Perspektif keperawatan maternitas
Isu-isu >> permasalahan
1. Kematian maternal
• Terjadi selama hamil atau selama 42 hari setelah melahirkan
• Penyebab : komplikasi kehamilan, persalinan, nifas, penyakit lain
a. Sepsis puerpuralis
Infeksi mikroorganisme (utama : streptokokus), terbanyak dibawa oleh dokter, bidan, penolong persalinan, dll
Obat golongan sulfonamide dan penisilin
Perhatikan aborsi oleh tenaga bukan ahli
b. Perdarahan
Antepartum (plasenta previa dan solusio plasenta)
Postpartum (retensio plasenta, atonia uteri, trauma kelahiran)
Abortus
Kehamilan ektopik
c. Gestosis (toksemia gravidarum)
Preeklamsia – eklamsia
Hipertensi menahun
Penyakit ginjal
d. Perlukaan kelahiran
Semakin berkurang karena semakin modern
e. Trombo-embolisme
Semakin berkurang karena semakin modern
2. Kematian perinatal
>> jumlah anak-anak yang tidak menunjukkan tanda-tanda hidup waktu dilahirkan,ditambah jml anak-anak yang meninggal dalam minggu pertama.
>> Sebab : prematuritas, masalah plasenta, pengaruh obat, kelainan kromosom, dll
3. Gangguan psikologis
Stress pada wanita dapat mempengaruhi :
Sistem fisiologis >> menimbulkan keluhan : sakit perut, nyeri kepala, gangguan seksual, gangguan siklus mens, gatal-gatal, dll.
Sistem psikologis >> perasaan/mood : murung, mudah marah, tersinggung, sedih, merasa bersalah, merasa berdosa, dll.
Sistem sosial >> interaksi dengan lingkungan : menyendiri, menarik diri, malas bekerja sama, sulit berkomunikasi, dll.
Stress pada wanita hamil :
Mempengaruhi kehamilan dan perinatal serta praktek kesehatan ibu.
Wanita karir >> berperan ganda : bekerja dan merawat kandungan.
Depresi pada wanita :
Wanita lebih mudah stress dan lebih mudah depresi >> kadang kehamilan, kelahiran dan menjadi orang tua menjadi sesuatu yang menakutkan.
Masalah kesehatan jiwa dalam keperawatan maternitas :
1. Post partum blues
Wanita mengalami gangguan mood, berakhir pada hari ke-14 dan puncaknya pada hari ke-5. Ibu merasa down, mudah menangis tanpa alasan yang jelas, ibu merasa kelelahan, konsentrasi rendah, merasa kehilangan, sedih, merasa bermusuhan dengan suami, mudah tersinggung, merasakan kegembiraan yang meluap-luap, mulai keluar dari realita. Insiden 75% dari ibu.
Resiko bunuh diri minimal, efek pada bayi minimal.
Intervensi : diskusikan tentang perasaan, ungkapkan perasaan marah, sabar, berikan support dan pengertian.
2. Severe post partum depresi
Depresi lebih hebat dari postpartum blues, kecemasan, phobi, ketakutan akan sesuatu yang membahayakan bayinya, hipocondriasis, berat badan menurun, insomnia, apatis, banyak kehilangan energi, merasa kehilangan cinta dan harga diri dan merasa bersalah. Meningkat setelah 6 bulan persalinan dan berakhir setelah 1 tahun.
Ada resiko bunuh diri, insiden 1:10, efek pada bayi : bayi menjadi kurang sentuhan, perkembangan minimal dan lambat, mungkin menyyebabkan gangguan tidur dan nutrisi.
Intervensi : hospitalisasi dengan kecemasan dan resiko bunuh diri
3. Borderline depression
Meningkat setelah 12 bulan persalinan.
Kehilangan kontak dengan realita
Ada resiko bunuh diri
Intervensi : hospitalisasi dengan psikoterapi intensive dan lama
Efek terhadap bayi : bayi mungkin mengalami penyiksaan atau kekerasan
4. Psikosa postpartum
Biasanya muncul mulai bulan pertama setelah kelahiran
Delusi, halusinasi, disorientasi, perasaan ketakutan yang kuat untuk keadaan diri sendiri dan bayi, paranoid, reaksi obsessive yang kuat atau bipolar dari mania menuju depresi
Kehilangan kontak dengan realita
Sering dialami oleh ibu yang mengalami keguguran, kematian bayi dalam kandungan atau setelah melahirkan
Resiko bunuh diri dan bayi
Insiden : 2%
Intervensi : hospitalisasi support psikoterapi, terapi obat, ECT jalan terakhir
Berlanjut dengan ketergantungan obat-obatan
Efek terhadap bayi sangat berbahaya
Sumber :
1. Mochtar, R. (no date). Sinopsis Obstetri. EGC, Jakarta.
2. PSIK FK UGM. (2001). NSC Maternitas, Materi Kuliah Keperawatan Maternitas,Yogyakarta.
3. Wiknjosastro, H. (1999). Ilmu kebidanan. Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo, Jakarta
Tidak ada komentar:
Posting Komentar