Seks...denger judulnya aja udah ngeri... sebenarnya karena beberapa kali menjadi tempat curhat dari beberapa teman mengenai masalah ini jadi saya terdorong untuk menulis tema ini. Pada saat teman menceritakan permasalahannya mengenai seks bebas, respon pertama yang keluar adalah kaget. Bukannya sok naif atau bagaimana tapi terus terang bagi saya seks adalah hal yang sangat pribadi sehingga tidak perlu diceritakan kepada orang lain. Namun setelah mendengar dengan fokus ternyata memang teman ini begitu tersiksa karena terikat seks bebas dan ingin segera keluar dari jerat yang tampaknya begitu nikmat ini.

Ternyata seks bebas sudah menjadi perbincangan yang cukup hangat bagi kaum muda sekarang... Ada yang enjoy dengan kebiasaan buruknya itu namun banyak juga yang merasa bersalah, tersiksa, terjerat dan bahkan merasa tidak berharga. Rupanya cukup banyak dampak dari seks bebas. Dan latar belakang kenapa mereka melakukannya ternyata juga bervariasi, ada yang karena sakit hati dikhianati pasangan sebelumnya, ada yang beralasan karena cinta, ada yang melakukannya karena hubungan dengan pacar tidak direstui orang tua, dan banyak macam alasan lainnya.

Sebenarnya apa itu seks? Saya pernah mengikuti sebuah seminar bagi anak muda mengenai Love, Seks and Dating di sebuah gereja. Dalam makalahnya disebutkan bahwa seks merupakan keinginan seorang laki-laki atau seorang perempuan akan lawan jenisnya (Jusuf BS, 1995). Seks adalah ikatan batiniah pria dan wanita dalam persetubuhan. Seks adalah naluri alamiah manusia yang ada sejak ia dilahirkan. Seks memliki nilai tinggi bagi setiap manusia. Tuhan menciptakan naluri seks supaya manusia menikmatinya hanya dalam hubungan pernikahan. Di luar pernikahan seks adalah dosa dan membawa kepada kehancuran. Seks akan dipuaskan dan hanya dapat dipuaskan dengan benar dan dengan tidak menjadi dosa (tanpa kepahitan dan kerusakan hidup) yaitu dalam pernikahan yang suci. Peranan utama seks bagi manusia adalah lambang persekutuan. Yaitu persekutuan dalam perkawinan, suatu hubungan seumur hidup yang diikat oleh janji-janji dan yang berdasarkan kasih, kepercayaan dan kesetiaan, dan tujuan bersama (Jack, 2000).

Itulah seks yang sebenarnya. Bukan dosa sepanjang dilakukan sesuai dengan aturan dan mengikuti norma-norma agama. Bagaimana dengan seks yang dilakukan diluar pernikahan? Sudah pasti apapun alasannya tidak dibenarkan karena selain melanggar norma, seks diluar pernikahan menimbulkan dampak yang luar biasa dahsyat dan hampir seluruhnya dampak buruk. Beberapa dampak yang mungkin terjadi :
 Penularan penyakit kelamin, seperti: AIDS, Sepilis, dll.
 Menurunnya derajat nilai seks yang semestinya melayani pasangan dalam pernikahan, namun hanya untuk kesenangan pribadi saja sehingga penghargaan terhadap seksualitas kurang.
 Kehamilan yang tidak diinginkan, sehingga terjadi tindakan aborsi (menggugurkan kandungan). Di Amerika 9% dari kelahiran dalam satu tahun (360.000) dilahirkan oleh remaja yang belum menikah (Jackson, 2005). Data tentang aborsi di Indonesia menunjukkan peningkatan

TAHUN 1997 1.000.000 Janin/taun --
Tahun 1998 1.750.000 Janin/tahun Naik 75%
April 2000 2.300.000 Janin/tahun Naik 31%
Mei 200 2.600.000 Janin/tahun Naik 13%
Oktober 2002 3.000.000 Janin/tahun Naik 15%
Sumber: www.aborsi.net

 Gangguan psikologis antara lain: Merasa bersalah, Takut, Merasa tidak berarti, dll.
Meskipun seks diluar pernikahan dilakukan secara aman, misalnya dengan pelindung atau alat kontrasepsi akan tetap muncul dampak buruk yaitu masalah psikologis. Merasa tidak berarti, merasa takut, bersalah, tidak berharga sering kali muncul dari pasangan yang melakukannya. Yang paling parah adalah ketidakpercayaan kepada pasangannya. Meskipun kemudian mereka menikah, hal buruk yang mungkin muncul setelah mereka menikah adalah rasa tidak percaya. Satu pihak bisa saja merasa curiga kepada pasangannya jangan-jangan si pasangan ini juga melakukan seks dengan orang lain di luar sepengetahuan dia. Hal ini yang sangat berbahaya bagi pasangan yang sudah menikah namun sudah melakukan seks sebelum menikah. Seksualitas yang semestinya sakral dan pribadi dinilai begitu rendah karena telah dilakukan diluar pernikahan dengan alasan kesenangan dan cinta.

Bagaimana cara mengkontrol godaan seks? Ini dia...
 Hindari pergaulan bebas yang menjurus kepada godaan seksual (pergi ke tempat pelacuran, pesta seks, pacaran kelewat batas, dll)
 Lakukan pekerjaan, kegiatan dan olahraga teratur guna menyalurkan energi dan menghilangkan pikiran-pikiran buruk mengenai seksualitas
 Hindari tontonan atau gambar yang menjurus ke arah porno dan dapat merangsang nafsu seksual.
 Memupuk kerohanian anda dengan memahami kebenaran firman Tuhan.

Hmm...lalu bagaimana dengan teman-teman yang sudah terlanjur terikat seks bebas? Segeralah keluar dari kubangan itu dengan cara:
 Mengaku dosa di hadapan Tuhan, bertobat dan hidup baru dalam iman.
Jujurlah kepada Tuhan dan kepada diri sendiri untuk dosa-dosa yang telah dilakukan, tundukkan diri di hadapan Tuhan dan bertobatlah, miliki hidup baru di dalam iman kepada Tuhan.
 Waspadai kelemahan tersebut dan hindari tindakan yang menjurus kepada hal-hal seksual.
Besar kemungkinan manusia untuk jatuh dalam dosa yang sama karena itu waspadalah dengan kelemahan terebut. Hindari tindakan atau hal-hal yang menjurus kepada seksualitas
 Tingkatkan kehidupan rohani supaya godaan seksual tidak menguasai.
Bergaullah dengan anak-anak Tuhan supaya juga kehidupan rohani bisa bertumbuh sehingga seluruh tindakan, pikiran dan hidup kita tidak dikuasai oleh godaan termasuk seksualitas
 Bersihkan pemikiran dari bayangan tentang seksual.
Pikiran negatif apapun bentuknya bila dibiarkan dapat menjadi perusak yang luar biasa, karena itu pikirkan hal-hal positif dan membangun supaya semakin hari kita diperbaharui dan semakin bersih dari godaan seksualitas.

Semoga tulisan ini bermanfaat... Terimakasih untuk suami tercinta yang sudah mau membagikan makalahnya untuk melengkapi tulisan ini. (RD)http://rosiana-nuka.blogspot.com

Minggu, 27 Februari 2011

7 Pilar Kesatuan Gereja Dalam Kitab Efesus

“Dan berusahalah memelihara kesatuan Roh dalam ikatan damai sejahtera: satu tubuh, dan satu Roh, sebagaimana kamu telah dipanggil kepada satu pengharapan yang terkandung dalam panggilanmu, satu Tuhan, satu iman, satu baptisan, satu Allah dan Bapa dari semua, Allah yang di atas semua dan melalui semua dan di dalam semua.” (Efesus 4:3-6)
1. Satu Tubuh.
Arti “satu Tubuh” adalah menunjuk kepada Gereja yang adalah tubuh Kristus, dan orang-orang percaya adalah anggota-anggota dari Tubuh itu. Jadi orang yang menerima Yesus sebagai Juruselamat dan telah lahir baru ia adalah anggota tubuh Kristus, secara universal dan personal. Bukan anggota denominasi suatu gereja. Istilah Tubuh Kristus tidak ditemukan dalam kitab-kitab lain kecuali dalam tulisan Paulus. Hampir dapat dibilang tidak ada Tubuh Kristus (kecuali dalam pikiran Allah) setidaknya sampai Kristus datang ke dunia. Dalam Alkitab, di luar surat Paulus tidak ditemukan gereja menyandang julukan tersebut (Baker, 619).
2. Satu Roh.
Setiap orang yang percaya kepada Kristus memiliki Roh yang sama. Sebab tidak ada seorangpun yang dapat berkata Yesus adalah Tuhan selain Roh Kudus yang ada pada orang tersebut. Sebab kita yang percaya diberi minum dari satu Roh (1 Korintus 12:3,13). Dan Roh inilah yang melahirbarukan orang percaya. Jadi jika seseorang berkata percaya kepada Yesus, maka ia memiliki Roh yang sama dengan kita yang Percaya juga kepada Kristus.
3. Satu Pengharapan.
Gereja Tubuh Kristus pada masa ini memiliki pengharapan yang unik, yakni pengangkatan oleh Tuhan ke surga sebelum masa Tribulasi (kesusahan besar). Pengharapan tentang kehidupan kekal di surga inilah yang perlu untuk dipersatukan. Kita tidak sedang membicarakan tentang pengharapan di bumi ini. Pengharapan akan hidup di bumi ini sangatlah berbeda satu dengan lainnya, namun pengharapan hidup kekal haruslah sama atau satu. Periksalah diri anda apakah anda memiliki pengharapan keselamatan secara pasti ke surga.
4. Satu Tuhan.
Semua orang bisa berkata “Tuhan, Tuhan, Tuhan.” namun Tuhan apa yang dimaksud? Jangan hanya berseru Tuhan,Tuhan,Tuhan, tapi anda tidak mengenal siapa Tuhan anda. Orang percaya memiliki konsep Tuhan yang sama, bahwa Tuhan yang kita sembah adalah Tuhan yang menciptakan langit dan bumi. Tuhan inilah yang memperkenalkan diriNya dalam pribadi Yesus Kristus yang telah menyerahkan hidupNya untuk menyelamatkan manusia yang berdosa.
5. Satu Iman.
Potensi iman sudah ada sejak anda lahir, dan tidak semua iman itu menuntun anda kepada kepastian masuk surga di akhirat. Namun iman kepada Kristulah yang memberi kepastian masuk surga kepada anda. Kesatuan inilah yang dimiinta oleh Paulus supaya dijaga. Jika iman anda belum sesuai pada patokan ini, anda belum dapat dikatakan sebagai anggota Gereja Tubuh Kristus. Kecuali percaya dan berpaling dengan iman kepada Kristus.
6. Satu Baptisan.
Paling tidak ada 12 baptisan dalam Alkitab (akan dibahas khusus), namun hanya satu baptisan yang menyelamatkan. Karena kitab Efesus ini adalah tulisan Paulus, maka pemahaman tentang baptisan tidak dapat dipisahkan dari teologi Paulus tentang bptisan. Tentulah dalam kitab ini Paulus sedang berbicara tentang baptisan Roh, yang bukan dilakukan oleh manusia. Sesuai dengan Roma 6:3, bahwa orang percaya dibaptis ke dalam kematian Kristus untuk menjadi satu Tubuh dengan Kristus. Baptisan model apapun yang anda alami selama ini tidak menyelamatkan anda ke surga, kecuali anda mengalami baptisan Roh yang menjadikan anda “ciptaan baru”.
7. Satu Allah.
Pengetahuan yang benar tentang Allah di antara orang percaya harus satu, yakni memahami Allah sebagai “Bapa dari semua” dan “di atas semua”. Bapa dari semua berarti Allah merupakan sumber sagala yang ada. Dialah yang menciptakan alam semesta ini dari tidak ada menjadi ada. Dia atas semua berarti Allah memiliki derajat atau kedudukan tertinggi dari apapun. Kedudukan tinggi ini menjadikan Dia layak menerima hormat dan sembah dari manusia.
Hendaklah kesatuah Roh terpelihara sempurna di antara orang percaya.
Tuhan Yesus memberkati.
(bahan dari tulisan “YB”; red.)

Kamis, 24 Februari 2011

Kiat Keperawatan (Nursing Arts)

Nursing arts (kiat keperawatan) :
1. Nursing is caring
Memberikan asuhan keperawatan tanpa membeda-bedakan klien
2. Nursing is sharing
Selalu melakukan diskusi dengan perawat lain, anggotatim kesehatan maupun klien
3. Nursing is laughing
Senyum merupakan salah satu kiat untuk memberikan rasa nyaman kepada klien
4. Nursing is crying
Menerima respon emosional baik dari klien maupun perawat lain sebagai suatu hal yang biasa disaat senang ataupun duka
5. Nursing is touching
Menggunakan sentuhan untuk menciptakan rasa nyaman
6. Nursing is helping
Asuhan keperawatan dilakukan untuk menolong klien dengan sepenuhnya memahami kondisinya
7. Nursing is believing in others
Meyakini bahwa orang lain memiliki hasrat dan kemampuan untuk meningkatkan status kesehatannya
8. Nursing is trusting
Menjaga kepercayaan orang lain/klien dengan menjaga mutu asuhan keperawatan
9. Nursing is believing in self
Meyakini bahwa dirinya memiliki pengetahuan dan mampu menolong orang lain dalam memelihara kesehatannya
10. Nursing is learning
Selalu belajar dan mengembangkan pengetahuan dan keterampilan keperawatan profesional
11. Nursing is respecting
Memperlihatkan rasa hormat dan penghargaan kepada orang lain/klien dengan menjaga kepercayaan dan rahasia klien
12. Nursing is listening
Mau menjadi pendengar yang baik saat klien mengeluh
13. Nursing is doing
Melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif berdasarkan pengetahuannya
14. Nursing is feeling
Dapat menerima, merasakan dan memahami perasaan duka, senang, frustasi, dan rasa puas klien
15. Nursing is accepting
Dapat menerima diri sendiri sebelum dapat menerima orang lain
(Gaffar, 1999)

Minggu, 20 Februari 2011

Dasar-Dasar Keperawatan

DASAR KEPERAWATAN

Rosiana Dewi

1. Pengertian Keperawatan
a. Pengertian keperawatan
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan profesional yamg meripakan bagian integral dari pelayanan kesehatan yang diadsarkan pada ilmu dan kiat keperawatan , berbentuk pelayanan bio- psiko- sosial- spiritual yang komprehensif, ditujukan kepada indifidu, keluarga dan mesyarakan, baik sakit maupun sehat yang mencakup seluruh proses kehidupan manusia.
b. Pengertian perawat
• UU RI No 23 Tahun 1992 tentang Kesehatan
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki diperoleh melalui pendidikan keperawatan.
• Kepmenkes no 1239 tahun 2001 dan Rancangan Undang-Undang Keperawatan
Perawat adalah seseorang yang telah lulus pendidikan perawat baik di dalam maupun di luar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
• Tyalor C Lillis C Lemone (1989)
Perawat adalah seseorang yang berperan dalam merawat atau memelihara, membantu dengan melindungi seseorang karena sakit, luka dan proses penuaan.
• ICN (international council of nursing) tahun 1965
Perawat adalah seseorang yang telah menyelesaikan pendidikan keperawatan yang memenuhi syarat serta berwenang di negeri bersangkutan untuk memberikan pelayanan keperawatan yan bertanggung jawab untuk meningkatkan kesehatan, pencegahan penyakit dan pelayanan penderita sakit.

2. Falsafah keperawatan
Falsafah keperawatan merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan.
Esensi falsafah keperawatan :
a. Memandang bahwa pasien sebagai manusia yang utuh (Holistik) yang harus dipenuhi segala kebutuhannya baik kebutuhan biologis, psikologis, spiritual dan sosial yang diberikan secara komperhensif dan tidak bisa dilakukan secara sepihak / sebagian dari kebutuhan.
b. Bentuk pelayanan keperawatan yang diberikan harus secara langsung dengan memperhatikan aspek kemanusiaan (humanistic)
c. Setiap orang berhak mendapatkan perawatan tanpa memandang perbedaan suku, kepercayaan, status sosial, agama, dan ekonomi. (universal)
d. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem pelayanan kesehatan, mengingat perawat pekerja dalam ruang lingkup tim kesehatan bukan sendiri-sendiri.
e. Pasien adalah mitra yang selalu aktif dalam pelayanan kesehatan, bukan seorang penerima jasa yang pasif.

3. Peran, fungsi dan tugas perawat
a. Peran perawat
Menurut pendapat Doheny (1982) ada beberapa elemen peran perawat professional antara lain : care giver, client advocate, conselor, educator, collaborator, coordinator change agent, consultant dan interpersonal proses.

Pemberi asuhan keperawatan ( care giver )
a. Peran sebagai pemberi asuhan keperawatan ini dapat dilakukan perawat dengan memperhatikan keadaan kebutuhan dasar manusia yang dibutuhkan melalui pemberian pelayanan keperawatan dengan menggunakan proses keperawatan sehingga dapat ditentukan diagnosis keperawatan agar bisa direncanakan dan dilaksanakan tindakan yang tepat sesuai dengan tingkat kebutuhan dasar manusia, kemudian dapat dievaluasi tingkat perkembangannya. Pemberian asuhan keperawatan ini dilakukan dari yang sederhana sampai yang komplek.
b. Dalam memberikan pelayanan / asuhan keperawatan, perawat memperhatikan individu sebagai makhluk yang holistic dan unik.
c. Peran utamanya adalah memberikan asuhan keperawatan kepada klien yang meliputi intervensi / tindakan keperawatan, observasi, pendidikan kesehatan, dan menjalankan tindakan medis sesuai dengan pendelegasian yang diberikan
Client Advocate (Pembela Klien)
a. Bertanggung jawab membantu klien dan keluarga dalam menginterpretasikan informasi dari berbagai pemberi pelayanan dan dalam memberikan informasi lain yang diperlukan untuk mengambil persetujuan (informed consent) atas tindakan keperawatan yang diberikan kepadanya.
b. Mempertahankan dan melindungi hak-hak klien, harus dilakukan karena klien yang sakit dan dirawat di rumah sakit akan berinteraksi dengan banyak petugas kesehatan. Perawat adalah anggota tim kesehatan yang paling lama kontak dengan klien, sehingga diharapkan perawat harus mampu membela hak-hak klien.
Seorang pembela klien adalah pembela dari hak-hak klien. Pembelaan termasuk didalamnya peningkatan apa yang terbaik untuk klien, memastikan kebutuhan klien terpenuhi dan melindungi hak-hak klien (Disparty, 1998 :140). Hak-Hak Klien antara lain :
1. Hak atas pelayanan yang sebaik-baiknya
2. Hak atas informasi tentang penyakitnya
3. Hak atas privacy
4. Hak untuk menentukan nasibnya sendiri
5. Hak untuk menerima ganti rugi akibat kelalaian tindakan.
Hak-Hak Tenaga Kesehatan antara lain :
1. Hak atas informasi yang benar
2. Hak untuk bekerja sesuai standart
3. Hak untuk mengakhiri hubungan dengan klien
4. Hak untuk menolak tindakan yang kurang cocok
5. Hak atas rahasia pribadi
6. Hak atas balas jasa
Conselor
Konseling adalah proses membantu klien untuk menyadari dan mengatasi tekanan psikologis atau masalah sosial untuk membangun hubungan interpersonal yang baik dan untuk meningkatkan perkembangan seseorang. Didalamnya diberikan dukungan emosional dan intelektual.
Peran perawat :
1. Mengidentifikasi perubahan pola interaksi klien terhadap keadaan sehat sakitnya.
2. Perubahan pola interaksi merupakan “Dasar” dalam merencanakan metode untuk meningkatkan kemampuan adaptasinya.
3. Memberikan konseling atau bimbingan penyuluhan kepada individu atau keluarga dalam mengintegrasikan pengalaman kesehatan dengan pengalaman yang lalu.
4. Pemecahan masalah di fokuskan pada masalah keperawatan
Educator
Mengajar adalah merujuk kepada aktifitas dimana seseorang guru membantu murid untuk belajar. Belajar adalah sebuah proses interaktif antara guru dengan satu atau banyak pelajar dimana pembelajaran obyek khusus atau keinginan untuk merubah perilaku adalah tujuannya. (Redman, 1998 : 8 ). Inti dari perubahan perilaku selalu didapat dari pengetahuan baru atau ketrampilan secara teknis.
collaborator
a. peran perawat di sini dilakukan karena perawat bekerja melalui tim kesehatan yang terdiri dari dokter, fisioterapis, ahli gizi, dan lain- lain dengan berupaya mengidentifikasi pelayanan keperawatan yang diiperlukan termasuk diskusi atau tukar pendapat dalam penentuan bentuk pelayanan selanjutnya.
b. Perawat bekerja sama dengan tim kesehatan lain dan keluarga dalam menentukan rencana maupun pelaksanaan asuhan keperawatan demi memenuhi kebutuhhan kesehatan klien.
change agent
Sebagai pembaharu, perawat mengadakan inovasi dalam cara berpikir, bersikap, bertingkah laku dan meningkatkan keterampilan klien / keluarga agar menjadi sehat.
Elemen ini mencakup perenccanaan, kerja sama, perubahan yang sistematis dalam berhubungan dengan klien dan cara memberikan perawatan kepada klien.
b. Fungsi perawat
Dalam menjalankan perannya, perawat akan melaksanakan berbagai fungsi diantaranya : fungsi independent, fungsi dependen, dan fungsi intterdependen.
1. fungsi independent
Merupakan fungsi mandiri dan tidak tergantung pada orang lain, dimana perawat dalam melaksanakan tugasnya dilakukan secara sendiri dengan keputusan sendiri dalam melakukan tindakan dalam rangka memenuhi kebutuhan dasar manusia seperti pemenuhan kebutuhan fisiologis ( pemenuhan kebutuhan oksigenasi, pemenuhan kebutuhan cairan dan elektrolit, pemenuhan kebutuhan nutrisi, pemenuhan kebutuhan aktifitas dan lain- lain ), pemenuhan kebutuhan keamanan dan kenyamanan, pemenuhan kebutuhan cinta dan mencintai, pemenuhan kebutuhan harga diri dan aktualisasi diri.
2. fungsi dependen
Merupakan fungsi perawat dalam melaksanakan kegiatannya atas pesan atau instruksi dari perawat lain. Sehingga sebagai tindakan pelimpahan tugas yang diberikan. Hal ini biasanya dilakukan oleh perawat spesialis kepada perawat umum, atau dari perawat primer ke perawat pelaksana.
3. fungsi interdependen
Fungsi ini dilakukan dalam kelompok tim yang bersifat saling ketergantungan diantara tim satu dengan yang lainnya. Fungsi ini dapat terjadi apabila bentuk pelayanan membutuhkan kerja sama tim dalam pemberian pelayanan seperti dalam memberikan asuhan keperawatan pada penderita yang menderita penyakit kompleks. Keadaan ini tidak dapat diatasi dengan tim perawat saja melainkan juga dari dokter ataupun lainnya, seperti dokter dalam memberikan tindakan pengobatan bekerja sama dengan perawat dalam pemantauan reaksi obat yang telah diberikan.

4. Sejarah perkembangan keperawatan
a. Sejarah perkembangan keperawatan di dunia
• Zaman pubakala ( primitive culture)
Orang-orang pada zaman dahulu hidup dalam keadaan primitive. Namun demikian mereka sudah mampu sedikit pengetahuan dan kecakapan dalam merawat atau mengobati. Pekerjaan "merawat" dikerjakan berdasarkan naluri (instink) naluri binatang "mother instinct" (naluri keibuan) yang merupakan suatu naluri dalam yang bersendi pada pemeliharaan jenis (melindungi anak, merawat orang lemah)
Perawatan dan pengobatan secara praktis telah dilakukan oleh orang-orang primitive, misalnya
 Merawat dan mengobati luka-luka
 Menurunkan panas dengan memberikan air minum yang banyak atau perawatannya dengan menggunakan air (kompres)
 Membuka absoes dengan menggunakan batu-batu tajam
 Menhentikan pendarahan dengan menggunakan batu-batu panas
 Pemakaian tumbuh-tumbuhan sebagai pengobatan penyakit
• Zaman keagamaan
Dimana orang yang sakit disebabkan oleh kutukan/dosa dari Tuhan. Tempat-tempat ibadah menjadi tempat alternative untuk menyembuhkan orang sakit dengan pendeta/pemimpin sebagai tabib dan perawat sebagai budaknya.
• Zaman masehi
Dimulai pada saat perkembangan agama Nasrani. Dimana saat itu banyak terbentuk diakones yaitu suatu bentuk organisasi wanita yang bertujuan untuk mengunjungi orang sakit sedangkan bagi yang laki-laki bertugas memberikan perawatan dan penguburan bagi yang meninggal. Pada pemerintahan Lord Constantine didirikan tempat Hospes yaitu tempat untuk menampung orang-orang sakit yang membutuhkan pertolongan. Pada saat itu didirikan rumah sakit di Roma yaitu Monastic Hospital.
• Zaman abad 16
Pada masa ini stuktur dan orientasi masyarakat berubah dari agama ke kekuasaan, yaitu perang, eksplorasi kekayaan, dan semangat colonial. Gereja dan tempat-tempat ibadah ditutup, padahal gereja dan tempat-tempat ibadah ini dugunakan orde-orde agama untuk merawat orang sakit. Sebagai dampak negatifnya tenaga perawat berkurang. Untuk memenuhi kurangnya perawat, bekas wanita tuna susila yang sudah bertobat bekerja sebagai perawat .dampak positifnya pada masa ini adalah banyak wanita-wanita dari orde-orde secara sukarela menjadi perawat untuk menolong korban-korban dari perang salib. Hingga pada akhirnya muncullah tokoh Florence Nightingale (1820-1910) dengan mendirikan sekolah perawat.
b. Sejarah perkembangan keperawatan di Indonesia
Seperti halnya perkembangan keperawatan di dunia, di Indonesia pada awalnya pelayanan perawatan masih didasarkan pada naluri, kemudian berkembang menjadi aliran animisme, dan orang bijak beragama.
1) Penjaga orang sakit (POS/zieken oppasser)
Sejak masuknya Vereenigge oost Indische Compagine di Indonesia mulai didirikan rumah sakit, Binnen Hospital adalah RS pertama yang didirikan tahun 1799, tenaga kesehatan yang melayani adalah para dokter bedah, tenaga perawat diambil dari putra pertiwi. Pekerjaan perawat pada saat itu bukan pekerjaan dermawan atau intelektual, melainkan pekerjaan yang hanya pantas dilakukan oleh prajurit yang bertugas pada kompeni. Tugas perawat pada saat itu adalah memasak dan membersihkan bagsal (domestik work), mengontol pasien, menjaga pasien agar tidak lari/pasien gangguan kejiwaan.
2) Model keperawatan Vokasional (abad 19)
Berkembangnya pendidikan keperawatan non formal, pendidikan diberikan melalui pelatihan-pelatihan model vokasional dan dipadukan dengan latihan kerja.
3) Model keperawatan kuratif (1920)
Pelayanan pengobatan menyeluruh bagi masyarakat dilakukan oleh perawat seperti imunisasi/vaksinasi, dan pengobatan penyakit seksual.
4) Keperawatan semi professional
Tuntutan kebutuhan akan pelayanan kesehatan (keperawatan) yang bermutu oleh masyarakat, menjadikan tenaga keperawatan dipacu untuk meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan dibidang keperawatan. Pendidikan-pendidikan dasar keperawatan dengan sistem magang selama 4 tahun bagi lulusan sekolah dasar mulai bermunculan.
5) Keperawatan preventif
Pemerintahan belana menganggap perlunya hygiene dan sanitasi serta penyuluhan dalam upaya pencegahan dan pengendalian wabah, pemerintah juga menyadari bahwa tindakan kuratif hanya berdampak minimal bagi masyarakat dan hanya ditujukan bagi mereka yang sakit. Pada tahun 1937 didirikan sekolah mantri higene di Purwokerto, pendidikan ini terfokus pada pelayanan kesehatan lingkungan dan bukan merupakan pengobatan.
6) Menuju keperawatan professional
sejak Indonesia merdeka (1945) perkembangan keperawatan mulai nyata dengan berdirinya sekolah pengatur rawat (SPR) dan sekolah bidan di RS besar yang bertujuan untuk menunjang pelayanan kesehatan di rumah sakit. Pendidikan itu diberuntukan bagi mereka lulusan SLTP ditambah pendidikan selama 3 tahun, disamping itu juga didirikan sekolah bagi guru perawat dan bidan untuk menjadi guru di SPR. Perkembangan keperawatan semakin nyata dengan didirikannya organisasi Persatuan Perawat Nasional Indonesia tahun 1974.
7) Keperawatan professional
Melalui lokakarya nasional keprawatan dengan kerjasama antara Depdikbud RI, Depkes RI dan DPP PPNI, ditetapkan definisi, tugas, fungsi dan kompetensi tenaga perawat professional di Indonesia. Diilhami dari hasil lokakarya itu maka didirikanlah akademi keperawatan, kemudian disusul pendirian PSIK FK-UI (1985) dan kemudian didirikan pula program paska sarjana (1999).

5. Paradigma keperawatan (manusia, kesehatan, keperawatan, lingkungan)
a. Masterman (1970)
Paradigma keperawatan merupakan pandangan fundamental tentang persoalan dalam cabang ilmu pengetahuan yaitu keperawatan
b. Gaffar (1997)
Paradigma keperawatan adalah cara pandang yang mendasar atau cara kita melihat, memikirkan, menyikapi dan memilih tindakan terhadap berbagai fenomena yang ada dalam keperawatan.
Paradigma keperawatan berfungsi untuk :
a. Menyikapi dan menyelesaikan berbagai persoalan yang melingkupi profesi keperawatan sebagai aspek pendidikan dan pelayanan keperawatan, praktek dan organisasi profesi
b. membantu individu dan masyarakat untuk memahami dunia keperawatan dan membantu perawat memahami fenomena yang terjadi di sekitarnya
Paradigma keperawatan meliputi 4 komponen :
a. MANUSIA
1) Konsep manusia
Manusia adalah makhluk hidup yang lebih sempurna dibandingkan dengan makhluk hidup yang lain.
Konsep tentang manusia ada bermacam-macam. Konsep seseorang tentang “manusia” dipengaruhi oleh beberapa hal sebagai berikut:
a. Filsafat hidup individu atau bangsa
Sebagai contoh: seorang komunis tentu mempunyai konsep yang dipengarui oleh falsafah negaranya berasakan komunis dan tidak meyakini adanya Tuhan. Hal ini tentu saja berbeda dengan bangsa Indonesia.
b. Pengalaman hidup seseorang
Seseorang yang beinteraksi dengan baik maka ia akan menganggap manusia adalah makluk yang baik sebaliknya manusia yang tidak menyenangkan saat berinteraksi dengan orang lain dapat mengatakan bahwa manusi adalah makluk yang kejam.
c. Pengetahuan ma nusia tentang dsirinya
Sangat terbatas, salah satunya karean manusia cenderung memikirkan hal-hal diluar dirinya ( misalnya: alam semesta, harta, lingkungan, dll )
Walaupun konsep tentang manusia masih beragam dan belum tercapai persamaan persepsi, profesi keperawatan mempunyai konsep tentang manusia yang memandang dan meyakini manusia sebagai:
2) Manusia sebagai makhluk unik
bahwa manusia mempunyai sifat dan karakteristik yang berbeda satu sama lain.
3) Manusia sebagai sistem
Manusia terdiri dari komponen subsistem yang membentuk satu sistem. Sistem tersebut meliputi :
• Sistem terbuka, manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh lingkungan baik lingkungan fisik,psikologis,social maupun spiritual sehingga proses perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam pemenuhan kebutuhan dasar.
Memandang manusia sebagi sistem terbuka yang dinamis yang memerlukan berbagai masukan dari sub sistem maupun sub prasistem
Tujuan utama manusia sebagi sistem terbuka:
1. Tetap bertahan dan berusaha untuk mencapai kebahagiaan lahir atau batin.
2. Dapat memelihara atau menempatkan dirinya dalam situasi apapun agar tetep sehat.
3. Derajat kesehatan manusia ditentukan oleh kemampuannya beradaptasi kepada segala pengaruh, baik yang berasal dari dalam dan luar.
• Sistem adaptik, manusia akan mereson terhadap perubahan yang ada dilingkungannya yang akan selalu menunjukkan perilaku adaptif dan maladaptive. Apabila kemampuan merespon lingkungan tersebut baik, maka perilaku manusia akan menunjukkan perilaku adaptif, akan tetapi jika kemampuan dalam respon lingkungan kurang maka perilaku manusia akan menunjukkan perilaku maladaptive.
• Sistem personal,interpersonal dan sosial, manusia memiliki persepsi,pola kepribadian dan tumbuh kembang yang tidak sama, juga memiliki kemampuan interaksi, peran dan komunikasi yang berbeda, serta memiliki kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat khususnya dalam pengambilan keputusan dan otoritas dalam masalah atau tugas kesehatan.
4) Manusia sebagai makhluk holistik
a) Manusia sebagai makhluk bio.
Memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
a. Terdiri dari sekumpulan organ tubuh yang semuanya mempunyai fungsi yang teritegrasi.
b. Diturunkan atau berkembangbiak melalui jalan pembuahan sperma dari laki-laki dan ovum dari wanita.
c. Untuk mempertahan kan kelangsunagn hidup manusia mempunyai kebutuhan dasar yang harus dipenuhi.
b) Manusia sebagai makhluk psiko
Sebagai makhluk psiko, manusia mempunyai sifat-sifat yang tidak dimiliki makhluk lain. Manusia mempunyai kemampuan berfikir, kesadaran pribadi, dan kepuasan dinamis. Adapun struktur kepribadian manusia yang dikemukakan oleh freud sebagai perikut:
a. ID adalah bagaian dari kepribadian yang paling dasar
b. Ego merupakan hasil dari pengembangan ID lebih lanjut
c. Super ego merupakan pengembangan ID dalam tingkatan yang lebih tinggi dari pada itu
ID,EGO, dan SUPER EGO sebaiknya jangan dilihat dari tiga aspek yang terpisah namun diartikan sebagai nama dari proses psikis yang tunduk pada sistem prinsip
c) Manusia sebagai makluk sosial
Manusia adalah makhluk sosial yang tidajk bisa lepas dari orang lain dan selalu berinteraksi dengan mereka. (Aristoteles)
d) Manusia sebagai makhluk spiritual
Mempunyai hubunagn dengan kekuatan diluar dirinya, hubungan dengan Tuhannya, dan mempunyai keyakinan dalam hidupnya
Sebagai sasaran asuhan keperawatan, lingkup klien dalam asuhan keperawatan, yaitu individu, keluarga, dan masyarakat.
a. Individu sebagai klien
Individu adalah anggota keluaraga yang unik, sebagai kesatuan utuh dari aspek bio-psiko-sosio-spiritual dalam hal ini perawat berperan memenuhi kebutuhan dasar individu karena
1) Kelemahan fisik dan mental
2) Keterbatasan pengetahuan
3) Kurang kemauan menuju kemandirian
b. Keluarga sebagai klien
Sebagai klien yang bersifat keluarga diartikan sebagai sekelompok individu atau kumpulan dari individu yang saling berhubungan dan berinteraksi satu dengan yang lain dalam lingkungan sendiri atau masyarakat, sehingga dalam memberikan perawatan selalu memandang aspek keluarga karena melalui keluarga ini akan dapat diketahui faktor yang mempengaruhi masalah kesehatan agar tujuan perawatan dalam rangka membantu meningkatkan kemampuan keluarga untuk mampu menyelesaikan masalah kesehatan secara mandiri dapat terpenuhi.
c. Masyarakat sebagai klien
Sebagai klien yang bersifat masyarakat,diartikan bahwa melalui masyarakat kemampuan individu dapat mudah dipengaruhi dengan adanya fasilitas pelayanan kesehatan,pendidikan,tempat rekreasi,transportasi,komunikasi dan sosial,juga dengan adanya keyakinan yang kuat dari masyarakat sehingga pandangan masyarakat sangat diperlukan dalam proses perubahan untuk pemenuhan kebutuhan dasar.
Kebutuhan Dasar Manusia (KDM)
Menurut Abraham Maslow

Kebutuhan aktualisasi diri
kebutuhan harga diri
kebutuhan cinta dan di cintai
kebutuhan keselamatan dan keamanan

kebutuhan fisiologi

• kebutuhan fisiologis
merupakan kebutuhan primer yang menjadi syarat dasar bagi kelangsungan hidup manusia guna memelihara homeostasis tubuh
• kebutuhan keselamatan dan keamanan
kebutuhan untuk melindungi diri dari bahaya fisik. Ancaman terhadap ancaman keselamatan seseorang dapat dikategorikan sebagi ancaman mekanis, kimiawi, termal, dan bakteriologis.
• Kebutuhan cinta dan dicintai
Kebutuhan dasar yang menggambarkan emosi seseorang kebutuhan ini merupakan suatu dorongan saat seseorang berkeinginan menjalin hubungan yang efektif atau hubungan emosional dengan orang lain.
• Kebutuhan harga diri
Penghargaan terhadap diri sering merujuk pada penghormatan diri, pengakuan diri. Untuk mencapai penghargaan diri, seseorang harus menghargai apa yang telah dilakukannya, dan apa yang akan dilakukannya serta meyakinni dirinya benar-benar dibutuhkan dan berguana.
• Kebutuhan aktualisasi diri
Kemampuan seseorang untuk mengatur diri dan otonominya sendiri serta bebas dari tekanan luar.
Merurut abraham maslow, ada beberapa karkteris yang menujukkan seseorang menujukan aktualisasi diri.
1. Mampu melihat realitas secara efisien
Kapasitas ini memungkinkan seseorang untuk mengenali kebohongan kecurangn dan kepalsuan oarang lain.
2. Peneriamaan terhadap diri sendiri dan orang lain apa adanya.
Individu yang telah mencapai aktualisasi diri akan mampu menerima orang lain dan diri sendiri apa adanya.
3. Spntanitas, kesederhanaan, dan kewajaran
individu yang mengaktualisasi dirinya dengan benar akan memanifestasikannya di segala tindakan perilaku dan gagasan yang ia tunjukan spontan, wajar, dan tidak dibuat-buat
4. Terpusat pada persoalan
Bagi individu yang telah mencapai aktualisai diri, seluruh perilaku, pikiran, dan gagasanya tidak lagi ditujukan pada dirinya melainkan untuk kebaikan dan kepentingan umat manusia
5. Memisahkan diri
Pada umumnya, individu yang telah mencapai aktualisasi diri cenderung memisahkan diri dari lingkungan.
6. Otonomi: kemndirian terhadap budaya dan lingkungan.
Individu yang telah mencapai aktualisasi diri tidak akan menggantungkan dirinya pada lingkungan.
7. Kesegaran dan apreseasi yang berkelanjutan
Pada individi yang mampu mengaktualisasikan dirinya, ini merupakan manivestasi rasa syukur atas potensi yang dimiliki.
8. Kesadaran sosial
Pada orang yang mampu mengaktualisasi dirinya, jiwanya cenderung diliputi perasaan simpati, iba, kasih sayang dan ingin membantu orang lain walupun orang lain berperilaku jahat pada dirinya.
9. Hubungan interpersonal
Orang yang mampu mengaktualisasikan diri cenderung memiliki hubungan yang baik dengan orang lain meskipun ia tidak cocok dengan perilaku masyarakat disekitarnya
10. Demokratis
Sifat ini dimanifestasikan dengan perilaku yang tidak membedakan orang lain berdasar golongan etnis, agama, suku, ras, status sosial, ekonomi, partai dan lain-lain
11. Rasa humor yang bermakna dan etis
Rasa humor yang dimiliki individu yang mampu mengaktualisasikan dirinya berbeda dengan rasa humor kebanyakan orang.
12. Kreatifitas
Diwujudkan dalam Kampuan individu melakukan inovasi sepontan asli dan tidak dibatasi lingkungan ataupun orang lain
13. Kemandirian
Individu yyang telah mencapi aktualisasi diri akan mampu mempertahankan kemandirian dan keputusan yang ia ambil dan tidak akan terpengaruh oleh berbagai guncangan.
14. Pengalaman puncak
Individu yang mampu mengaktualisasiakan dirinya akan terbebas dari sekat-sekat seperti: suku, bahas, agama, ketakutan, keraguan dll. Konsekuensinya ia akan merasa bersyukur pada Tuhan, Orang tua, oarang lain, alam semesta, dan segala sesuatu yang membuatnya memperoleh keberuntungn tersebut
b. LINGKUNGAN
Lingkungan adalah factor eksternal yang berpengaruh terhadap perkemabngan manusia yang mencakup antara lain lingkunagan social, status ekonomi, dan keseahatan sosia. Focus lingkungan yaitu lingkungan fisik, fisikologi, social, budaya, dan spiritual. Lingkungan diiibagi dua yaitu:
1. Lingkungan Dalam, terdiri dari
a. Lingungan fisik (physical environment)
Merupakan lingkungan dasar/alami yang berhubungan dengan ventilasi dan udara factor tersebut mempunyai efek terhadap lingkungan fisik yang bersih yang selalu akan mempengaruhi pasien dimanapn ia berada di dalam ruangan harus bebas dari debu, asap, bau-bauan. Tempat tidur pasien harus bersih, ruangan hangat, udara bersih, tidak lembab, bebas dari bau-bauan. Lingkungan dibuat sedemikian rupa sehingga memudahkan perawatan baik bagi orang lain maupun dirinya sendiri. Luas,tinggi penempatan te3mpat tidur harus memberikan keleluasaan untuk beraktifitas. Tempat tidur harus mendapatkan penerangan yang cukup,jauh dari kebisingan dan bau limbah. Posisi pasien ditempat tidur harus diatur sedemikian rupa supaya mendapat ventilasi.
b. Lingkungan psikologi (Psychologi environment)
Florence Nightingale melihat bahwa kondisi lingkungan yang negative dapat menyebabkan stress fisik dan berpengaruh buruk terhadap emosi pasien. Oleh karena itu ditekankan kepada pasien menjaga rangsangan fisiknya. Mendapatkan sinar matahari,makanan yang menarik dan aktifitas manual dapat merangsang semua factor untuk membantu pasien dalam mempertahankan emosinya.
Komunikasi dengan pasien dipandang dalam suatu konteks lingkungan secara menyeluruh,komunikasi jangan di lakukan secara terburu-buru atau terputus-putus. Komunikasi tentang pasien yang di lakukan dokter dan keluarganya sebaiknya dilakukan di lingkungan pasien dan kurang baik bila di lakukan di luar lingkungan pasien atau jauh dari pendengaran pasien. Tidak boleh memberikan harapan yang terlalu muluk,menasehati yang berlebihan tentang kondisi penyakitnya. Selain itu membicarakan kondisi-kondisi lingkungan di mana dia berada atau cerita hal-hal yang menyenangkan dan para pengunjung yang baik dapat memberikan rasa nyaman.
c. Lingkungan social (social environment)
Obsevasi dari lingkungan social terutama hubungan yang spesifik,kumpulan data-data yang spesifik di hubungkan dengan keadaan penyakit, sangat penting untuk pencegahan penyakit. Dengan demikian setiap perawat harus menggunakan kemampuan observasi dalam hubungan dengan kasus-kasus secara spesifik lebih dari sekedar data-data yang ditunjukan pasien pada umumnya.seperti juga hubungan komuniti dengan lingkungan social dugaannya selalu di bicarakan dalam hubungan individu pasien yaitu lingkungan pasien secara menyeluruh tidak hanya meliputi lingkungan rumah atau lingkungan rumah sakit tetapi ada juga keseluruh komunitas yang berpengaruh terhadap lingkungan secara khusus.
2. Lingkungan luar (kultur, adat, struktur masyarakat, status social,udara,suara,pendidikan, pekerjaan dan sosil ekonomi budaya).
c. KEPERAWATAN
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional sebagai bagian integral pelayanan kesehatan berbentuk layanan biologi,psikologi,social,spiritual dan cultural secara konfrensif ditujukan kepada individu, keluarga dan masyarakat sehat maupun sakit mencakup siklus hidup manusia.
Keperawatan sebagai salah satu bentuk pelayanan kesehatan dituntut untuk lebih meningkatkan profesionalisme sehingga dapat mengimbangi kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi kesehatan yang semaik pesat, dengan mengembangkan potensi yang telah dimiliki untuk memenuhi tuntutan masyarakat yang semakin tinggi.
Menurut American Nurse Association (ANA) keperawtaan meliputi diagnosis dan perlakuan pada respon manusia terhadap masalah kesehatan baik yang sifatnya aktual maupun potensial. Sedangkan menurut ICN (international council of nursing) rumusan dalam keperawatan dibuat berdasarkan keputusan terhadap fenomena yang terjadi dan merupakan fokus intervensi.
Asuhan keperawatan di berikan karena adanya kelemahan fisik dan mental,keterbatasan pengetahuan, serta kurang kemauan menuju kepada kemampuan melaksanakan kegiatan sehari-hari secara mandiri.
Sebagai suatu profesi,keperawatan memiliki falsafah yang bertujuan mengarahkan kegiatan keperawatan yang dilakukan.
• pertama keperawatan menganut pandangan yang holistic terhadap manusia yaitu keutuhan manusia sebagai makhluk bio-psiko-sosial-spiritual dan cultural.
• Kedua,kegiatan keperawatan dilakukan dengan pendekatan humanistic dalam arti menghargai dan menghormati martabat manusia memberi perhatian kepada klien serta menjunjung tinggi keadilan bagi semua manusia.
• Ketiga, keperawatan bersifat universal dalam arti tidak di bedakan atas ras, jenis kelamin, usia, warna kulit, etnik,agama, aliran politik dan status ekonomi social.
• Keempat, keperawatan adalah bagian integral dari pelayanan kesehatan.
• Kelima, bahwa keperawatan menganggap klien serta patner aktif dalam arti perawat selalu bekerja sama dengan klien dalam memberikan asuhan keperawatan.
d. KESEHATAN
Sehat menurut WHO adalah keadaan utuh secara fisik, jasmani, mental,dan social dan bukan hanya satu keadaan yang bebas penyakit cacat dan kelemahan.
Menurut UU NO 23/1992 sehat adalah keadaan sejahtera badan (jasmani), jiwa (rohani),dan social yang memungkinkan setiap orang hidup produktif secara social dan ekonomis.
Kesehatan merupakan suatu keadaan atau kondisis kesehatan sserang dalam batas rentang seht-sakit yang bersifat dinamis dan di pengaruhi oleh :
 Perkembangan
Bahwa perubahan status kesehatan dapat ditentukan oleh factor usia dalam hal ini adalah pertumbuhan dan perkembangan, mengingat proses perkembangan itu dimulai dari usia bayi sampai usia lanjut yang memiliki pemahaman dan respon terhadap perubahan kesehatan yang berbeda-beda. Respons dan pemahaman itulah yang dapat mempengaruhi status kesehatan seseorang. Apabila seseorang merespon dengan baik terhadap perubahan kesehatannya,maka akan memiliki kesehatan yang baik sehingga,mencapai kegiatan yang optimal,demikian sebaliknya apabila seseorang yang merespon dengan tidak baik terhadap perubahan status kesehatan yang kurang.
 Sosial dan Kultural
Sosial dan cultural dapat juga mempengaruhi proses perubahan status kesehatan seseorang karena akan mempengaruhi pemikiran atau keyakinan sehingga dapat menimbulkan perubahan dalam perilaku kesehatan.
 Pengalaman Masa Lalu
Dapat mempengaruhi perubahan status kesehatan. Hal ini dapat diketahui juika ada pengalaman kesehatan yang tidak di ingginkan atau pengalaman kesehatan yang buruk sehingga berdampak besar dalam status kesehatan selanjutnya.
 Harapan seseorang tentang dirinya
Harapan merupakan salah satu bagian yang penting dalam meningkatkan perubahan status jkesehatan ke arah yang optimal. Harapan dapat menghasilkan status kesehatan ke tingkat yang lebih baik secara fisik maupun psikologis,karena melalui harapan akan timbul motivasi bergaya hidup sehat dan selalu menghindari hal-hal yang dapat mempengaruhi status kesehatan dirinya.
 Keturunan
Keturunan memberikan pengaruh terhadap status kesehatan seseorang terhadap status kesehatan seseorang mengingat potensi perubahan status kesehatan telah di miliki melalui factor genetik, walaupun tidak terlalu besar tetapi akan mempengaruhi respon terhadap berbagai penyakit.
 Lingkungan
Lingkungan yang dimaksud adalah lingkungan fisik seperti sanitasi lingkungan, kebersihan diri, tempat pembuangan air limbah atau kotoran serta rumah yang kurang memenuhi persyaratan kesehatan sehingga dapat mempengaruhi perilaku hidup sehat yang dapat merubah status kesehatan.
 Pelayanan
Pelayanan kesehatan dapat berupa tempat layanan atau system pelayanan yang dapat mempengaruhi status kesehatan. Di jumpai apabila tempat pelayanan kesehatan terlalu jauh atau kualitas dalam memberikan pelayanann kurang baik, maka dapat mempengaruhi seseorang dalam berperilaku hidup sehat.
Factor-faktor yg mempengaruhi status kesehatan antara lain:
1. Politik yang mencakup keamanan, penekanan ,dan penindasan.
2. Perilaku manusia mencakup kebutuhan, kebiasaan, dan adat istiadat.
3. Keturunan mencakup genetic,kecacatan,etnis, factor resiko, dan ras.
4. Pelayanan kesehatan yang meliputi upaya promotif, preventif dan rehabilitative.
5. Lingkungan yang meliputi tanah,udara dan air.
6. Social dan ekonomi meliputi pendididkan dan pekerjaan.
Sakit menurut Zaidin Ali adalah suatu keadaan yang mengganggu keseimbangan status kesehatan biologis(jasmani),psikologi (mental),social dan spiritual yang mengakibatkan gangguan fungsi tubuh,produktifitas dan kemandirian individu baik secara keseluruhan maupun sebagian.
Menurut kozie, kesakitan adalah perasaan tidak nyaman pada seseorang akibat penyakit sehingga mendorongnya untuk mencari bantuan.
Factor-faktor yang dapat meningkatkan angka kesakitan adalah;
1. Keturunan misal orang yang mempunyai riwayat keluarga pengidap diabetes melitus, mempunyai resiko tinggi terkena diabetes pula.
2. Usia
3. Kelahiran cacat atau kelainan kontenital resikonya meningtkat pada wanita yang melahirkan diatas usia 35 tahun
4. Fisiologis
5. Kehamilan meningkatkan resiko tinggi terkena penyakit pada ibu dan janin. Obesitas meningkatkan resiko penyakit jantung.
6. Gaya hidup
7. Merokok meningkatkan resiko kanker paru
8. Lingkungan
Rentang sehat sakit digunakan mengukur tingkat kesehatan .tingkat sehat seseorang berada pada skala bersifat dinamis individualistis dan tergantung pada fektor-faktor yang mempengaruhi kesehatan.

6. Model konsep dan teori keperawatan
Florence Nightingale
Keperawatan adalah suatu proses menempatkan pasien dalam kondisi paling baik untuk beraktifitas yaitu lingkungan yang sehat dan udara yang bersih Florence ini merupakan satu pendiri yang meletakkan dasar-dasar teori keperawatan yaitu dengan mengidentifikasikan peran perwat dalam menemukan kebutuhan dasar klien serta pentingnya pengaruh lingkungan di dalam perawatan orang sakit yang di kenal teori lingkungan.
Konsep nightingale menempatkan lingkungan sebagai focus asuhan keperawatan dan perhatian dimana perawat tidak perlu memahami seluruh proses penyakit merupakan upaya awal untuk memisahkan antara profesi keperawatan dan kedokteran.
Nightingale tidak memandang perawat secara sempit yang hanya sibuk dengan masalah pemberian obat dan pengobatan tetapi lebih berorientasi pada pemberian udara lampo, kenyamanan, lingkungan, kebersihan, ketenangan dan nutrisi. (Nightingale 1860 : Fores 1986) melalui observasi dan pengumpulan data Nightingale menghubungkan atas status kesehatna klien dengan factor lingkungan dan sebagai hasil yang menimbulkan perbaikan kondisi higienis dan sanitasi selama perang cimcan.
Tores mencatat bahwa nightingale memberikan konsep dan penawaran yang dapat divalidasi dan digunakan untuk menjalankan praktek keperawatan. Nightingale dalam teori diskripsinya memberikan cara berpikir tentang keperawatan dan kerangka rujukan yang berfokus pada klien da lingkungannya surat nightingale dalam tulisan tangannya menuntun perawat untuk bekerja atas nama klien. Prinsip mencakup bidang pelayanan penelitian dan pendidikan hal paling penting adalah konsep dan prinsip yang membentuk dan melengkapi praktik keperawatan. Nightingale berpikir dan menggunakan proses keperawatan. Ia mencatat bahwa observasi (pengkajian) bukan demi berbagai imformasi atau fakta yang mencurigakan tetapi demi penyelamatan hidup dan meningkatkan kesehatan dan kenyamanan.
Virginia Henderson
Keperawatan manurut Henderson adalah suatu fungsi yang unik dari perawat untuk menolong klien yang sakit atau sehat dalam memberikan pelayanan kesehatan dnegan meningkatkan kemampuan, kekuatan, pengetahuan dan kemandirian pasien secara rasional sehingga pasien dapat sembuh atau meninggal dengan tenang.
Definisi ini merupakan awal terpisahnya ilmu keperawatan dan medik dasar. Dari devinisi diatas adalah asumsi tentang individu yaitu :
a. Individu perlu untuk mempertahankan keseimbangan fisiologis dan emosional
b. Individu memerlukan bantuan untuk memperoleh kesehatan dan kemandirian atau meninggal dengan damai
c. Individu memerlukan kekuatan yang diperlukan keinginan atau pengetahuan untuk mencapai atau mempertahankan kesehatan Henderson berpendapat peranan perawat membantu individu sehat sakit dengan satu cara penambah atau pelengkap (suplemen tary atau emplementary) perawat sebagai patner penolong pasien dan kalau perlu sebagai pengganti bagi pasien.
Fokus perawat adalah menolong pasien dan keluarga untuk memperoleh kebebasan dalam memenuhi kebutuhan yang sering disebut 14 kebutuhan dasar Henderson yaitu :
1. Bernafas secara normal
2. Makan dan minum cukup
3. Eliminasi
4. Bergerak dan mempertahankan posisi yang dikehendaki
5. Istirahat dan tidur
6. Memilih cara berpakaian; berpakaian dan melepas pakaian.
7. Mempertahankan temperature tubuh dan rentang normal
8. Menjaga tubuh tetap rapi dan bersih
9. Menghindari bahaya dari lingkungan
10. Berkomunikasi dengan orang lain
11. Beribadah menurut keyakinan
12. Bekerja yang menjanjikan prestasi
13. Bermain dan berpartisipasi dalam berbagai bentuk rekreasi
14. Belajar menggali atau memuaskan rasa keingintahuan yang mengacu pada perkembnagan dan kesehatan normal.
Sister Calista Roy
Perawatan adalah membantu seseorang untuk beradaptasi terhadap perubahan kebutuhan fisiologi, konsep diri, fungsi peran, dan interdependensi selama sehat dan sakit.
Roy menggambarkan konsep keperawatan dengan metode adaptasi dalam keperawatan
1. Individu adalah maluk biospsikososial sebagai satu kesatuan utuh. Seorang dikatakan sehat jika mampu berfungsi untuk memenuhi kebutuhan biologis fisiologis dan social.
2. Terdapat 3 tingkatan/komponen adaptasi pada manusia yang dikemukakan oleh roy
a. Fokal simulasi yaitu : Simulus yang langsung beradaptasi dengan seseorang dan akan mempunyai pengaruh kuat terhadap seseorang individu.
b. Kontekstual stimulus merupakan stimulasi yang dialami seseorang baik stimulus internal ataupun eksternal. Yang dapat mempengaruhi kemudia dilakukan obserpasi diukur secara subjektif.
c. Residual stimulus merupakan stimulus lain yang merupakan cirri tambahan yang ada atau sesuai dengan lingkungan yag sukar dilakukan observasi
3. System adaptasi memiliki 4 mode adaptasi yaitu :
o Pemulihan kebutuhan spiosiolois di antaranya oksigrasi, nutrisi, eleminasi, aktifasi, dan istirahat, indera, cairan elektrolit dan fungsi neorologis dan endokrin
o Pengembangan konsep diri positif yang artinya bagaimana seseorang mengenal interaksi sosial tentang bagaimana berhubungan dengan orang lain.
o Penampilan peran sosial merupakan proses penyesuaian yang berhubungan dengan bagaimana peran seseorang dalam mengenal pola interaksi sosial dalam berhubungan dengan orang lain
o Pencapaian keseimbangan antara kemandirian dan ketergantungan
4. Posisi individu pada rentang sehat sakit terus berubah, berhubungan dengan keefktiffan koping yang dilakukan untuk memelihara kemampuan beradaptasi
Roy berpendapat ada dua metode koping yaitu :
- Regulator memproses imput secara sistematis melalui jalur saraf, kimia dan endokrin
- Memproses imput melalui cara kognitif seperti persepsi, proses impormasi, belajar keputusan dan emosi.
Betty Newmen
Konsep yang dikemukakan oleh Betty Newman adalah konsep “Health care system” yaitu model konsep yang menggambarkan aktifitas keperawatan yang ditujukan kepada penekanan penurunan stress dengan memperkuat garis pertahanan diri secara fleksibel atau normal maupun resistan dnegan sasaran pelayana adalah komunitas. Serta Betty Newman mendefinisikan manusia secara utuh merupakan gabungan dari konsep holistic dan pendekatan system terbuka.
Garis pertahanan diri pada kominitas tersebut meliputi garis pertahanakn fleksibel yaitu kesediaan dana pelayanan kesehatan, iklim dan pekerjaan dan lain-lain. Garis pertahanan normal yang meliputi ketersediaan pelayanan adanya perlindungan status nutrisi secara umum, tingkat pendapatan rumah yang memenuhi syarat kesehatan dan sikap masyarakat terhadap kesehatan dan garis pertahanan resisten yang meliputi adanya pelayanan kesehatan tingkat pendidikan masyarakat, transportasi tempat rekreasi dan cakupan dari imunisasi di daerah yang ada. Intervensi keperawatan diarahkan pada garis pertahanan dengan penggunaan pencegahan primer, sekunder dan terisier. Model ini bertujuan agar terjadi stabilitas klien dan keluarga dalam lingkungan yang dinamis sehingga bettu newman menggambarkan peran perawat dapat bersifat menyeluruh dan saling ketergantungan (interdependensi).
- Pencegahan primernya meliputi tindakan keperawatan untuk mengidentifikasi adanya stresson mencegah terjadinya reaksi tubuh karena adanya stress
- Sekunder meliputi tindakan keperawatan untuk mengurangi atau menghilangkan gejala penyakit atau reaksi tubuh lainnya karena adanya stressor.
- Pencegahan tersier meliputi pengobatan rutin dan teratur serta pencegahan kerusakan lebih lanjut atau komplikasi suatu penyakit.
Prinsip dari pencegahan tersier adalah untuk memberikan penguatan pertahanan tubuh terhadap stressor melalui pendidikan kesehatan dan untuk membantu dalam pencegahan terjadinya masalah yang sama.
Menurut Newman sebagai system terbuka manusia berinteraksi, beradaptasi dengan dan disesuaikan dengan lingkungan yang digambarkan sebagai stressor. Lingkungan internal terdiri dari segala Sesutu yang mempengaruhi (interpersonal) yang berasal dari dalam diri klien, lingkungan eksternal segala sesuatu yang berasal dari luar diri klien.
Keperawatan disini, menurut Newman suatu profesi yang unik dengan memperhatikan seluruh factor yang mempengaruhi respon individu terhadap penyebab stress, tekanan intra, inter, dan ekstra personal.
Konsep keperawatan ini juga memiliki dasar pemikiran yang terkait dnegan kompaknya paradigma yaitu memandang manusia sebagai suatu system terbuka yang selalu mencari keseimbangan dan merupakan suatu kesatuan dari variable yang utuh di antaranya fisiologis, psikologis, sosio cultural dan spiritual juga memandang pelayanan keperawatan akan dipengaruhi lingkungan sekitar klien serta memandang sehat sebagai kondisi terbebasnya dari gngguan pemenuhan kebutuhan dan merupakan keseimbangan yang dinamis dari menghindari stress.
Secara umumnya konsep keperawatan ini berfokus pada respon terhadap stressor dan factor-faktor yang mempengaruhi proses adaptasi pada pasien dengan menggunakan pendekatan system terbuka (mariner. Toney 1994).
Keperawatan sebagai ilmu pengetahuan melalui proses analisa dan tindakan yang berhubhungan untuk merawat klien yang sakit atau yang kurang sehat
Konsep keperawatan itu sendiri merupakan model dalam keperawatan yang menguraikan bagaimana individu mampu meningkatkan kesehatannya dnegan cara mempertahankan perilaku secara adaftif serta mampu mengubah perilaku yang mal adaptif, metode yang digunakan adalah therapetin, scientik, knowledge dalam memberikan pelayanan yang esensial untuk meningkatkan dan mempengaruhi derajat
Dorothea Orem
Keperawatan menekankan usaha untuk membantu klien melakukan perawatan diri sendiri. Orem (1971)
Tujuan Keperawatan: Untuk merawat dan membantu klien mencapai perawatan diri secara total. Kerangka Kerja Praktik: Teori ini merupakan teori kurangnya perawatan diri sendiri. Asuhan keperawatan menjadi penting ketika klien tidak mampu memenuhi kebutuhan biologis, psikologis, perkembangan, dan sosial (Orem , 1985)
Orem mengklasifikasikan self care dalam 3 syarat
• Syarat universal : Fisiologi dan fisikososial termasuk kebutuhan udara, air, matahari, eleminasi, aktipitas, istirahat, sosial, dan pencegahan bahaya.
• Syarat pengembangan ; untuk meningkatkan proses perkembangan dalam siklus hidup
• Penyimpangan kesehatan berhubungan dengan kerusakan atau penyimpangan cara, struktur normal dan integritas yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk melaksanakan self care.
Usaha keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat ketergantungan antara kebutuhan pasien dan kemampuan pasien.
Ada tiga tingkat dalam keperawatan mandiri :
• Perawat memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan keperawatan dilakukan karena tingkat ketergantungan pasien yang tinggi (System pengganti kesenluruhan)
• Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam tindak keperawatan (system pengganti sebagian)
• Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat
Hildegard Peplau
Proses Keperawatan adalah sebuah proses interpersonal dan terapeutic. Tujuan dari keperawatan yaitu untuk mendidik klien dan keluarga serta untuk membantu klien mencapai kematangan, perkembangan kepribadian. Peplau (1952)
Tujuan Keperawatan: Untuk mengembangkan interaksi antara perawat dan klien Kerangka Kerja Praktik: Keperawatan adalah proses yang penting, terapeutik, dan interpersonal (1952) Keperawatan berpartisipasi dalam menyusun struktur sistem asuhan kesehatan untuk memfasilitasi kondisi yang alami dari kecenderungan manusia untuk mengembangkan hubungan interpersonal (Marriner-Torney, 1994)
Dorothy E. Johnson
Keperawatan berfokus pada bagaimana klien beradaptasi terhadap kondisi sakitnya dan bagaimana stress aktual dan potensial dapat mempengaruhi kemampuan beradaptasi. Tujuan dari keperawatan adalah menurunkan stress sehingga klien dapat bergerak lebih mudah melewati masa penyembuhannya.
Joseph Hin
Suatu tujuan untuk mendapatkan keadaan yang sehat atau lebih sehat dengan melihat kebutuhan yang diaktifkan dengan keadaan sehat dan sakit.
Imogene King
Tujuan dari keperawatan adalah memanfaatkan komunikasi untuk membantu klien dalam menciptakan dan mempertahankan adaptasi positif terhadap lingkungan. King (1971)
Tujuan Keperawatan: Untuk memanfaatkan komunikasi dalam membantu klien mencapai kembali adaptasi secara positif terhadap lingkungan. Kerangka Kerja Praktik: Proses keperawatan didefinisikan sebagai proses interpersonal yang dinamis antara perawat, klien dan sistem pelayanan kesehatan
Martha Rogers
Ilmu Keperawatan bertujuan untuk memberikan inti dari pengetahuan abstrak atau untuk mengembangkan penelitian ilmiah dan analisis logis dan kemampuan menerapkannya dalam praktek keperawatan. Keperawatan merupakan tentang humanistik. Rogers (1970)
Tujuan Keperawatan: Untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatan, mencegah kesakitan, dan merawat serta merehabilitasi klien yang sakit dan tidak mampu dengan pendekatan humanistik keperawatan (Rogers, 1979). Kerangka Kerja Praktik: “Manusia utuh” meliputi proses sepanjang hidup. Klien secara terus menerus berubah dan menyelaraskan dengan lingkungannya
Watson
Keperawatan adalah uasaha untuk memperhatikan peningkatan dan mengembalikan kesehatan serta pencegahan terjadinya penyakit, selain itu perawat juga memberikan kenyamanan dan perhatian serta empati pada klien dan keluarganya.
Orlando (1961)
Tujuan Keperawatan: Untuk berespons terhadap perilaku klien dalam memenuhi kebutuhan klien dengan segera. Untuk berinteraksi dengan klien untuk memenuhi kebutuhan klien secepat mungkin dengan mengidentifikasi perilaku klien, reaksi perawat, dan tindakan keperawatan yang dilakukan (Tores, 1986; Chinn dan Jacobs, 1995). Kerangka Kerja Praktik: Tiga elemen seperti perilaku klien, reaksi perawat, dan tindakan perawat membentuk situasi keperawatan (Orlando, 1961)
Hall (1962)
Tujuan Keperawatan: Untuk memberikan asuhan dan kenyamanan bagi klien selama proses penyakit (Torres, 1986). Kerangka Kerja Praktik: Seorang klien dibentuk oleh bagian-bagian berikut yang saling tumpang-tindih, yaitu: manusia (inti), status patologis, dan pengobatan (penyembuhan) dan tubuh (perawatan). Perawat sebagai pemberi perawatan (Mariner-Torney, 1994; Chinn dan Jacobs, 1995)
Wiedenbach (1964)
Tujuan Keperawatan: Untuk membantu individual dalam mengatasi masalah yang berkaitan dengan kemampuan untuk memenuhi tekanan atau kebutuhan yang dihasil dari suatu kondisi, lingkungan, situasi atau waktu (Torres, 1986). Kerangka Kerja Praktik: Praktik keperawatan berhubungan dengan individu yang memerlukan bantuan karena stimulasi perilaku. Keperawatan klinik memiliki komponen seperti filosofi, tujuan, praktik, dan seni (Chinn dan Jacobs, 1995)
Levine (1966)
Tujuan Keperawatan: Untuk melakukan konversi kegiatan yang ditujukan untuk menggunakan sumber daya yang dimiliki klien secara optimal Kerangka Kerja Praktik: Model adaptasi manusia ini sebagai bagian dari satu kesatuan yang utuh didasari oleh “empat prinsip konservasi keperawatan” (Levine, 1973)
Johnson (1968)
Tujuan Keperawatan: Untuk mengurangi stress sehingga klien dapat bergerak lebih mudah melewati proses penyembuhan. Kerangka Kerja Praktik: Kerangka dari kebutuhan dasar ini berfokus pada tujuh kategori perilaku. Tujuan individu adalah untuk mencapai keseimbangan perilaku dan kondisi yang stabil melalui penyelarasan dan adaptasi terhadap tekanan tertentu (Johnson, 1980; Torres, 1986)
Travelbee (1971)
Tujuan Keperawatan: Untuk membantu individu atau keluarga untuk mencegah atau mengembangkan koping terhadap penyakit yang dideritanya, mendapatkan kembali kesehatannya, menemukan arti dari penyakit atau mempertahankan status kesehatan maksimalnya (Marriner-Torney, 1994). Kerangka Kerja Praktik: Proses interpersonal
Abdellah (1960)
Tujuan Keperawatan: Untuk memberikan kepada individu, keluarga, dan masyarakat. Untuk menjadi perawat yang baik dan berpengertian, juga mempunyai kemampuan intelegensia yang tinggi, kompeten dan memiliki keterampilan yang baik dalam memberikan pelayanan keperawatan (Marriner-Torney, 1994) Kerangka Kerja Praktik: Teori ini melingkupi 21 masalah keperawatan Abdellah (Abdellah et al 1960)

7. konsep sehat sakit
Konsep ini memandang bahwa keperawatan itu adalah bentuk pelayanana yang diberikan pada manusia dalam rentang sehat-sakit
Konsep sehat-sakit digambarkan sebagai berikut :
Rentang sehat rentang sakit


Sejahtera – sehat sekali—sehat normal—setengah sakit—sakit—sakit kronis—mati

Rentang sehat
Diawali dari status kesehatan sehat normal,sehat sekali dan sejahtera. Sehat bukan hanya bebas dari penyakit akan tetapi juga meliputi seluruh aspek kehidupan manusia yang meliputi aspek fisik, emosi,social dan spiritual. Batasan sehat di artikan bahwa suatu keadaan yang se mpurna baik secara fisik,mental dan social serta tidak hanya bebas dari penyakit atau kelemahan (WHO,1947)
Karakteristik sehat adalah :
• Memiliki kemampuan merefleksikan perhatian pada individu sebagai manusia
• Memiliki pandangan terhadap sehat dalam konteks lingkungan, baik secara internal maupun eksternal.
• Memiliki hidup yang kreatif dan produktif
Factor-faktor yang mempengaruhi status kesehatan :
• Factor lingkungan
Yang dimaksud lingkungan di sini segala sesuatu yang mempunyai hubungan langsung dengan kita, misalnya keadaan tempat,iklim,orang dsb.
• Factor social budaya
a. Tingkah laku kebiasaan,adat istiadat
b. Kepercayaan,pandangan hidup,nilai-nilai
c. Social-ekonomi taraf hidup dan penghasilan Demografi,kepadatan penduduk.
d. Pendidikan
• Fasilitas kesehatan
a. Lokasi, tempat pelayanan dekat atau dapat dijangkau diketahui oleh masyarakat atau tidak.
b. Usaha informasi dan motifiasi
c. Program: apakah meliputi semua kebutuhan masyarakat atau tidak
d. Tenaga yang melakksanakan pelayanan apakah mencukupi baik kualitas maupun kronititas.
• Keturunan
 Genetic
 Struktur tubuh
Keempat factor diatas dapat menunjang ataupun menghambat kesehatan,sehingga dapat memudahkan atau menyulitkan timbulnya sehat sakit.
Factor yang paling besar pengaruhnya terhadap status kesehatan adalah factor lingkungan dan social budaya jika dibandingkan dengan factor keturunan dan fasilitas kesehatan oleh karena itu pelayanan kesehatan,khususnya pelayanan perawatan harus berorientasi kepada masyarakat secara menyeluruh.
Rentang sakit
Rentang sakit merupakan rangkaian dalam konsep sehat – sakit. Rentang ini dimulai dari keadaan setengah sakit, sakit kronis dan kematian. Sakit pada dasarnya merupakan keadaan terganggunya seseorang dalam proses tumbuh kembang fungsi tubuh secara keseluruhan atau sebagian , serta terganggunya proses penyesuaian diri manusia, sakit juga bisa dikatakan sebagai gangguan dalam fungsi yang normal dimana indifidu sebagai totalitas dari keadaan organism sebagai system biologis dan adaptasi social (Parsons,1972). Sakit diketahui dari adanya suatu gejala yang dirasakan serta tergangguya kemampuan individu untuk melaksanakan aktivitas sehari-hari. Berdasarkan pengertian sakit,muncul istilah penyakit. Pandangan medis, penyakit digambarkan sebagai gangguan dalam fungsi tubuh mengakibatkan berkurangnya kapasitas tubuh sehingga responnya dapat berupa sakit.
Hubungan sehat-sakit




Tahapan proses sakit
1. Tahap gejala
Tahapan awal seseorang mengalami proses sakit dengan ditandai adanya perasaan tidak nyaman terhadap dirinya karena timbulnya suatu gejala yang dapat meliputi gejala fisik seperti rasa nyeri,panas,dll.
2. Tahap asumsi terhadap sakit
Seseorang akan melakukan interpretasi terhadap sakit yang dialaminya dan akan merasakan keragu-raguan pada kelainan atau gangguan yang dirasakan pada tubuhnya. Dalam kondisi ini seseorang mendapat peran selama sakit dengan tujuan memperoleh kesehatan, peran tersebut menurut Parsons meliputi :
• Klien tidak memegang tanggung jawab untuk kondisi selama sakit
• Klien dibebaskan dari tugas dan fungsi sosial
• Klien diharuskan untuk berusaha memperoleh kondisi sehat secepat mungkin
• Klien dan keluarga mencari bantuan orang yang kompeten.
3. Tahap kontak dengan pelayanan kesehatan
Seseorang telah mengadakan hubungan dengan pelayanan kesehatan dengan meminta nasihat dari profesi kesehatan (dokter,perawat dll).
4. Tahap ketergantungan
Seseorang dianggap mengalami suatu penyakit yang tentunya akan mendapatkan bantuan pengobatan sehingga kondisi seseorang sudah mulai ketergantungan dalam pengobatan akan tetapi tidak semua orang mempunyai tingkat ketergantungan yang sama melainkan berbeda berdasarkan tingkat kebutuhan dan tingkat penyakitnya.
5. Tahap penyembuhan
Tahapan terakhir menuju proses kembalinya kemampuan untuk beradaptasi,dimana seseorang akan melakukan proses belajar yang melepaskan perannya selama sakit dan kembali berperan seperti sebelum sakit serta adanya persiapan untuk berfungsi dalam kehidupan social.
Dampak sakit
1. Terjadi perubahan peran pada keluarga
2. Terjadinya gangguan psikologis
3. Terjadi masalah keuangan
4. Kesepian akibat perpisahan
5. Terjadinya perubahan kebiasaan social
6. Terganggunya privasi seseorang
7. Otonomi
8. Terjadinya perubahan gaya hidup