Kamis, 31 Maret 2011

keperawatan maternitas (I)

Perspektif keperawatan maternitas
 Isu-isu >> permasalahan
1. Kematian maternal
• Terjadi selama hamil atau selama 42 hari setelah melahirkan
• Penyebab : komplikasi kehamilan, persalinan, nifas, penyakit lain
a. Sepsis puerpuralis
 Infeksi mikroorganisme (utama : streptokokus), terbanyak dibawa oleh dokter, bidan, penolong persalinan, dll
 Obat golongan sulfonamide dan penisilin
 Perhatikan aborsi oleh tenaga bukan ahli
b. Perdarahan
 Antepartum (plasenta previa dan solusio plasenta)
 Postpartum (retensio plasenta, atonia uteri, trauma kelahiran)
 Abortus
 Kehamilan ektopik
c. Gestosis (toksemia gravidarum)
 Preeklamsia – eklamsia
 Hipertensi menahun
 Penyakit ginjal
d. Perlukaan kelahiran
 Semakin berkurang karena semakin modern
e. Trombo-embolisme
 Semakin berkurang karena semakin modern
2. Kematian perinatal
>> jumlah anak-anak yang tidak menunjukkan tanda-tanda hidup waktu dilahirkan,ditambah jml anak-anak yang meninggal dalam minggu pertama.
>> Sebab : prematuritas, masalah plasenta, pengaruh obat, kelainan kromosom, dll

3. Gangguan psikologis
 Stress pada wanita dapat mempengaruhi :
 Sistem fisiologis >> menimbulkan keluhan : sakit perut, nyeri kepala, gangguan seksual, gangguan siklus mens, gatal-gatal, dll.
 Sistem psikologis >> perasaan/mood : murung, mudah marah, tersinggung, sedih, merasa bersalah, merasa berdosa, dll.
 Sistem sosial >> interaksi dengan lingkungan : menyendiri, menarik diri, malas bekerja sama, sulit berkomunikasi, dll.
 Stress pada wanita hamil :
 Mempengaruhi kehamilan dan perinatal serta praktek kesehatan ibu.
 Wanita karir >> berperan ganda : bekerja dan merawat kandungan.
 Depresi pada wanita :
 Wanita lebih mudah stress dan lebih mudah depresi >> kadang kehamilan, kelahiran dan menjadi orang tua menjadi sesuatu yang menakutkan.

Masalah kesehatan jiwa dalam keperawatan maternitas :
1. Post partum blues
Wanita mengalami gangguan mood, berakhir pada hari ke-14 dan puncaknya pada hari ke-5. Ibu merasa down, mudah menangis tanpa alasan yang jelas, ibu merasa kelelahan, konsentrasi rendah, merasa kehilangan, sedih, merasa bermusuhan dengan suami, mudah tersinggung, merasakan kegembiraan yang meluap-luap, mulai keluar dari realita. Insiden 75% dari ibu.
Resiko bunuh diri minimal, efek pada bayi minimal.
Intervensi : diskusikan tentang perasaan, ungkapkan perasaan marah, sabar, berikan support dan pengertian.
2. Severe post partum depresi
Depresi lebih hebat dari postpartum blues, kecemasan, phobi, ketakutan akan sesuatu yang membahayakan bayinya, hipocondriasis, berat badan menurun, insomnia, apatis, banyak kehilangan energi, merasa kehilangan cinta dan harga diri dan merasa bersalah. Meningkat setelah 6 bulan persalinan dan berakhir setelah 1 tahun.
Ada resiko bunuh diri, insiden 1:10, efek pada bayi : bayi menjadi kurang sentuhan, perkembangan minimal dan lambat, mungkin menyyebabkan gangguan tidur dan nutrisi.
Intervensi : hospitalisasi dengan kecemasan dan resiko bunuh diri
3. Borderline depression
 Meningkat setelah 12 bulan persalinan.
 Kehilangan kontak dengan realita
 Ada resiko bunuh diri
 Intervensi : hospitalisasi dengan psikoterapi intensive dan lama
 Efek terhadap bayi : bayi mungkin mengalami penyiksaan atau kekerasan
4. Psikosa postpartum
 Biasanya muncul mulai bulan pertama setelah kelahiran
 Delusi, halusinasi, disorientasi, perasaan ketakutan yang kuat untuk keadaan diri sendiri dan bayi, paranoid, reaksi obsessive yang kuat atau bipolar dari mania menuju depresi
 Kehilangan kontak dengan realita
 Sering dialami oleh ibu yang mengalami keguguran, kematian bayi dalam kandungan atau setelah melahirkan
 Resiko bunuh diri dan bayi
 Insiden : 2%
 Intervensi : hospitalisasi support psikoterapi, terapi obat, ECT jalan terakhir
 Berlanjut dengan ketergantungan obat-obatan
 Efek terhadap bayi sangat berbahaya

Sumber :
1. Mochtar, R. (no date). Sinopsis Obstetri. EGC, Jakarta.
2. PSIK FK UGM. (2001). NSC Maternitas, Materi Kuliah Keperawatan Maternitas,Yogyakarta.
3. Wiknjosastro, H. (1999). Ilmu kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta

Tidak ada komentar: