Selasa, 01 Maret 2011

Seks...??? Hmmm.....

Seks...denger judulnya aja udah ngeri... sebenarnya karena beberapa kali menjadi tempat curhat dari beberapa teman mengenai masalah ini jadi saya terdorong untuk menulis tema ini. Pada saat teman menceritakan permasalahannya mengenai seks bebas, respon pertama yang keluar adalah kaget. Bukannya sok naif atau bagaimana tapi terus terang bagi saya seks adalah hal yang sangat pribadi sehingga tidak perlu diceritakan kepada orang lain. Namun setelah mendengar dengan fokus ternyata memang teman ini begitu tersiksa karena terikat seks bebas dan ingin segera keluar dari jerat yang tampaknya begitu nikmat ini.

Ternyata seks bebas sudah menjadi perbincangan yang cukup hangat bagi kaum muda sekarang... Ada yang enjoy dengan kebiasaan buruknya itu namun banyak juga yang merasa bersalah, tersiksa, terjerat dan bahkan merasa tidak berharga. Rupanya cukup banyak dampak dari seks bebas. Dan latar belakang kenapa mereka melakukannya ternyata juga bervariasi, ada yang karena sakit hati dikhianati pasangan sebelumnya, ada yang beralasan karena cinta, ada yang melakukannya karena hubungan dengan pacar tidak direstui orang tua, dan banyak macam alasan lainnya.

Sebenarnya apa itu seks? Saya pernah mengikuti sebuah seminar bagi anak muda mengenai Love, Seks and Dating di sebuah gereja. Dalam makalahnya disebutkan bahwa seks merupakan keinginan seorang laki-laki atau seorang perempuan akan lawan jenisnya (Jusuf BS, 1995). Seks adalah ikatan batiniah pria dan wanita dalam persetubuhan. Seks adalah naluri alamiah manusia yang ada sejak ia dilahirkan. Seks memliki nilai tinggi bagi setiap manusia. Tuhan menciptakan naluri seks supaya manusia menikmatinya hanya dalam hubungan pernikahan. Di luar pernikahan seks adalah dosa dan membawa kepada kehancuran. Seks akan dipuaskan dan hanya dapat dipuaskan dengan benar dan dengan tidak menjadi dosa (tanpa kepahitan dan kerusakan hidup) yaitu dalam pernikahan yang suci. Peranan utama seks bagi manusia adalah lambang persekutuan. Yaitu persekutuan dalam perkawinan, suatu hubungan seumur hidup yang diikat oleh janji-janji dan yang berdasarkan kasih, kepercayaan dan kesetiaan, dan tujuan bersama (Jack, 2000).

Itulah seks yang sebenarnya. Bukan dosa sepanjang dilakukan sesuai dengan aturan dan mengikuti norma-norma agama. Bagaimana dengan seks yang dilakukan diluar pernikahan? Sudah pasti apapun alasannya tidak dibenarkan karena selain melanggar norma, seks diluar pernikahan menimbulkan dampak yang luar biasa dahsyat dan hampir seluruhnya dampak buruk. Beberapa dampak yang mungkin terjadi :
 Penularan penyakit kelamin, seperti: AIDS, Sepilis, dll.
 Menurunnya derajat nilai seks yang semestinya melayani pasangan dalam pernikahan, namun hanya untuk kesenangan pribadi saja sehingga penghargaan terhadap seksualitas kurang.
 Kehamilan yang tidak diinginkan, sehingga terjadi tindakan aborsi (menggugurkan kandungan). Di Amerika 9% dari kelahiran dalam satu tahun (360.000) dilahirkan oleh remaja yang belum menikah (Jackson, 2005). Data tentang aborsi di Indonesia menunjukkan peningkatan

TAHUN 1997 1.000.000 Janin/taun --
Tahun 1998 1.750.000 Janin/tahun Naik 75%
April 2000 2.300.000 Janin/tahun Naik 31%
Mei 200 2.600.000 Janin/tahun Naik 13%
Oktober 2002 3.000.000 Janin/tahun Naik 15%
Sumber: www.aborsi.net

 Gangguan psikologis antara lain: Merasa bersalah, Takut, Merasa tidak berarti, dll.
Meskipun seks diluar pernikahan dilakukan secara aman, misalnya dengan pelindung atau alat kontrasepsi akan tetap muncul dampak buruk yaitu masalah psikologis. Merasa tidak berarti, merasa takut, bersalah, tidak berharga sering kali muncul dari pasangan yang melakukannya. Yang paling parah adalah ketidakpercayaan kepada pasangannya. Meskipun kemudian mereka menikah, hal buruk yang mungkin muncul setelah mereka menikah adalah rasa tidak percaya. Satu pihak bisa saja merasa curiga kepada pasangannya jangan-jangan si pasangan ini juga melakukan seks dengan orang lain di luar sepengetahuan dia. Hal ini yang sangat berbahaya bagi pasangan yang sudah menikah namun sudah melakukan seks sebelum menikah. Seksualitas yang semestinya sakral dan pribadi dinilai begitu rendah karena telah dilakukan diluar pernikahan dengan alasan kesenangan dan cinta.

Bagaimana cara mengkontrol godaan seks? Ini dia...
 Hindari pergaulan bebas yang menjurus kepada godaan seksual (pergi ke tempat pelacuran, pesta seks, pacaran kelewat batas, dll)
 Lakukan pekerjaan, kegiatan dan olahraga teratur guna menyalurkan energi dan menghilangkan pikiran-pikiran buruk mengenai seksualitas
 Hindari tontonan atau gambar yang menjurus ke arah porno dan dapat merangsang nafsu seksual.
 Memupuk kerohanian anda dengan memahami kebenaran firman Tuhan.

Hmm...lalu bagaimana dengan teman-teman yang sudah terlanjur terikat seks bebas? Segeralah keluar dari kubangan itu dengan cara:
 Mengaku dosa di hadapan Tuhan, bertobat dan hidup baru dalam iman.
Jujurlah kepada Tuhan dan kepada diri sendiri untuk dosa-dosa yang telah dilakukan, tundukkan diri di hadapan Tuhan dan bertobatlah, miliki hidup baru di dalam iman kepada Tuhan.
 Waspadai kelemahan tersebut dan hindari tindakan yang menjurus kepada hal-hal seksual.
Besar kemungkinan manusia untuk jatuh dalam dosa yang sama karena itu waspadalah dengan kelemahan terebut. Hindari tindakan atau hal-hal yang menjurus kepada seksualitas
 Tingkatkan kehidupan rohani supaya godaan seksual tidak menguasai.
Bergaullah dengan anak-anak Tuhan supaya juga kehidupan rohani bisa bertumbuh sehingga seluruh tindakan, pikiran dan hidup kita tidak dikuasai oleh godaan termasuk seksualitas
 Bersihkan pemikiran dari bayangan tentang seksual.
Pikiran negatif apapun bentuknya bila dibiarkan dapat menjadi perusak yang luar biasa, karena itu pikirkan hal-hal positif dan membangun supaya semakin hari kita diperbaharui dan semakin bersih dari godaan seksualitas.

Semoga tulisan ini bermanfaat... Terimakasih untuk suami tercinta yang sudah mau membagikan makalahnya untuk melengkapi tulisan ini. (RD)http://rosiana-nuka.blogspot.com

Tidak ada komentar: